Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WARNING!! PWP !PORN WITHOUT PLOT!
. . .
“ Apakah segala hal baik adalah keberuntungan? ”
Kevin mengernyitkan dahinya, bingung.
Ia sedikit aneh dengan pertanyaan di atas kertasnya, yang di berikan oleh dosen pembimbingnya.
Ia tidak pernah percaya pada keberuntungan, menurutnya semua itu adalah takdir.
"Apakah ini harus ku jawab?" Tanya Kevin, kepada Marcus, dosen pembimbingnya.
"Tentu, agar kau lulus dan cepat wisuda" jawab Marcus, tersenyum.
Kevin mengigit bibir bawahnya, masih dengan tatapan bingung, namun ia menganggukkan kepalanya.
Kevin berdiri dari duduknya, meletakkan kedua telapak tangannya diatas meja Marcus, mencondongkan tubuhnya menjadi begitu dekat dengan Marcus.
"Bagaimana dengan ini, apakah suatu keberuntungan atau takdir, aku bisa melakukan sex dengan dosen yang menjadi incaran wanita di luar sana hm? Dosen yang begitu sexy sekaligus tampan?" Tanya Kevin, ia mengangkat satu tangannya, mengelus lembut dagu Marcus.
"Apa hubungannya dengan pertanyaanku? Kamu ingin menyerahkan tubuhmu agar kau bisa cepat lulus?" Tanya Marcus, masih begitu tenang walaupun tangan Kevin sudah begitu berani untuk mengelus lembut leher Marcus.
"Aku hanya ingin melakukan sex dengan dosen yang selalu menatapku dengan pandangan nafsunya, hm?" Kata Kevin, begitu lirih dekat telinga Marcus.
"Liar! Kamu juga mahasiswa yang selalu memperhatikanku dengan pandangan birahimu" balas Marcus dengan suara seperti menggeram pelan.
Kevin tersenyum tipis, ia menaikkan tubuhnya ke atas meja, tidak peduli dengan kertas-kertas yang mulai berjatuhan, Kevin langsung mencium Marcus tanpa aba-aba. Marcus sendiri mengikuti ciuman Kevin yang sedikit berantakan, menarik wajah Kevin untuk menjauh dengan menjambak rambutnya.
"Berantakan sekali cara berciuman mu" kata Marcus sebelum kembali menyatukan bibirnya lagi, kali ini Marcus begitu mendominasi Kevin yang sudah duduk di atas meja dan Marcus yang berdiri, menekan kuat tengkuk Kevin, melumat habis bibit Kevin.
'sial' Kevin merasa begitu pusing dengan ciuman yang baru saja di terimanya dari dosen pembimbingnya. Begitu membuatnya merasakan sensasi yang tak pernah dirasanya. Ciuman yang di dambakan setiap orang sekaligus ciuman yang menuntut.
Kevin benar-benar menyukainya, menyukai ketika bibirnya di lumat, di gigit, di tarik oleh bibir Marcus. Seumur hidupnya, Kevin tidak pernah merasakan ciuman sehebat ini, ciuman yang panas namun menenangkan sekaligus mengasyikkan.
"Perfect" bisik Marcus dengan suara rendahnya, ketika tangan Marcus turun ke leher Kevin diikuti dengan pinggang Kevin sampai ke pantat Kevin.
"Shhh" Kevin mendesah pelan, ketika lidah Marcus mulai bermain di leher putihnya. Menjilatinya, mengecupnya beberapa kali sebelum mengigit kecil, meninggalkan bekas gigitan yang terlihat indah di mata Marcus.