TATAPANMU (MEET YOU)
“Selamat pagi Rara” aku menyapa rara pagi ini yang sedang berada dimeja depan
“pagi nona ,apa kau mau kubuatkan coklat panas kesukaanmu?”
“oh tentu , tapi kali ini jangan tambahkan coklat putih didalamnya ya”
“baiklah , silahkan tunggu diruanganmu saja , akan kuantarkan kesana seperti biasanya”
Rara memang staf yang baik , sebenarnya tugas rara hanya mencatat dan menggantikan aku jika sedang ada suatu urusan , namun dia seperti saudaraku sendiri , terkadang ia selalu mendengarkan curahan hatiku tentang wilona , ngomong-ngomong masalah Wilona , sudah sekitar 1 minggu aku tidak mendengar kabarnya , pesanku juga tidak pernah ia balas. Tomipun seperti sudah ditelan bumi , mereka berdua tiba-tiba saja menghilang tanpa kabar , aku khawatir.
Tiba-tiba ponselku berdering
“selamat pagi nona. Maaf mengganggumu” suaranya benar-benar lembut ditelingaku
“selamat pagi? Dengan siapa saya bicara saat ini?”
“oh. Ini aku Qirna , masih ingat kan?”
“oh tentu nyonya , baru kemarin lusa kau datang ke klinikku , tak mungkin aku lupa akan hal itu , iya ada yang bisa saya bantu?” tanyaku antusias , aku benar-benar bisa bersikap layaknya tak ada apa-apa dengan ibu Nino , aku bersyukur jika memang aku benar-benar sudah bisa mengendalikan emosi yang tak pernah surut dari kesedihan ini.
“aku sedang berada diperjalanan menuju klinikmu nona”
“oh seperti itu? Jadi kau bersama putramu nyonya?”
“iya , apakah kau sudah berada diklinikmu?”
“oh tentu saja sudah , kau boleh segera kemari nyonya”
“baiklah , mungkin sekitar 30 menit lagi aku akan sampai disana”
Tiga puluh menit bukanlah waktu yang lama bagiku dibandingkan aku harus menunggu 8 tahun lamanya , sisi lain aku benar-benar takut dan marah untuk menemuinya , namun disisi lain kuingin sekali melihat wajah dan juga merasakan aroma tubuhnya. Tetapi aku tidak boleh senang terlebih dahulu , sebab kini ia bukanlah nino yang dulu , tujuannya kemari adalah untuk berkonsultasi mengenai dirinya , apa mungkin nino terkena gangguan mental? Entahlah itu akan kupastikan 30 menit kedepan.
Aku hanya merasa kurang akhir-akhir ini , apa mungkin karna efek wilona tidak mengabariku ? atau karna ibuku dan ayahku juga tidak memberi kabar kepadaku? Rasanya ingin sekali segera memboyong semua keluargaku kemari . sepertinya wilona sibuk dengan persiapan pertunangannya dengan Tomi , namun mengapa wilona tidak memberi tahu aku akan hal itu , “hufttt” aku menghela nafas pelan , kemudian sedikit merebahkan tubuhku diata kursi dimeja kerjaku
Terdengar seseorang mengetuk pintu ruanganku
“iya?, silahkan masuk” teriakku dari dalam
.
.
.
Astaga , itu nyonya qirna , ia terlihat berada diambang pintu dan menghadap kebelakang untuk mengajak seseorang , apa itu Nino? Nyonya Qirna memberikan senyuman untukku , lalu kubalas dengan senyum pula , namun nampaknya senyumanku sirna kedapatan Nino telah benar-benar masuk kedalam ruanganku, sungguh! Ini benar-benar seperti sebuah mimpi , wajah yang selama ini kuidam-idamkan akhirnya kulihat dengan mata nyataku , tampak diraut wajah Nino ia adalah seseorang yang terlihat tidak mempunyai penyakit psikis yang begitu signifikan ,
ya!disini aku harus bekerja dengan professional
“apa sudah boleh saya tinggal nona?” ucap nyonya Qirna . bermaksud untuk meniggalkan kami berdua untuk bisa mengobrol , agar aku bisa mengidentifikasi apa penyakit yang diderita si pasien.
“oh!boleh nyonya , silahkan tunggu diruang tunggu bersama staf saya “
“baiklah” jawabnya sambil membalas senyumku , nyonya Qirna berlangsung pergi , rasanya saat ia berada diambang pintu hati ini benar-benar dilanda oleh rasa yang begitu luar biasa. Namun ada sesuatu yang janggal disini .
Sedari tadi saat kami bertatap muka , nino sama sekali tidak menunjukkan wajah yang pernah melihatku sebelumnya , baguslah jika dia memang benar-benar tidak mengingatku ,wajar saja karena dia hanya pernah melihatku sebatas gambar semata. Sudah jelas jika 8 tahun kedepan pasti akan lupa , kecuali kalau memang dia benar-benar menganggapku sebagai orang yang special dalam hidupnya. Well, sejauh ini nampaknya tidak begitu , bisa dibilang aku adalah orang yang benar-benar ia buang.
“kau boleh duduk” ucapku dengan tak lupa membawa senyumku , seakan aku telah melupakan segalanya
“baiklah” sahutnya , nino benar-benar tak seperti orang yang sedang menderita gangguan jiwa , namun ia Nampak normal-senormal normalnya , “apa kau mau minum?”
“oh tidak perlu”
“baiklah ..”
“jadi, siapa nama anda? Boleh jika saya minta untuk anda memperkenalkan diri disini?” lanjutku
“namaku Nino , aku hanya ingin memenuhi keinginan ibuku untuk diminta datang kepadamu”
“jadi jangan kau kira jika aku ini stress atau sebagainya” lanjutnya
“ouh!!” aku tersentak saat mendengar itu , lantas apa yang membuatnya mau untuk menemuiku? “lalu apa tujuanmu kemari?
“sudah kubilang bukan? Aku hanya ingin menyenangkan hati ibuku” jawabnya sarkastik ,
benar-benar tidak berubah!
“seharusnya tidak begini caramu untuk menyenangkan hati seorang ibu , jika kau ingin menyenangkan nyonya Qirna , seharunya kau merubah sikapmu , agar kau tak dianggap depresi oleh ibumu sendiri!”
“aku hanya bersedih saja”
“mengapa? Apa yang membuatmu bersedih?”
“hanya hal kecil”
“namun ibumu sering tak sengaja melihatmu menangis dan Nampak begitu stress didalam kamarmu!”
“kubilang hanya hal kecil , ia saja yang terlalu berlebihan”
“boleh kutebak?” nampaknya pertanyaanku yang kali ini membuatnya agak tidak nyaman sekarang
“haha , mana bisa? “
“nino? Kau meragukan keahlianku?”
“tidak”
“baiklah, kalau begitu izinkan aku untuk menebaknya”
“silahkan nona”
Aku berhenti sejenak untuk mulai berfikir , aku menatap lekat-lekat matanya , iapun begitu.
Sungguh! Aku ingin berteriak dan menangis dihadapan semua orang , rasa ini benar-benar menyiksaku , bayangkan saja! Aku menatap mata orang yang telah mengataiku hewan dan sebagainya , tuhan! Aku tak sanggup lagi untuk mendapatkan siksaan yang lebih dari 8 tahun silam. Matanya benar-benar indah dan menakutkan untukku , aku sangat menyayanginya! Namun aku tak bisa bergerak dalam penjara ini.
“kau hanya sedang ingin berhubungan dengan tuhanmu”
Nino terdiam , rahangnya menegang, wajahnya berubah menjadi sendu dan cemas.
“apa?” lanjutku
“kau sedang menyesali perbuatanmu? , berapa banyak orang yang telah kau sakiti ?” aku bersikeras untuk terus melemparkannya pertanyaan , sebab aku tau apa yang kukatakan semua itu benar , ia benar-benar sedang merasakan hal itu.
“kau tidak perlu tau!”
“siapa saja orang yang telah kau sakiti selama kau hidup?”
-Next?
Please give me "★"😊
Dan jangan lupa selalu dukung aku , supaya aku terus semangat :')Edisi Ngarep :"
![](https://img.wattpad.com/cover/163970470-288-k701697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MASIH [Revisi] SEGERA TERBIT
Genel KurguSUDAH DIREVISI -- MASIH DALAM PROSES DIBUKUKAN