#9

4.2K 999 115
                                    

Hello~

Mau kasih tau aja. Kalo kalian berharap Chapter Foolish akan sama banyaknya kaya Mr. Pilot, jangan harap ya wkwkwkwk

Mari vote dulu sebelum membaca.

Happy reading ❤️






"Pulanglah... aku sudah sampai dengan selamat."


Begitulah suaraku kubuat sedikit lebih kencang untuk sekedar membuatnya mendengarku. Sejak aku sadar dimana Seung Cheol yang mengendap-endap mengikutiku dari kejauhan, aku tak mendatanginya. Aku memilih kembali berjalan sendirian. Yang membuatku sedikit bahagia adalah, dia tetap mengikutiku dari kejauhan sampai akhirnya aku tiba di depan gedung apartemenku.


Aku menoleh ke belakang dan kini ia hanya berdiri terdiam dari kejauhan memandangku. Ia menatapku dalam diam, tangannya yang ia masukan ke dalam saku hoodie yang tertutup sampai menutupi lehernya itu sedikit membuatku bersyukur. Ia keluar dalam keadaan yang masih memperhatikan dirinya. Ia setidaknya tidak akan sakit karena terkena angin malam.


Aku terkekeh pelan melihat bagaimana penampilannya saat ini. Ia memakai celana training abu-abu, hoodie hitam yang di dalamnya ia mengenakan t-shirt putih polos nyaris mengikuti bentuk tubuhnya itu. Penampilannya nyaris membuatku berpikir kalau dia adalah seorang penculik atau penguntit. Ia juga memakai topi baseball berwarna senada dengan hoodie-nya, meski ia memakai topi yang sedikit mendukung penampilan ala penguntitnya itu adalah tudung hoodie-nya yang ia gunakan juga untuk menutupi kepalanya.


"Pulanglah. Ini sudah malam." Ujarku lagi sembari tersenyum mencoba menenangkan dirinya. Tak menyahutiku, ia malah berjalan mendekatiku yang masih berdiri di depan halaman gedung apartemenku. Menurunkan masker yang dipakainya hingga memperlihatkan wajahnya, tangan Seung Cheol terulur memeluk leherku. "Pulanglah. Kau bisa sakit, udara cukup dingin hari ini." Ujarku kembali dan tangankupun menyambut pelukannya dengan mengusap punggungnya pelan.


Ia semakin memeluk leherku erat. Tak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya itu, dan dari telinga kiriku yang dapat kudengar adalah suara hembusan nafasnya yang dapat kurasakan hangat di telingaku. Kepalaku terbenam di pundaknya dan dapat mencium aroma tubuh maskulinnya. Rasa hangat menjalar menyelimuti tubuhku karena pelukannya, bersamaan dengan itu aku menyadari bagaimana aku benar-benar pelukannya yang menenangkanku.


Pelukannya bagaikan obat penenang untukku.


Aku melupakan segalanya ketika kami hanya berdua dan dirinya yang merengkuh tubuhku posesif seperti ini. Tak ada orang lain, hanya kami. Ia yang seperti ini membuatku merasakan bagaimana ia yang hanya memikirkanku tanpa orang lain yang berada dalam benaknya. Kebahagiaan terkecil dari pelukan hangat seorang Choi Seung Cheol.


"Maaf.." bisiknya masih tetap memelukku, bahkan ia semakin memelukku erat yang rasanya enggan untuk membiarkanku menjauh walau hanya satu senti-pun.


"Untuk apa?" tanyaku dan kembali mengusap punggungnya seakan menyalurkan rasa hangat pada dirinya. Tak menjawabku, ia hanya menggeleng pelan dan masih tetap terus memelukku. Kakiku sedikit berjinjit membiarkanku menghirup aroma di lehernya dan membiarkan benaman kepalaku di lehernya. "Kalau begitu, pulanglah." Bisikku memintanya untuk pulang.


Ia mengecup puncak kepalaku begitu lama sampai akhirnya ia menangkup wajahku memandangku intens, "Masuklah lebih dahulu." Sekarang ia yang memerintahkanku dan mendengar perhatiannya yang seperti ini mengundang lekukan senyuman di sudut bibirku. Ia menarik wajahku dan mengecup bibirku sekilas, "Besok pagi aku akan mengantarmu bekerja. Sekarang masuklah, dan beristirahatlah." Pintanya lalu melepaskan tanganya dari wajahku.


Foolish || Choi Seung CheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang