Langit nampak mendung pagi itu. Gumpalan awan hitam menggantung di langit pagi. Matahari tak menyinarkan cahaya kuningnya. Rintikan air hujan membasahi dedaunan yang diayun hembusan air. Dua orang gadis remaja berpakaian putih abu berjalan beriringin menuju kelas.
"Gerimis, Dis! yuk lari!!" teriak Chaca salah seorang gadis diantara dua remaja itu. Sementara Gladis berjalan malas di belakang Chaca. Ya, Gladisa Nada Nadira adalah gadis bertubuh mungil, berkulit putih, dan memiliki dua lesung pipi. Ia adalah siswi kelas X SMA MERAH PUTIH.
Rambutnya yang terurai sebahu berkibar diterpa desahan angin. Akhirnya gerimis berhenti. Gladis mempercepat langkahnya menyusul chaca.
Namun, spontan langkah Gladis terhenti saat tatapannya terarah pada seorang pria berkulit hitam manis yang berada di tempat parkir. Gladis melongo menatap aura ketampanan pria itu. Seingat Gladis pria itu merupakan ketua osis tahun lalu. Dulu pria itu membina Gladis saat MOS.
Gladis menepuk kasar pundak Chaca yang tengah berjongkok menalikan sepatu.
"Ihhh, sakit tau!" seru chaca kesakitan.
"I ... itu kak Army kan, Cha? ketua osis tahun lalu iya 'kan?"
Chaca membalas dengan gumaman.
"Dia ganteng banget ya, Cha," ucap Gladis melongo.
"Yah Dis, lo baru tau? Ke mana aja lo?" ledek chaca. Tanpa menghiraukan Chaca, Gladis berjalan sembari tersenyum.
Chaca berjalan menyusul Gladis yang sesekali tersenyum."Btw, nama lengkap Kak Army siapa ya, Cha?" tanya Gladis kepo.
"Army Rihanka Nadewa," jawab Chaca fasih.
"Kok lo bisa tau sih, Cha?" tanya Gladis iri.
"Ya dong. Chaca gitu," sombong Chaca.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju kelas
*******
Bel istirahat pertama berbunyi ....
Gladis dan Chaca ke kantin bersama. Mereka membeli bakso istimewa Anak Merah Putih.
Suasana kantin tiba-tiba hening. Semua pasang mata terarah pada ambang pintu. Di sana ada seorang pria yang memasuki kantin dengan sejuta pesonanya, Army. Chaca yg menyadari kehadiran Army langsung meyikut Gladis. "Kak Army, Dis." Mata Chaca melirik ke arah pintu kantin.
Melihat Army, selera makan Gladis hilang begitu saja. Ia terkejut melihat reaksi para gadis yang ada di kantin. Mereka semua tak bisa berkedip saat melihat Army.
"Ternyata bukan cuma aku yang klepek-klepek sama Kak Army. Liat semua cewek di kantin ngliatin dia sampe segitunya, Cha."
"Semua cewek di sini tergila-gila sama kak Army, Dis," jelas Chaca nyengir.
"Kok gue nggak tau ya?" tanyanya pada diri sendiri.
"Lo kan mikir pelajaran mulu. Dasar kudet!!" ledek Chaca tertawa lepas.
"Iya, gue emang kudet. Puas?"
"Puas dong." Chaca tertawa melihat ekspresi manyun yang ditunjukkan Gladis.
******
Sepulang sekolah Gladis membawa laptopnya ke
ranjang di kamarnya. Ia tengkurap dan langsung membuka media sosial di laptop. Ia segera membuka akun medsos miliknya. Gadis itu mencari akun milik Army. Setelah beberapa saat akun Army ditemukan. Ia pun men-capture beberapa foto Army. Gladis berjingkrak karena rasa bahagia. Ia langsung menelepon Chaca untuk pamer, telepon tersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Tanpa dicintai [SEGERA TERBIT]
Teen Fiction[Harap follow dulu sebelum membaca!] Gladisa Nada Nadira gadis polos yg mengidolakan mantan ketua osis, Army Rihanka Nadewa. Ia sangat menyukai kakak kelasnya itu. Takdir membawa mereka semakin dekat. Hingga Gladis yakin bahwa Army mempunyai perasaa...