Hampir setengah tahun sudah Min Yoongi harus menjalani sisa masa terapinya yang jauh dari keluarga. Pria itu harus diasingkan ke sebuah apartemen dan ditemani dengan seorang perawat khusus yang sudah membantunya selama proses terapi berlangsung.
Dan tepat di hari ini, Yoongi harus melakukan terapi lanjutan dan meninggalkan kursi rodanya yang diganti dengan tongkat penyangga siku atau elbow crutch.
Menurut keterangan para dokter, Yoongi harus terbiasa untuk menggerakan seluruh otot-otot di tubuhnya agar tidak menyebabkan masalah lain yang bisa berdampak buruk untuk tubuhnya.
"Sayang, apa kau ingin tambahan lain?"
Sang ibu menghubunginya tepat sebelum makan siang dimulai.
"Ibu, aku lebih suka menggunakan kursi itu. Tubuhku masih sering merasakan sakit, terlebih lagi perawat Kim yang kini sedang hamil dan itu akan membahayakannya jika harus membantuku berjalan." Yoongi menjawab sambungan telpon dari ibunya sembari menceritakan keluh kesahnya.
"Hamil?" Ibu Yoongi bergumam merasa heran.
"Halo? Ibu, apa kau mendengarku?"
"Iii, iya sayang, baiklah nanti akan ibu bicarakan lagi dengan perawat Kim. Ini makananmu akan tiba 10 menit lagi, aku membelikan semua yang kau mau."
"Baiklah, terima kasih. Mmh, ibu jangan lupa makan siang juga ya."
BIP
Yoongi sengaja mematikan sambungan telpon lebih dulu, ia sangat malu jika harus bersikap manis dengan sang ibu. ...
"Bisakah kau membuka pintu itu?"
Yoongi meminta bantuan dari perawat Kim untuk segera menyiapkan makan siangnya yang sudah dibelikan oleh sang ibu.
Perawat Kim, ia sudah cukup kenal dengan Min Yoongi sejak beberapa tahun lalu. Dia merupakan asisten pribadi sang ibu yang kini beralih tugas sebagai perawat pribadi anaknya.
Tidak banyak yang tahu bahwa perawat Kim sudah memiliki pasangan hidup yang kini akan segera menjadi ayah dari calon bayi yang dikandungnya.
"Mengapa kau tidak memberitahu ibu? Apa kau takut dipecat?" Yoongi mengajaknya untuk berbincang sembari menikmati makan siangnya.
"Tidak, tidak mungkin aku seperti itu. Ibumu sangat baik, aku lebih memilih mati jika harus menyakitinya."
"Lalu?"
"Ibumu pernah mendiagnosis kalau aku akan sulit memiliki keturunan, dan tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun, ibumu rela membantuku untuk berobat dan berharap bahwa kelak aku akan mengandung janinku di rahim ini. Itulah sebabnya mengapa aku selalu bergantung dengan ibumu."
"Apa kau serius? Ibuku sebaik itu?"
"Ingatlah, kau tidak boleh menyakitinya, apalagi membuatnya menangis."
Perawat Kim tahu betul bahwa saat Yoongi dikunjungi oleh ibunya, ia bisa bertindak sesuka hati dan terkadang membantah perkataan sang ibu hingga membuatnya bersedih.
"Mana pernah aku seperti itu."
"Bahkan jika kursi roda itu bisa berbicara, kau tidak akan bisa lagi membantahnya."
Yoongi ikut terkekeh bersama dengan perawat Kim sebelum kekacauan baru yang akan datang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.