"Heh renjun mana?"
Haechan berenti dadakan. bikin Lucas nabrak punggungnya sampe jatoh.
"Lah ga adaaa?!" Sekarang Jaemin yang heboh.
"Lu dong cas balik sana, ngecek renjun. Gua sama Jaemin tunggu sini!"
"Lah kook gua?? Lu aja chan, katanya pemberani!!"
"Udah udah, kita balik bareng bareng aja. Sumpah jangan sampe ada kejadian yang engga engga lagi di sekolah ini."
Lucas, Haechan pun akhirnya ngangguk pasrah. Mau ga mau, ini emang udah jadi resiko yamg harus dihadapi bersama.
Mereka bertiga jalan mengendap endap, Berusaha supaya ga menarik perhatian si hantu tadi.
Masalahnya dari tadi muter muter si Renjun tetep ga ketemu. Mana di lorong deket toilet tadi ada bau anyir lagi.
Masa iya sih dia dibawa ke alam lain?!
"Kaalau Renjun ternyata meninggal gimana?"
Jaemin langsung nampar mulut Haechan.
"Ngomongnya lurrr. Nanti jadi doa,"
"Emang bisa ya hantu narik kita ke dunianya?" -lucas
"Gua gatau sih, eluu sih cas. Kalau udah gini gimana?" -Jaemin
"Udah udah. Gini deh, kita pulang aja dulu. soal gimana Renjun, kita selidiki besok pagi!"
Mau ga mau mereka harus menyetujui usul Haechan. Ini udah ada satu yang kena. Takutnya kalau mereka tetep keliaran disini bakal tambah runyam masalahnya.
Bukan soal setia atau ga setia kawan. Mereka khawatir juga sama Renjun. Tapi, kalau misal mereka maksain buat tetep disini dan nyari renjun. Ga ada yang tau kalau mereka juga bamal ilang secara misterius.
"Tunggu deh, kita tadi belum periksa satu tempat." -Haechan
"Jangan bilang...." -Jaein
"GILA LO MAU KESONO LAGI?!" -lucas
"Siapa tau renjun emang lagi disana kan?!"
"Yaudah, serius ya, sekali lagi. Tapi kalau ga ada kita langsung pulang." -Jaemin
"Deal."
--
Berkali kali Haechan komat kamit baca al fatihah, Jaemin baca Al ikhlas, Sedangkan lucas cuman baca bismillah Alhamdulillah doang. Ga apal dia doa doa atau surat surat al quran.
Ya gini kalau sore disuruh ngaji malah main gundu.
"YA ALLAH SUMPAH AING TEH KALAU MALAM INI SELAMAT BESOK JANJI SHOLAT LIMA WAKTU TEPAT WAKTU."
tepat setah Jaemin bernazar, Renjun keluar dari toilet wanita tempat somi kesurupan tadi.
"JUN!!!! AHELAHHHH KITA KHAWATIR BANGET ANYING SAMA LUU." lucas langsung nepuk nepuk pipi renjun, muter badannya ke kanan dan ke kiri untuk memastikan sahabatnya ga kenapa kenapa.
"Gue gapaㅡ"
Brakk,
Renjun pingsan.
Jaemin panik. Lucas dan haechan berusaha bopong renjun buat keluar dari area sekolah.
"Ini masa dipulangin sih lu? emaknya galak nih." Kata Jaemin.
Lucas sama Haechan jadi bingung mau bawa renjun kemana.
"Kalo di rumah gua nanti emak gua banyak tanya. Gua males jawab." -Haechan
"Tidurin diw warnetnya koh kun aja gimana?" Saran Lucas.
Jaemins sama Haechan ngangguk ngangguk doang. Ini keburu pagi lagi soalnya.
Untung aja warnet koh kun sama sekolah ga jauh, makanya jaemin suka bolos kesana pas pelajarannya bu seulgi.
"Koooh, pinjem satu biliknya dong."
Koh kun sang operator warnet pun langsung panik ngeliat bocah bocah didikanya bawa renjun yangs sekarang pingsan.
"Ini si pinter kenapa?"
"Panjang ceritanya, udah ayo,"
Baru aja Renjun di dudukin, dia sadar. Mukanya puceeet banget.
"Jun gapapa?" -Lucas
"Gapapa gue, udah gausah lebay. Agak minggiran coba jangan menghalangi jalan. Itu ada yang mau lewat."Jawab Renjun dengan suara seraknya.
Lucas, Jaemin, Haechan dan koh kun auto minggir dan liat ke belakang.
"Jun, lo bercanda?" -Haechan
"Hah? Bercanda apa? Itu mbaknya mau lewat. Minggir Ferguso." -Renjun
"Jun,...." -Jaemin
"Hmmm?"
"disini ga ada siapa siapa lagi selain kita carlos!!" -Lucas.
Tapi anehnya, Renjun ngeliat perempuan dengan rambut panjang berdiri tepat di belakang Lucas.
Jadi, kalau bukan manusia, itu .....
"hantu?" - lucas
"jangan jangan setan tadi ngikutin kita" - haechan
"cape deh jadi ganteng, gak manusia gak setan, ngikutin mulu" - jaemin
"serius dikit goblok!" - lucas noyor jaemin
"aduhh, sakit anjeng!" - jaemin ngelus kepala nya barusan ditoyor lucas
"jun" - haechan
"hmm"
"beneran ada cewe tadi?" - haechan
"ada......" -renjun
"tapi gue boong antonio!!! hahahahaha" - renjun
"kok ada ya orang yang kayak gini, ngabisin persediaan oksigen aja" - koh kun
celetukan koh kun tentu saja ngebuat mereka tertawa terbahak-bahak, terkecuali renjun. diam diam renjun menelan ludahnya mentah-mentah dan bibirnya menjadi pucat seketika. tanpa sepengetahuan yang lain, renjun ditatap tajam seorang perempuan dengan rambut panjang.