^_^Siangpun telah berganti malam. Sesuai perkataan bibi Im, seharian ini Jeonghan hanya merebahkan dirinya diatas kasur dan tanpa melalukan apapun. Bibi Impun berjaga hingga jam delapan malam. Yang seharusnya jamnya telah selesai dua jam yang lalu.
Sejak bibi im menyuruh Jeonghan untuk beristirahat, dan saat itu pula Jeonghan selalu mual-mual tak tentu. Hingga pukul sepuluh malam Jeonghan tengah menunggu Seungcheol pulang, meski terlihat seperti tengah tertidur namun jika diperhatikan Jeonghan tengah terjaga dengan pandangan yang nampak sayu dari biasanya.
“Aku pulang..” sayup-sayup tersengar suara seungcheol yang memasuki rumah.
Cklek..
“Kau sudah pulang,?” ucap Jeonghan lirih. Karena suasana yang begitu hening, Seungcheol masih dapat mendengar perkataan yang dilontarkan istrinya.
“Hannie-ah, kau belum tidur sayang,?” Seungcheol berjalan mendekati ranjang dan mendapati sang istri yang terlihat sangat lemah.
“Heii.. ada apa denganmu,? Kenapa kau pucat sekali,? Sejak pagi kau menghindariku dan sekarang kau tampak pucat. Ada apa, hmm?”
Seungcheol menduduki ranjang dan membelai pipi Jenghan. Hangat. Itulah yang dirasakan Seungcheol, hingga telapak tanggannya meraba pada kening sang istri. Jeonghan akan pasrah jika Seungcheol akan memarahinya karna tak mengatakan apapun.
“hei, sayang.. tub-“
“Sssstt.. Seungcheol, tunggu sebentar aku akan menyiapkan air hangat untukmu mandi.”
Dengan sekuat tenaga, Jeonghan bangun dari tidurnya dan menuju kamar mandi.Seungcheol sempat menahan tangan Jeonghan yang hangat untuk tetap berada ditempatnya, tapi terkadang ia lupa jika Jeonghan memiliki sifat keras kepala. Dari pandangan yang Seungcheol tangkap, setiap langkah Jeonghan tersa tertatih hingga ia memasuki kamar mandi dan pada akhirnya..
Brukk..
“Hannie-ah..!!”
Seungcheol mendengar sebuah dentuman keras dari dalam kamar mandi. Secepat kilat Seungcheol berlari menuju kamar mandi, dan melihat Jeonghan terkapar dilantai kamar mandi yang dingin, dengan keadaan air keran terus menyala.
Tanpa banyak bicara, Seungcheol segera membawa Jeonghan menuju kamar tidur kembali dan merebahkannya hati-hati. Pikirannya berkecamuk, apakah ia akan menelepon dokter Lee atau tidak, tapi hari semakin malam. Hingga pada akhirnya, Seungcheol merawat Jeonghan sebisanya.
Dengan mengandalkan pengetahuannya, sebagaimana ia ketahui ketika dulu ia dan Jeonghan berpacaran ketika si cantik Jeonghan merawat Seungcheol yang demam tinggi saat itu. Memberinya kompres pada kening Jeonghan dan mengocok hotpack untuk digenggamnya.
Setelah semua selesai, sementara ia meninggalkan Jeonghan yang tak sadarkan diri, ia menuju kamar mandi untuk memnyegarkan diri sedtelah seharian berkutat dengan pekerjaan kantor yang menumpuk. Tak lama Seungcheolpun selesai mandi lalu bergegas menuju ranjang setelah menggunakan piyama yang sama dengan Jeonghan kenakan.
Ketika mata Seungcheol baru saja terpejam, terdengar getaran ponsel dari nakas. Mau tak mau Seungcheolpun mengangkat telpon yang entah dari siapa.
“Hmm.. “
“....”
“Hmm.. baiklah bu, ini sudah sangat larut. Istirahatlah”
“....”
“Hmm, aku juga.”
Klik
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Listen In Secret _ {JeongCheol}
Teen FictionSosok seorang Choi (yoon) Jeonghan yang ingin berusaha hidup bersama sang Suami, entah itu harus merelakan dirinya tersakiti ataupun bahagia dengan caranya sendiri. Selamat membaca..👬