"Kalo ada yang bilang persahabatan antara laki-laki dan perempuan itu bullshit,
berarti dia nggak pernah nonton film Madagaskar!
Gloria nggak pernah tuh jadian sama Alex."
-Unknow-
********
Arka masuk ke ruangannya dan dilihatnya Dira tengah duduk disofa ruang kerjanya.
"Sorry, karena tadi ada urusan mendadak. Ayo sarapan dan aku antar ke kampus mu." Ujar pemuda itu menghampiri Dira ditempat duduknya.
"Sarapan aja di cafe depan kantormu. Lebih praktis kan?" Gadis itu memberikan penawaran.
"Ok."
Begitu sampai di cafe tujuannya, baik Dira maupun Arka sama-sama bungkam. Mereka menghabiskan sarapannya dalam diam.
Kemudian Dira meminta Arka untuk membungkuskan 2 menu tambahan disertai cengiran di bibir gadis itu. Arka yang sedikit banyak tau mengenai selera makan Dira yang berlebih memilih menurut tanpa protes.
Selesai dengan urusan tagihan cafe yang harus Arka bayar. Gadis yang baru saja diajaknya sarapan sudah lebih dulu keluar dari cafe dan menunggu Arka disamping mobilnya.
"Ayo buruan, kalo aku telat sampai dikelas. Kamu aku cekik!"
Pemuda itu memilih untuk tidak menanggapi ancaman Dira, dan justru membalasnya dengan senyuman tipis. Entah kenapa pemuda itu jadi banyak tersenyum akhir-akhir ini.
Diperjalanan gadis itu masih terus memandangi jalanan, dan tiba-tiba meminta Arka menepikan mobilnya di bahu jalan. Belum sempat Arka bertanya ada apa, Dira sudah melesak keluar dari mobil Arka dengan tangan yang menenteng bungkusan sarapan hasil memalak Arka dari cafe tempatnya sarapan beberapa menit lalu.
Arka melihat Dira kini sudah menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri guna meloloskan niatnya untuk menyebrang jalan.
Gadis itu tampak menghampiri seorang ibu dan anak kecil yang tengah duduk dibawah pohon dengan pakaian lusuh.
Dilihatnya Dira memberikan bungkusan sarapan ditangannya kepada sepasang ibu-anak itu. Disertai senyuman ketika perempuan paruh baya di depannya menggumamkan sepatah kata berupa terimakasih.
Gadis itu masih tersenyum seraya membenarkan helaian rambut panjangnya yang tertiup angin saat mencoba menyebrang jalan untuk kedua kalinya.
Membuat Arka juga ikut tersenyum karenanya.
Arka segera keluar dari dalam mobil dan menyusul gadis guna membantunya menyebrang jalan.
Digenggamnya tangan kiri Dira saat keduanya mulai menyebrang jalan membelah kerumunan mobil dan motor yang berlalu lalang.
Keduanya sudah kembali duduk di dalam mobil dan melanjutkan perjalanan menuju kampus Dira atau gadis itu benar-benar akan melancarkan ancamannya terhadap Arka.
"Jadi hasil merampok dariku kamu berikan pada orang lain?"
"Mereka lebih membutuhkan pak Direktur." Ujar Dira melirik Arka yang tengah mengganti gigi pada porseling mobilnya.
"Harusnya bilang kalau itu untuk mereka, supaya bisa ku kasih lebih untuk makan siang nanti."
Dira menoleh, dipandanginya pemuda yang kini tersenyum ke arahnya. Pemuda tukang paksa yang akhir-akhir ini sikapnya menjadi lebih lembut.
Dan apa katanya tadi?
Oh, Arka puna sisi baik juga ternyata. Bukan sekedar si kaya yang tampan dan songong.
YOU ARE READING
Untold Love
RomanceDira Aleetha Qirani, gadis yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya dengan membuat seorang Edgar Aldian pusing dengan tingkahnya. Semua terasa baik-baik saja kecuali kenyataan bahwa hambar sering kali datang saat ia mengingat mata cokelat yang mena...