yejin: han jisung and evening sun

1.1K 305 21
                                    

"Some people can make defying gravity seems possible, that's how you are to me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Some people can make defying gravity seems possible, that's how you are to me."


//

Hari-hari Park Yejin setelah mengibarkan bendera perang dingin pada ibunya berlalu begitu saja, seperti video montase tanpa dialog dan makna yang signifikan. Senin, ia pergi sekolah, lalu pulang ke rumah dan belajar sampai tengah malam. Selasa, ulangi lagi rutinitas serupa. Begitu terus melalui Rabu sampai Jumat bagai kaset rusak.

Yejin bahkan hampir lupa apa tujuan hidupnya, atau jika ia memiliki tujuan hidup sama sekali. Selain menunggu mendapat balasan dari sekolah seni mengenai aplikasi pendaftarannya, mengobrol dengan teman-temannya lewat group chat, dan menunggu sampai pameran tiba di bulan Juli, Han Jisung adalah satu-satunya yang membuat hari-harinya sedikit lebih menarik dan berwarna.

Setidaknya, di sekolah ia bisa bertemu Jisung, menghabiskan waktu dengan si pemuda Han sepanjang periode pelajaran dan istirahat makan siang. Atau menonton Jisung mengisi sketchbook-nya dengan guratan-guratan pensil yang membentuk gambar-gambar memesona. Kadang mereka mengobrol berjam-jam lewat panggilan suara. Hal-hal kecil yang sederhana itu menjadi sangat berarti bagi Yejin.

Suasana di rumah sesungguhnya lebih tak tertahankan. Yejin dan ibunya sudah tak saling bicara selama hampir dua minggu. Sekarang gadis itu bukan hanya tertutup bayang-bayang kakaknya, ia sudah benar-benar tak kasat mata. Sang ibu bahkan tidak mau menyebut namanya, merujuk padanya sebagai 'anak itu' atau jika suasana hatinya sedang buruk, 'gadis sialan'. Yejin tidak mengada-ada, ibunya semarah ini.

Makan siang di hari Minggu ini berlangsung tenang dalam diam, sekaligus tegang. Seakan ada lapisan es tipis di antara Yejin dan ibunya, dan hanya tinggal tunggu waktu hingga salah satu dari mereka memecahkan lapisan es itu dengan provokasi. Yejin dan ibunya sama keras kepala, aksi saling diam itu lebih mungkin tereskalasi menjadi adu mulut daripada perdamaian.

"Ada undangan rapat orang tua dari sekolahnya Yejin," ayahnya membuka konversasi sambil mengambil sejumput kimchi dari mangkuk kecil.

Pegangan Yejin pada sendok makannya menguat, matanya tertuju pada mangkuk nasinya yang setengah kosong. Udara di sekitarnya seakan tiba-tiba memadat dan menekannya dari setiap arah mata angin. Ada dorongan untuk muntah yang sangat kuat, rasanya ia ingin lari meninggalkan meja makan sekarang juga.

Yejin bertukar pandang sekilas dengan Nayeon yang duduk di sebelahnya. Nayeon berusaha menenangkannya dengan tatapan yang teduh dan senyum samar. Kakaknya itu juga tampak berhati-hati di sekitar sang ibu, seakan wanita itu akan meledak seperti bom.

"Kamu bisa hadir? Hari Senin ini aku harus menemui klien," lanjut Tuan Park pada istrinya.

"Aku tidak mau menghadiri apa-apa yang ada urusannya sama anak itu!" Nyonya Park, meletakkan sumpitnya di atas meja dengan bunyi tak! keras seakan menunjukkan betapa Yejin telah menghilangkan selera makannya.

PAINTING THE UNIVERSE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang