Part 4

2.7K 77 8
                                    

Kedua sahabat Rena kembali mencari keberadaan Rena.Mereka khawatir pada Rena yang beberapa hari ini tidak masuk sekolah.

"Put,gimana nih?gue hubungin beberapa kali ga dijawab" ucap Dina.

"Mmm....coba hubungin ayahnya.Siapa tahu dia ada di rumah om Bima"

"Ok" jawab Dina.

"Halo om"

'Iya.Ada apa Din?'

"Sekarang Rena ada dimana om?"

'Rena di RS *****'

Bip...bip..

"Hah?!"kaget Dina setelah mematikan ponselnya.

"Kenapa Din?"tanya Putri.

"Ayo ikut gue" Dina menarik tangan Putri dan pergi ke Rumah Sakit dimana Rena berada.Putri masih kebingungan dengan sikap Dina yang tiba-tiba menarik tangannya.

Sesampainya di Rumah sakit,Dina langsung bertanya pada salah satu perawat disana.

"Mbah..hosh huh hoh" ucap Dina masih ngos-ngosan karena berlarian cukup lama saat akan menuju ke Rumah sakit.

"Cepetan bego" celetuk Putri lalu menonyor dahi Dina.Mba mba perawatnya hanya diam saja.

"Ntar hosh huh hosh" titah Dina.

"Pasien atas nama Renata Archelia Wijaya di ruang berapa mba?" tanya Putri karena sudah tidak tahan dengan Dina.

"Di ruangan Melati No 4" jawab perawat tersebut.

"Oh...makasih mba"Ucap Putri lalu pergi dari hadapan perawat tersebut dan mencari ruangan Rena.

Disepanjang jalan,keduanya saling bertengkar walaupun yang menyebabkan pertengkaran itu hanyalah masalah sepele yang bisa disebut Bercanda.Tapi entahlah,hal itu yang membuat persahabatan mereka semakin erat.

" Ini ruangannya Din?"tanya Putri saat berada didepan pintu ruangan Rena.

"Yeuu...tadi kan lo yang tanya bego.Kenapa balik tanya sama gue" titah Dina.

"Ga usah ngegas dong mbak nya" ucap Putri.Detik selanjutnya,Putri membuka pintu kamar Rena.Matanya membelak saat Rena tergeletak di lantai dengan keadaan perut yang tertutupi oleh darah.Sehingga,lantai kamar tersebut berceceran darah.

"RENAA!!" teriak Putri.Ia segera mendekati Rena dan menepuk pipi Rena berulang kali.

"Din,cepet panggiling dokter" pinta Putri.
Tanpa mengiyakan perintah Putri,Dina segera keluar memanggil dokter.

"Ren bangun hiks hiks" ucap Putri sambil menangis.

Tak lama kemudian,Dokter dan Dina masuk kedalam kamar Rena.Dokter membopong tubuh ringkih Rena ke ranjang.Beberapa perawat pun datang untuk membantu dokter mengobati Rena.

"Rena akan kami operasi karena jahitan di perutnya membuka dan lukanya semakin dalam" ucap dokter tersebut.

"Jahitan?"tanya Dina kebingungan.

" Akan kami jelaskan setelah melakukan operasi ini.Lebih baik anda menunggu didepan dan berdoalah agar operasinya berjalan dengan lancar"titah dokter tersebut.

Keduanya sahabatnya larut dalam kesedihan dan rasa bersalah yang melekat dihati mereka.Mereka merasa tidak berguna dan tidak pantas menjadi sahabat Rena.Mereka tidak menyangka akan terjadi seperti ini pada sahabatnya.

Rena yang di sekolah terlihat ceria namun disisi lain ia sangat menyedihkan.Rena yang biasanya membantu mereka mengerjakan PR dan tugas-tugas sekarang tidaklah seperti itu lagi semenjak hilangnya Rena.

Operasi berjalan selama satu jam.Dokter membuka pintu ruang operasi pertanda operasi telah selesai.

"Gimana keadaan Rena dok?" tanya Dina.

"Rena akan kami pindah ke ruang rawat inap dan menunggu lukanya sembuh" jelas dokter tersebut.Dina dan Putri hanya mengangguk paham.

"Terima kasih dok" ucap Putri.Doker itu tersenyum lalu pergi.Sekarang,Rena sedang dipindah ke kamar rawat inapnya.Namun ia belum sadar diri akibat obat bius.

Disisi lain,Reyhan mengacak rambutnya frustasi.Dia bingung harus memilih diantara Rena atau Dilla.Iya,cewe yang dibawa Reyhan saat itu bernama Dilla.
Reyhan takut jika Rena mengetahui semua ini,Rena akan mengakhiri hubungannya.Karena Reyhan sangat mencintai Rena.Tetapi disisi lain juga Reyhan mencintai Dilla.

"Aarrgggghhh...." geramnya.

"Gue harus cari Rena sekarang" ucapnya.
Bodohnya,Reyhan tidak tahu akan mencari Rena kemana.Satu ide terlintas diotak Reyhan setelah lamanya berfikir.Reyhan harus menghubungi Dina.

Tut....tut...tut.....

Mengapa Dina lama sekali menjawabnya?

Bip...bip...

Tak ada jawaban dari Dina membuat Reyhan semakin geram.Benar kata kedua sahabatnya Rena.Reyhan sudah berpacaran dengan Rena selama tiga tahun.Mengapa dirinya jahat pada Rena sampai-sampai main api dibelakang Rena.

Satu ide terlintas di otaknya.Reyhan melacak GPS Dina.Disebuah rumah sakitlah mereka berada.Diambilnya jaket dan helm lalu langsung pergi menuju Rumah sakit tersebut.

Sesampainya dirumah sakit,dia mencari ruang rawat inap Rena.Langkahnya terhenti saat ia mendengar percakapan beberapa cewe yang suaranya ia kenali.

"Ren hiks kenapa lo sampe begini hiks?"

"Gue gapapa.Lebay banget sih kalian.Gue yang sakit,kalian yang nangis"

"Yang bener Ren!Lo jangan nyembunyiin sesuatu dari kami"

Reyhan semakin percaya bahwa suara itu adalah suara Rena.Ia membuka pintu perlahan,memperlihatkan kekasihnya berwajah pucat dan terbaring lemas di brankar rumah sakit membuat Reyhan diselimuti akan rasa bersalah pada kekasihnya.

Sorot mata Rena yang tidak kuat menahan air mata saat Reyhan masuk kedalam ruangan tersebut.Rena mati-matian menahan air mata yang akan jatuh.Perlahan,Reyhan mendekati tubuh ringkih Rena.Mengusap rambutnya yang membuat Rena meneteskan air mata teringat akan kejadian di cafe kemarin.
Sedangkan dua sahabatnya diam melihat adegan manis diantara Rena dan Reyhan.

"Kamu kenapa?kok bisa kaya gini?" tanya Reyhan lembut.Air mata Rena semakin deras.Lo jangan percaya sama perlakuan manis Reyhan Ren batinnya.Rena memalingkan wajahnya seolah tidak mau melihat wajah Reyhan lagi.

"Hey!coba tatap aku.Kenapa kamu bisa sampe begini?" titahnya.Rena tidak kuat akan semua perlakuan manis Reyhan.Ia terlalu bodoh untuk menerima perlakuan Reyhan.Hatinya masih mencintai Reyhan.Namun hatinya juga sakit karena Reyhan.

Reyhan membawa Rena kedalam dekapannya.Hangat,bahkan sangat hangat yang memberi ketenangan bagi Rena.Rena terisak dalam pelukan Reyhan.Mengeluarkan keluh kesalnya pada Reyhan.

Reyhan memberi instruksi pada kedua sahabat Rena agar keluar.Keduanya hanya mengangguk mengerti apa yang dimaksud Reyhan.

"Hiks hiks hiks" isaknya masih dalam dekapan Reyhan.

"Kenapa?" tanya Reyhan lembut.Rena semakin mengeratkan pelukannya seakan tidak mau terpisahkan.

Lanjut?

Tbc.
Don't forget vote and comment😁.
Terimakasi udah mau baca.



Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang