e n a m

18.3K 3.7K 713
                                    

pagi ini sekitar jam delapan anak kelas ipa 2 pada ngumpul di parkiran buat ke rumah shuhua.

"rumah shuhua perumahan cubeland itu bukan sih?" celetuk heejin, cewek cantik pentolan ipa 2.

"iya kayaknya, berarti kalau meninggalnya tadi pagi ini belum dimakamin dong ya?" sahut hyunjin.

renjun ga medulin apa apa, dia duduk di jok belakang motor hyunjin sambil masih mikir. 'tadi yang dilihat itu siapa? arwahnya shuhua?'

"oi??? siap belum? berangkat nih." suara hyunjin kenceng banget buset. renjun kaget.

dia berdecak malas terus natap lurus. cuman,

itu di spion kenapa di belakang renjun ada pantulan gambar cewe pake baju putih??? ini mereka boti sama .... ???????????



di perjalanan menuju rumah shuhua, renjun mengamati tata letak kota nya yang bisa dibilang aneh.

setiap dia kedip, pas buka mata yang dia lihat adalah kotanya seperti biasa. tapi pas bagian memejamkan mata, ada perasaan aneh.

jadi renjun coba mejamin matanya beberapa menit dan disitu dia ngerasain kalau kota ini tuh ga sepenuhnya penuh oleh 'manusia'

dia emang gabisa liat ada makhluk apa aja. yang pasti dia bisa nyium anyirnya bau darah busuk. Bisa ngerasain kalau disekitar dia itu ada hawa panas dan energi energi negatif.

renjun langsung buka mata dan mengusahakan buat ga dikit dikit kedip.

gak lama dia sampai di rumah shuhua yang udah mulai rame orang ngelayat.

jenazah kaku almarhum shuhua itu berbaring di ruang tamu mewahnya. seseorang wanita paruh baya terisak, bisa renjun ketahui kalau itu ibunya.

"renjun!!"

dia noleh dan di bawah tangga ada shuhua dengan baju dress putih selutut sambil senyum.

renjun diam diam duduk menepi di bawah tangga. Untung ruamg tamunya sesek, jadi temen temen renjun ga curiga kenaoa cowok pinter itu milih duduk di bawah tangga.

"kamu bisa liat aku?" tanya shuhua.

renjun ngeliat wajah jenazah yang berbaring kaku di kerumuman sana sama persis sama wajah cewek disamping nya.

"lo bukanya udah meninggal?"

shuhua ngangguk. "makanya gue kaget pas lo nyapa gue di sekolah tadi."

"kenapa gue bisa liat lo?"

shuhua menggidikkan bahunya, "lah? emang lo ga indigo? kok aneh sih lo??"

"shu, emang bener ya pas dicabut nyawanya itu sakit?"

shuhua ngangguk. "iya jun sumpah, sakit banget. apalagi pas jenazah lu dimandiin terus yang mandiin agak kasar. badan gue rasanya sakit semua."

renjun menelan salivanya.

kemudian shuhua tersenyum, "yaudah gue pamit dulu ya njun, makasih, dan salamin buat yang lainnya"

renjun mengangguk patuh sambil ngegaruk tengkuknya yang gak gatal. Dan dengan secepat kilat, shuhua ngilang gitu aja dari hadapannya. renjun langsung melotot, ga percaya sama kejadian barusan.

renjun ngucek-ngucek kedua matanya, dan tiba tiba ada yang rangkul bahunya. Renjun kaget bukan main, dan pas menoleh ke sampingnya. Ada hyunjin disana.

"napa lo malah mojok disini, jenazah nya dah mau dimakamin noh, yuk bareng bareng kita anterin sahabat kita" ajak hyunjin. renjun ngangguk patuh, kemudian mereka berdua meninggalkan tempat itu. dan tanpa mereka sadari, ada sesosok cewe berseragam yang mengikuti mereka.

---

"kok gak dimakan?" tanya bunda renjun. renjun meringis menatap bundanya, kemudian menggelengkan kepalanya, "gak abis bun, akunya dah kenyang bunda"

"oalah anak lanang" gumam bunda sambil gelengin kepalanya.

"hehehe, udah ya?" pinta renjun sambil ngedipin kedua matanya, coba ngerayu.

"yaudah, kamu belajar aja sana njun!" suruh ayah dengan tegas.

"siap yah, yaudah bun yah aku ke atas ya" pamit renjun, kemudian dihadiahi anggukan oleh kedua orang tuanya.

renjun langsung jalan ke arah tangga, kebetulan lampu di tangga belum dipasang, jadi masih agak remang remang.

tangannya renjun menggenggam erat pegangan di tangga, dengan hati-hati renjun melangkah ke atas.

dan entah kenapa pas kurang sekitar 6 anak tangga lagi, langkah renjun terhenti dengan tiba-tiba. seketika badannya kaku. keringat dingin mengucur di dahinya. dan tangannya-- iya tangannya terasa dingin. dingin banget pokoknya. dan jelas jelas renjun merasa tangannya kaya dipegang, tapi renjun gak bisa lihat dengan jelas karena emang di daerah tangga gelap.

renjun mau lanjutin langkahnya, tapi kaki nya kaya ditahan. renjun gak bisa jalan. mau ngomong juga gak bisa. jujur renjun sekarang pengen teriak ke ayah bunda nya, tapi apa daya renjun gak bisa. hampir 3 menit renjun kaya gitu, sampai akhirnya renjun bisa melangkah dan langsung lari masuk ke kamarnya.

"hosh hosh hosh" renjun segera menghirup udara nya banyak-banyak ketika sampai didalam kamar. dan berusaha menetralkan detak jantungnya.

"tadi gue kenapa?" gumamnya sambil ngelus dadanya sendiri. sekarang renjun terduduk dilantai dan bersandar pada pintu kamarnya. tangannya memeluk erat kedua kakinya yang ditekuknya.

"hei..." kepala renjun langsung mundur karena kaget dan

brak

otomatis mengenai pintu dengan lumayan keras.

"a-aww anjir" rintih renjun sambil ngelus kepalanya.

"eh kamu gapapa?"  cewe didepannya langsung berjongkok menghadap renjun sambil nampakin muka khawatirnya.

"gapapa gimana sih??? hobi banget sih ngagetin orang" dumel renjun, tangannya masih mengelus ngelus kepalanya.

"m-maaf, aku cuma mau bilang sesuatu"

"apa?"

"bantu aku, tolong!!"

renjun berdecak. dia takut, kesel, pusing dan merasa sakit. sejak kesurupan waktu itu badanya terasa berat. kaya sakit tapi suhu badanya b aja.

"bantu apa sih???? gue bukan dukun ya?!!"

"bantu aku cari jasadku di buang dimana,"

renjun kaget. beneran, dia baru tau ada yang kaya begini di dunia nyata. dia pernahnya liat di film film.

"gimana carinya? kalaupun ketemu bukanya udah busuk juga?"

"sesuatu yang aku inget, aku di bunuh di toilet cewe,"

"ngaco, bukanya lo gantung diri?"

cewek itu keliayan bingung, "aku di tusuk pake pisau sama salah satu guru di sekolah kita. mataku dicongkel pakai garpu dan perutku di robek, selebihnya aku nggak ingat lagi. bantu aku supaya dimakamkan secara layak. tolong.."

renjun gak percaya, "tapi, kok wujud lo sekarang normal normal aja? cuman leher yang ada bekas tali?"

"kalau mau liat wujud asliku, kamu berdiri membelakangi aku, terus nunduk dan liat aku dari ruang kosong diantara kedua kakimu, tapi jangan, kamu pasti takut, karena setelah itu kamu mungkin muntah dan trauma sumur hidup."

ini lumayan panjang bung

01:01 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang