Out of Control

10.5K 731 180
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“ I choose to be your friend, but falling in love with you was out of my control. ”


Sejak awal pertemuan dengan partner lapangannya Kevin tidak terlalu berharap akan cepat menyatu.
Ia dapat melihat bagaimana orang yang akan menjadi partnernya itu begitu cuek.

Awal perkenalan saja memang benar-benar hanya saling mengucapkan nama satu sama lain, tidak ada basa-basi sama sekali.

"Kevin, ini yang akan menjadi partner mu, silahkan saling kenalan" kata Coach, membawa Kevin berhadapan dengan laki-laki yang akan menjadi partner mainnya.

"Marcus Fernaldi Gideon" kata laki-laki tadi, tanpa mengulurkan tangannya. Kevin mengangguk kecil.

"Gue Kevin, Kevin Sanjaya Sukamuljo" balas Kevin, tersenyum canggung.

Selanjutnya mereka berdua hanya berdiam diri, sampai coach mengumpulkan semua pemain dan memulai latihan.

Perkenalan yang singkat bukan?

Setiap hari nya mereka latihan, tidak ada perbincangan khusus, keduanya benar-benar fokus untuk latihan. Kevin hanya bisa berusaha untuk terus mempercayai partnernya itu.

Bahkan, Kevin sendiri sampai tahu jika tuaan Marcus dari Kevin berasal dari coach, ia mengatakan bahwa Marcus lebih tua darinya.
Kevin tentu paham bagaimana memanggil dengan hormat, ia memanggil Marcus dengan Koko.

Tapi, Kevin sedikit menepis bahwa ia adalah orang yang tidak terlalu peduli, ketika Kevin terjatuh saat latihan, menyebabkan salah satu pergelangan kakinya sedikit terkilir.
Kevin tahu Marcus menghampirinya, memapahnya ke pinggir lapangan, dan membenarkan pergelangan kakinya yang terkilir.

BRUGHHH

"Sakit" lirih Kevin pelan ketika dirinya jatuh dan mencoba untuk bangkit.

Marcus berjalan menghampiri Kevin, menundukkan dirinya, meraih lengan Kevin.

"Hey, lo baik-baik aja?" Tanya Marcus, Kevin tidak bisa menyembunyikan ringisiannya ketika Marcus membantunya berdiri.

"Ayo" ajak Marcus, membantu Kevin berjalan menuju pinggir lapangan, mendudukkan Kevin di sana, lalu Marcus sendiri berjongkok di depan kaki Kevin.

"Yang mana yang sakit?" Tanya Marcus, menaruh telapak tangannya di atas kaki Kevin.

"Yang itu Ko" kata Kevin, menunjuk pergelangan kaki sebelah kanannya.

Marcus mengangguk, melepas sepatu dan kaus kaki Kevin. Mulai membenarkan letak tulang Kevin yang mungkin sedikit berubah, atau apa entahlah.

"Udah enakkan?" Tanya Marcus, menatap Kevin yang sedari tadi melihat tangan Marcus membantu pergelangan kaki Kevin yang terkilir.

Kevin mengangguk, tersenyum.

"Makasih Koko" kata Kevin.

Kevin tidak pernah menyadari akan seperti apa kelanjutannya setelah ia mengucapkan terima kasih.

Us ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang