Devano Arthaya Kiehl

3.1K 49 22
                                    

Devano Arthaya Kiehl. Cowok tinggi, berkulit putih, dan berwajah kecil itu kini tengah sibuk memasukkan pakaian dan barang lainnya kedalam koper berukuran cukup besar di bantu oleh Mami nya. Entah mengapa suasana begitu hening, raut muka Mami yang terlihat sedih membuat Devano tak berani menatap nya.

"Devano, kalo nanti kamu udah sampai di Indonesia langsung telefon Mami ya." Ujar Linda, Mami Devano. Seraya menatap wajah Anaknya.

"Iya Mi."Balas Devano singkat.

"Mami sedih Devano mau ninggalin California. Pasti rumah jadi sepi."

"Tenang Mi. Devano kan cuma pertukaran pelajar selama 2 bulan, nanti juga balik lagi kok." Devano berusaha menenangkan Mami nya agar tak menangis.

"Tapi nanti Mami kesepian ngga ada kamu."

"Kan ada Papi yang nemenin Mami."

"Ah, Papi kamu mah sibuk terus sama kerjaannya. Mami di anggurin."

Mendengar ucapan Linda barusan membuat Devano sedikit tertawa. "Ya di Melonin dong Mi, biar ngga di anggurin." Candaan Devano sukses mendapatkan satu cubitan dilengannya.

"Kamu mah godain Mami terus, tadi nya mau sedih ngga jadi deh."Mami nya pun ikut tertawa.

Melihat gelak tawa Mami nya membuat Devano antara senang dan sedih. Satu sisi dia senang karena melihat Mami nya terlihat bahagia, dan Satu sisi dia sedih karena selama 2 bulan kedepan dirinya tidak akan melihat gelak tawa Mami nya seperti sekarang,dia pasti akan merindukan Mami nya ini.

"Besok pesawat take off jam berapa?"

"Menurut jadwal, jam satu siang."

"Kamu kalo di Indonesia hati-hati ya. Inget, nanti kamu tinggal di rumah sahabat Mami di Jakarta. Kamu harus bersikap baik dan sopan disana. Jangan bikin malu Mami, oke." Devano tersenyum seraya mengangguk sebagai balasan ucapan Mami nya.

"Mami percaya Devano anak Mami yang ganteng ini, ngga bakal bikin malu Mami."

"..."

"Ya udah, sekarang kamu tidur. Biar besok kamu fit buat perjalanan. Dari California ke Indonesia Jauh loh, kamu ngga boleh sampai cape. Nanti Mami taruh vitamin di tas kamu ya."

"Mi?"

"Apa?"

"I Love You"

Setelah mendengar ucapan anaknya Senyum mengembang di wajah Linda. "I Love you too."

"Ya udah sana tidur. Biar koper kamu Mami yang beresin." Devano mengangguk, ia menuruti perintah Mami nya untuk segera tidur. Devano pun melangkah menuju kamarnya yang terletak dilantai dua.

🍁🍁🍁

Jam menunjukan pukul 12.45 waktu California, Amerika Serikat. Devano kini berada di Bandara bersama dengan Orang tua nya yang akan mengantar kepergiannya ke Indonesia.

Seharusnya Devano berangkat menuju Indonesia seminggu yang lalu bersama dengan Guru pembimbing dan 3 murid yang lainnya, tetapi karena suatu hal akhirnya Devano terpaksa untuk menunda keberangkatannya dan memutuskan untuk berangkat sendirian pada hari ini.

"Devano, di Indonesia kamu harus jaga kesehatan jangan sampai sakit. Inget kata-kata Mami yang semalam ya." Linda mengusap-usap rambut Devano, kemudian mencium pipi anaknya sekilas. Terlihat jelas dari raut wajah Linda yang nampak sedih. didalam hatinya, berat sekali membiarkan anak tunggalnya itu pergi ke Indonesia.

"Devano, kamu itu anak laki-laki jadi harus kuat, harus tahan banting, jangan mudah sakit. Papi bangga sama kamu dari banyaknya siswa, kamu terpilih ikut pertukaran pelajar. Bagaimana pun Indonesia itu adalah negara tempat kelahiran mu, jadi Papi rasa kamu akan mudah beradaptasi dengan lingkungan di Jakarta. Ditambah kamu pinter bahasa Indonesia." Ujar Ferdi, Papi Devano.

"Yes Dad."

Ferdi menatap Jam tangan Rolex miliknya sekilas."Ya udah sekarang kamu berangkat, sepuluh menit lagi pesawatnya mau take off. Nanti ketinggalan pesawat kan gawat."

"Ya udah Devano berangkat Ya. Papi dan Mami Doain Devano sampai ditujuan dengan selamat."

"Kamu hati-hati ya. Kalau sudah sampai di Jakarta jangan lupa telefon." Ferdi menepuk sekilas bahu anaknya.

Devano menyempatkan diri untuk mencium tangan Mami dan Papi nya, lalu kemudian melangkah menuju pintu masuk terminal bandara.

Devano menghela nafas nya sebelum memasuki pintu masuk terminal Bandara.

"Good bye California." Ia pun melanjutkan langkahnya.

🍁🍁🍁

Introduce to you.
"Devano Arthaya Kiehl"

 "Devano Arthaya Kiehl"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DevanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang