KEBENARAN
Aku terus melontarkan pertanyaan yang semua tujuannya untuk melapiaskan kekesalanku , aku terus menghujaninya dengan pertanyaan yang akan membuatnya sadar saat itu juga , aku tau ia benar-benar ingin membenarkan dirinya dihadapan tuhan , ia menyesali semua perbuatanya
“apa kau ingat dengan gadis yang kau jadikan kekasih waktu itu , dan yang akan kau renggut harga dirinya saat ia baru akan masuk sekolah menengah atas??
“apa kau ingat dengan gadis yang kau hina dan yang kau samakan dengan hewan kala itu?”
“dan apakah kau ingat , kau telah memfitnah dan menyebarkan aib gadis itu saat ia masih ingin mengejar cita-citanya waktu itu?”
“apa kau ingat ha?” nadaku agak meninggi kali ini , aku benar-benar terbawa emosi ,
Nino tercengang dengan semua tingkah dan perkataanku ,
“kau tau namaku bukan?” lanjutku
“apa kau ingat?” sambil kutunjukkan name tag dibajuku , dan ia membacanya lekat-lekat
“NUR..MA” ejanya sambil Nampak diwajahnya sedang mengingat sesuatu.
“Nurma? .. tidak mungkin” ia terbata-bata , aku berdiri meninggalkan tempat dudukku dan beralih menuju kursi yang telah diduduki olenya
‘’ya! Ini aku Nurma , orang yang ada dimasa lalumu , orang yang selalu menangis disetiap malamnya , meratapi seorang pria yang menyedihkan..’’
“tutup mulutmu!”
“mengapa? Kau tidak perlu tersulut emosi semacam itu , aku bahkan sudah memaafkanmu , yang terpenting sekarang ratapilah dan renungkanlah semua dosa yang telah kau perbuat kepada orang lain diluar sana” aku berjalan santai menuju ditempat ia berdiri , aku hanya berbicara sesantai mungkin setelah beberapa kali aku menyentak lemah.
“brengsek!” dan ia berlangsung pergi , membuka pintu dengan kasar lalu melepaskan dengan keras.
“aku tidak stress ayo pergi dari sini!!”
Begitulah yang telingaku tangkap saat nino telah keluar dari ruanganku , ia menarik ibunya untuk segera ikut hengkang dari klinik ini. Aku puas jika ia terpancing olehku , namun aku begitu merasakan perih yang luar biasa dalam hatiku ketika melihatnya semakin membenciku , kupikir aku kali ini benar-benar harus bersikap egois untuk sementara , menjadi orang yang tak ingin tertindas begitu saja.
Setelah beberapa saat nino dan nyonya Qirna meninggalkan klinik , rara masuk kedalam ruanganku dengan mimik muka yang benar-benar khawatir akan diriku
“apa yang telah terjadi?”
“bukan apa-apa ,namun sepertinya aku harus pulang lebih awal kali ini”
Hanya kata itulah yang kusampaikan pada rara , aku berlalu mengambil tasku diatas kursi kerjaku dan berlangsung pergi , membuka pintu dengan cepat , menuju ketempat parkir dengan mata yang menahan derasnya air mata yang ingin keluar dari sangkarnya , rasanya begitu kabur untuk memfokuskan pandangan ini. Aku membuka pintu mobil dengan kasar , rasanya aku ingin segera berada dirumah dan menghubungi Wilona saat itu juga , aku tidak tahan , aku benar-benar kembali kacau hari ini , aku terlalu berani untuk mengungkapkan semuanya padahal aku mencintainya , mulut ini benar-benar brengsek! Sialan.
Sepanjang jalan aku hanya menangis , aku berteriak sekencang-kencangnya didalam mobil , ini benar-benar gila! Aku benar-benar kacau , namun tangisanku berhenti ketika aku melihat nyonya Qirna berdiri sebelah mobil dengan seperti melihat sekeliling , nampaknya ia sedang mencari bantuan. Segera kuusap air mataku dan menenangkan perasaanku , kutepikan mobilku dan segera aku keluar , dengan mata yang sembab sebab menangis , aku berjalan menuju tempat nyonya Qirna berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASIH [Revisi] SEGERA TERBIT
Художественная прозаSUDAH DIREVISI -- MASIH DALAM PROSES DIBUKUKAN