JUTAAN PERTANYAAN
Malam ini aku pulang dengan keadaan yang benar-benar kacau , badanku sakit dan kepalaku pusing dengan hebat , atau mungkin ini efek dari bercabang-cabangnya fikiranku akhir-akhir ini , ditambah lagi dengan pertengkaran nyataku dengan Nino tadi , aku percaya dia baik namun beberapa patah katanya lah yang membuatku ingin melawan , sungguh!semuanya telah berubah dengan drastis , dimana yang dulu aku tak pernah berani dengannya , tapi sakarang akulah yang mulai berani melawannya, namun ia tetap diam , walaupun aku mengumpat disebelahnya.
…
Semalam adalah malam yang benar-benar membuatku gembira namun penuh dengan amarah , aku kembali menemui rasa dilema yang luar biasa , ibu menemaniku untuk tidur , namun yang membuatku semakin ingin menangis dengan kekacauan ini adalah ibu menanyakan dengan siapa aku pulang , aku hanya diam dan berpura-pura untuk tidur , dan ya! Benar saja , aku tertidur betulan dipelukan ibu,
Dan hari ini ,aku harus memaksakan diriku untuk keklinik , setelah sarapan ibu memberiku obat sakit kepala , namun ibu kali ini berbeda , ibu seperti orang yang acuh , ibu tidak seperhatian dulu kepadaku, yang sekarang muncul dikepalaku adalah mengapa semua orang berbeda denganku?
“bu , kau marah padaku?”
“ibu hanya sedikit marah padamu ,”
Aku terkesiap saat ibu mengatakan hal itu
“kau tak menjawab pertanyaan ibu” lanjutnya
“aku ingin membicarakan ini padamu sejak dulu bu”
“soal apa?”
“soal dia , Nino”
“kenapa lagi dia?”
“dia datang kemari , berobat ke klinik ku , namun dia tidak sakit”
Ibu menunjukan raut muka yang begitu terkejut , “dan yang kemarin mengantarku pulang , itu adalah dia , dan jaket ini adalah miliknya”
Sambil kutunjukkan jaket yang ia pinjamkan padaku saat aku kedinginan didalam mobil miliknya.
“tidak sakit , lalu?”
“bukan bukan , itu bukan seperti yang kau fikirkan bu , yang membawanya kemari adalah ibunya , ibunya khawatir jika ia terkena depresi , namun setelah kupriksa dia tidak ada ciri-ciri semacam itu , hanya saja dia mengalami hal yang agak rumit untuk dijelaskan , yang pada intinya begini..” aku membenarkan dan mengangkat kaki kiriku untuk berada dikasur ,”dia hanya sering merenungi semua kesalahan yang telah ia perbuat selama ini , dan semua itu ia lakukan didalam kamar , yang ibunya menarik kesimpulan bahwa , nino sering mengurung diri dikamar karena dia depresi.”
“namun sebenarnya jika ia terus seperti , depresi memang mungkin akan menjadi penyakit yang dideritanya” lanjutku ,dan ibu hanya menatapku serius dengan teliti mendengar ceritaku ,
“oh tidak! Ini pukul 7 bu, aku terlambat!”
“aduh aduh, bagaimana ini? Sudah sudah , segeralah berangkat!” ibuku gelagapan
Aku buru-buru berangkat menuju klinik hari ini , serta tak lupa masih kubawa jaket yang nino pinjamkan untukku ,
…
Aku sampai diklinik dengan terburu-buru , terlihat beberapa pasien yang telah menungguku didepan , dengan menyapa rara kilat , aku menuju keruangan , dan setelah beberapa menit seperti biasanya, satu persatu dari pasien masuk dan kuperiksa ,kali ini pasien yang kutangani agak menakutkan , dia mempunyai riwayat yang lumayan fatal , yang sesuai kuterima adalah dia sering sekali membunuh serangga-serangga , dan hewan-hewan , supaya ia merasa lebih gembira.
“silahkan masuk” kataku , dia dibawa oleh dua orang, satu laki-laki dan satu perempuan, nampaknya itu adalah kedua orang tuanya , namun kali ini aku menepis kedua orang tersebut agar tidak meninggalkanku sendirian diruangan ini bersama dengan orang tersebut.
Aku hanya ingin membentengi diri jikalau saja ia melakukan sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya, ia adalah salah satu alumni murid padepokan silat dijawa barat , namanya Asep , ia selalu saja membuat ulah dengan membunuh hewan-hewan yang ia lihat , dan berdasarkan kisah dari kedua orangtuanya , setiap kali ia selesai membunuh ,ia selalu tertawa dan ia merasa gembira , terlebih lagi ia selalu mengurung diri di kamar setiap ia tidak melihat ada hewan disekitarnya. Entah apa yang membuatnya seperti ini , yang jelas dia benar-benar tidak waras
“mengapa anda selalu ingin membunuh mereka?”
“itu membuat saya gembira.” Ia menatapku lekat-lekat dari balik bulu matanya
“anda menyukai darah?”
“tidak”
“lalu apa yang membuat anda ingin sekali membunuhnya?”
“saya puas jika melihat mereka tersiksa!”
Namun di luar Nino datang untuk menemuiku , tetapi tidak diperbolehkan oleh rara , karena aku sedang menerima pasien saat ini , ia datang bermaksud untuk membicarakan sesuatu padaku, ia hanya mengirim pesan suara melalui telepon depan milik rara
“tersiksa? Jadi kau tidak langsung membunuh tepat dititik nadinya?” lanjutku
“aku senang jika melihatnya tersiksa”
“dan rencananya , aku akan memenggal kepala ibuku , besok”
Aku terjekut , begitu juga dengan kedua orangtua nya ,ibunya benar-benar takut dan akan menangis.
“kau serius?”
Ia hanya diam
“apa kau tidak takut kalau kau dilaporkan kepada pihak berwajib?” lanjutku dan menatapnya lekat-lekat
“halah , meraka itu lemah!” teriaknya
“aku yang berkuasa disini” lanjutnya dengan masih berteriak
“hmmm , atau kau mau aku bunuh?” dia menatapku tajam dan mulai berdiri , ia merogoh saku belakang untuk mengambil sesuatu , ia mengambil pisau!
“aku ingin bermain-main denganmu!” ia berteriak lagi ,
Aku segera berteriak minta tolong , aku tidak bisa lari karna dia telah mengunciku dengan mendesakku melalui meja kerja, orang tuanya hanya berteriak minta tolong , dan memegangi pria itu agar ia tidak bisa menyakitiku , namun semua usahanya gagal , tangan tuan tirta telah terluka karena sayatan pisau dari anaknya ,ia benar-benar mengamuk , nyonya rina hanya menangis dan berteriak histeris , pintuku membuka dengan keras , nino dan rara segera masuk untuk menolongku , aku hanya diam mematung berusaha untuk tidak ketakutan
“Nino awas! Ia membawa pisau!” teriakku
Namun semua kekhawatiranku salah , nino berhasil mengambil pisau itu dari belakang , dan membeguk pria itu dari belakang , hingga ia tersungkur , nyonya rina hanya menangis ,
Kami membawa tuan tirta segera kerumah sakit terdekat karena ia kehabisan banyak darah , urat nadinya tersayat parah , dan aku sampai sekarang masih tegang atas kejadian yang terjadi tadi pagi. Rara memelukku , ia menangis menanyakan apakah aku baik-baik saja , dan Nino hanya memandangiku penuh makna , “apa kau baik-baik saja?” Tanya nino saat rara menelfon anton untuk memberi tahu , “tidak, bagaimana denganmu?”tanyaku dengan cemas
“aku baik-baik saja , lain kali jangan pernah menerima pasien semacam itu , baca deskripsinya dengan seksama”
“kupikir ia bukanlah psikopat yang aku bayangkan , namun ternyata aku salah”
“psikiater juga manusia , peramal juga manusia , manusia punya titik kesalahan , meraka adalah yang ditengah , bisa benar bisa juga salah , jadi tolong , jangan lakukan lagi”
“beritahu stafmu juga, jangan pernah menerima orang-orang yang semacam itu”
Lanjutnya , setelah kami mengantarkan tuan tirta , aku pulang diantar oleh nino , aku benar-benar tidak sehat hari ini , asep dibawa oleh anton dan rara ke kantor polisi , dan kemungkinan jika aku telah pulih , aku akan pergi kesana untuk dimintai keterangan.
Next🔊 Vote 1000+++ 🙏🙏
![](https://img.wattpad.com/cover/163970470-288-k701697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MASIH [Revisi] SEGERA TERBIT
General FictionSUDAH DIREVISI -- MASIH DALAM PROSES DIBUKUKAN