Keyla berjalan dengan langkah gedebag-gedebug, sedangkan Devano yang juga berjalan di samping Keyla, hanya mengeleng-geleng maklum dengan tingkah gadis ber netra kecoklatan itu. Mereka tengah dalam perjalanan menuju gerbang utama sekolah untuk kemudian pulang ke rumah.
"Kenapa ngga sekarang aja sih kasih tahu nya?" tanya Keyla.
Devano mendengus kesal, entah sudah berapa kali Keyla menanyakan pertanyaan sama. Hingga membuat telinganya pengang sendiri.
"Kan gue udah bilang, kalo lo pengin ngerti syarat nya kita harus sampai di rumah dulu""Kenapa harus di rumah sih? Kenapa ngga disini aja ? Kan sama aja"
"Kalo lo ngga sabaran, gue batalin perjanjian kita. Gampang kok, gue tinggal bilang sama Pak Agus kalo lo itu pura-pura pingsan" Ujar Devano, Keyla yang mendengarnya pun tak bisa berkata-kata lagi.
Keyla tersenyum meringis seraya memegangi lengan Devano, berusaha membujuk kembali Devano yang tengah merajuk.
"I i ya jangan di batalin yah"Devano tak merespon, dirinya malah melengos berjalan mendahului Keyla. Membuat Keyla menghentak-hentakan kaki seraya mengacak rambutnya frustasi, mau tak mau ia harus mengejar laki-laki bertubuh tinggi itu.
"Devano, tungguin gue!" Seru Keyla dari kejauhan, Devano terus berjalan hingga masuk kedalam mobil yang sudah terparkir di luar gerbang sekolah.
"Selamat siang Pak Ridwan" sapa Devano ramah, di balas senyuman oleh Pak Ridwan.
"Selamat siang juga Den Devano, Non Keyla kemana Den?" tanya Pak Ridwan.
Devano mengarahkan telunjuk nya ke arah Keyla yang tengah berlari mengejarnya menuju mobil, "Tuh Keyla"
Dengan nafas tersengal-sengal akhirnya Keyla sampai di dalam mobil. Ia mendudukan bokongnya pada kursi belakang tepat di samping Devano, seraya mengibas-ngibaskan tangan sekedar mengurangi rasa panas yang menerpa.
"Pak Ridwan tolong nyalain ac mobilnya dong" titah Keyla, sudah tak kuat lagi dengan rasa gerah di tubuhnya.
"Baik Non" Pak Ridwan langsung menyetel full Ac pada mobil yang dikendarainya.
"Jahat banget lo, ninggalin gue. Mentang-mentang punya kaki panjang gue di tinggal begitu aja"
Devano tertawa kecil mendengar ucapan Keyla barusan. "Siapa suruh lo punya kaki pendek"
Keyla mempout bibirnya, merasa dirinya terhina karena mempunyai tubuh pendek. "Biarin kata orang-orang, cewe pendek itu imut dan mengemaskan"
"Iyain biar cepet" ujar Devano seraya memasang handset pada telinga nya lalu memutar lagu Coldplay, dari ponsel nya.
"Jadi, sekarang kita bisa pulang non?" Tanya Pak Ridwan, dibalas anggukan oleh Keyla. Tak lama kemudian Pak Ridwan mulai mengendarai mobil menuju ke rumah Keyla.
Selama perjalanan menuju rumah, suasana begitu hening, hanya ada suara deru mesin mobil dan suara musik yang samar-samar terdengar berasal dari headset Devano. Keyla menduga Devano menyetelnya dengan volume full.
Keyla begitu penasaran dengan musik apa yang Devano dengarkan hingga si empunya nyaman dan terlihat menutup matanya, menikmati musik nya sendiri.
"Dengerin apa sih lo?"
Devano yang tengah memejamkan matanya dikejutkan dengan tindakan Keyla yang seenaknya mengambil satu bagian headset dari telinga Devano, lalu memasangnya di telinga nya sendiri.
"lagu apaan sih, bahasa inggris ngga jelas banget" cibir Keyla setelah mendengarkan lagu yang tengah Devano dengarkan lewat headset
"Ini tuh lagu nya Coldplay, judulnya yellow" jelas Devano. Namun Keyla tak mengindahkanya, ia malah mengeluarkan ponsel dari dalam tas lalu menunjukan salah satu lagu kesukaanya dari boyband korea, yang ia masukan dalam playlist favorit di aplikasi spotify.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano
Fiksi RemajaMikeyla Stevanya Hussain. orang-orang biasa memanggilnya dengan sebutan Keyla, Seorang Cewek penggila hal-hal yang berhubungan dengan Negara Korea, terlebih K-pop nya. Hidup Keyla seketika berubah, ketika seorang Devano Arthaya Kiehl masuk kedalam...