^_^
Jika kesedihan ini tak memiliki ujungnya kumohon lepaskan aku dari belenggu yang mengekangku dan biarkan ku terbang bebas dengan segala bahagiaku.
Flashback
1 jam sebelum terjadinya ketegangan saraf yang menimpa Seungcheol. Seorang perawat memasuki ruangan untuk mengecek keadaan pasien yang tengah tertidur tersebut. Namun, tampaknya perawat itu menemukan keganjalan terhadap apa yang terjadi pada pasiennya itu. Tetapi dengan segala pengetahuan yang ia miliki, maka perawat itu melakukan apa yang semestinya ia lakukan dengan menyuntikkan obat cair antibiotik dan beberapa cairan obat yang entah apa itu. Setelah semua stabil, perawat itu pamit undur diri terhadap keluarga yang tengah menunggu pasien.
Pada menit 15 setelahnya tak ada yang ganjal, hanya suara pemanas ruangan dan deru nafas Seungcheol yang teratur. Nyonya Choi pun tengah terantuk-antuk karena matanya yang terasa berat. Tak ada yang tahu jika ada pergerakan jari yang ingin merespond kesadarannya. Pergerakan itu terjadi tak begitu lama hingga Seungcheol kembali tertidur seolah memang ia tak pernah sadarkan diri.
"Daddy ? "
"Daddy ?"
"Hihiii.. Lihat daddy tak tahu kita. Ayo kita berlari noona."
Seungcheol mendengar suara anak kecil yang terus memanggilnya, tapi tak tampak seorangpun disekitarnya hanya ruangan putih yang tampak luas. Ingin rasanya ia berteriak sekencang mungkin memanggil siapa saja. Ibu nya, Jeonghan ataupun suara anak kecil yang tengah memanggilnya tapi siapa mereka? Seungcheol tak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Listen In Secret _ {JeongCheol}
Teen FictionSosok seorang Choi (yoon) Jeonghan yang ingin berusaha hidup bersama sang Suami, entah itu harus merelakan dirinya tersakiti ataupun bahagia dengan caranya sendiri. Selamat membaca..👬