Marcus mengangguk mendengar penjelasan dokter di depannya.Usia kandungan Kevin sudah menginjak 12 minggu, dokter bilang usia ini adalah masa-masa Kevin akan menginginkan sesuatu juga sedikit sensitif.
Marcus langsung teringat cerita Fajar, sahabatnya. Ketika Rian hamil, Fajar sedikit kesulitan mengabulkan permintaan-permintaan Rian, walaupun ia tetap berusaha sampai mendapatkannya, Marcus jelas melihat bagaimana kelimpungannya Fajar mencari keinginan Rian yang sedikit aneh apalagi ketika Rian kesal karena Fajar tidak membawa keinginannya, ia akan menjambak keras rambut Fajar lalu menendangnya keluar rumah, kalau sudah begitu Fajar hanya bisa sabar dan ia akan memelas kepada Marcus untuk minta numpang tidur hanya semalam.
Sebenarnya Marcus tidak begitu masalah jika Kevin akan banyak meminta atau menjadi orang yang sedikit mudah berubah-ubah moodnya, mungkin memang akan sedikit menyusahkan untuk orang lain, tapi sekali lagi Marcus akan berkata tidak masalah, ia pasti akan menjaga Kevin dan anaknya dengan sangat baik. Dari awal mengenalnya sampai sudah menikah saja Marcus tahan dengan segala macam sifat Kevin, apalagi saat ini, Marcus yakin bisa melakukannya, ia begitu mencintai Kevin.
"Daddy, apakah baby di dalam sini sehat?" Tanya Kevin, sambil mengelus pelan perutnya yang sedikit membuncit.
Saat ini Marcus dan Kevin sedang dalam perjalanan pulang ke rumah setelag mengecek kondisi kandungan Kevin.
Kevin sendiri mendengar penjelasan dokter, dokter mengatakan kandungan tumbuh begitu sehat. Tapi, ia tetap menanyakannya berulangkali kepada Marcus yang menyetir mobil, walau beberapakali ia akan mengalihkan pandangannya ke Kevin.
Sejak Kevin tahu ia hamil juga, ia mulai membiasakan dirinya memanggil Marcus dengan sebutan Daddy, sudah cukup jarang memanggil Marcus dengan panggilan Koko."Tentu sayang, baby tumbuh dengan sehat di dalam perut mu" jawab Marcus, tersenyum menatap Kevin sebentar dan ikut mengelus lembut perut Kevin sebelum kembali mengemudikan mobilnya ketika melihat lampu sudah hijau.
"Daddy, Kevin mau makan di sana" tunjuk Kevin ketika netranya menangkap sebuah restoran dipinggir jalan, Marcus mengikuti arah kemana jari Kevin menunjuk. Marcus memelankan laju kemudi mobilnya.
"Okay" balas Marcus, ia melajukan mobilnya menuju restoran tempat yang Kevin inginkan, memarkirkan mobilnya dengan rapi. Marcus langsung melepas seatbelt nya dan keluar dari mobil, sedikit berlari menuju pintu tempat Kevin duduk. Marcus membuka pintunya, ia sedikit menundukkan tubuhnya, meraih tangan Kevin yang mencoba melepas seatbelt nya, dan melepasnya, menuntun Kevin untuk keluar dari mobil.
"Daddy, Kevin kan masih bisa" kata Kevin, melihat Marcus begitu menjaganya begitu hati-hati.
"Tugasku kan menjagamu sayang" balas Marcus, tersenyum, tak lupa untuk mengecup ujung hidung Kevin.
Kevin hanya mencebikkan bibirnya, namun ia tetap tidak bisa menutupi rona merah di wajahnya. Marcus tertawa kecil Kevin yang sedang hamil ditambah blushing itu perpaduan dari semua kesempurnaan yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us ✔
Fanficini cuma book buat memuaskan nafsu ku pada kapal lokal satu ini "Marcus x Kevin" boy x boy ↪ Drabble ↪ Oneshoot