prolog

786 17 2
                                    


Malam itu di kampung Barata. Dua orang pemuda tengah asik berbincang tentang seorang dukun santet yang mati mengenaskan di amuk massa. Wajahnya dirusak dengan gunting rumput, kepala nya di jepit diantara pintu pagar besi hingga mengucurkan darah. Tak hanya itu sang dukun santet di ikat pada sebuah batang pohon, di pukul perutnya oleh balok kayu besar dan besi yang di panaskan di tempel pada punggung sang dukun. Wajah para warga lebih bengis dibanding sang dukun santet.

"Ampuni sayaa," ucap Dukun santet dengan wajah memelas dan tatapan sayu, darah segar menetes terus menerus.
"Udah terusin silet aja mukanya sampe keluar darah hitam, agar bukti semakin jelas jika ia adalah dukun yang menyantet keluarga pa Ridwan," celetuk Bang Komar pemuda tanggung dari desa Barata.
"Udah bantaii ..."
"Jangan nunggu lagi, matiin aja," sambut warga lainnya dengan semangat membunuh dan siap menanggung dosa.
Warga tak ada yang berani mendekat hanya melihat dari kejauhan dan sebagian warga lainnya memegang obor siap membakar dukun santet hidup-hidup.

"Bukan saya yang melakukannya, bukan saya," Berulang kali Dukun itu menjelaskan namun tetap saja semua warga menghiraukan ucapannya. Warga takut, tak ada yang berani membelanya, pasalnya Bang Komar telah memberi peringatan, 'Jika diantara kalian ada yang membelanya, kalian sama dengannya.'

"Saya tidak melakukannya, bukan saya bukan saya," teriaknya terus menerus, tubuhnya meronta melawan perih dan sakitnya saat golok itu menghantam jari-jemari yang hampir putus.

"Kamu harus mengakuinya, cepat! Bodoh! Dungu! Tua bangka tak tau diri," hardik Bang komar dengan tatapan tajam dan terus menerus memukuli wajah Dukun santet tersebut.
"Bukan saya Bang bukan saya," ucapnya semakin haru.
Bang komar semakin bengis, menarik rambut dukun tersebut dengan paksa dan membenturkan kepalanya ke pohon besar hingga terluka cukup parah. Di ambillah katana panjang dan di hujamkan ke kepala dan membelah hingga terbagi menjadi dua dan mengucurkan darah merah segar mengakhiri siksa hidupnya.

di kala malam datangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang