^_^
Seungcheol yang menyadari ketakutan istrinya perlahan mendekatkan tangannya pada sang istri dan memindahkan Samuel pada gendongannya. Ia hanya tak ingin tangan istrinya itu sakit hanya karena terus menggendong Samuel yang rewel.
Jeonghan yang terkejut akan kelakuan suaminya yang terkesan tiba tiba hanya diam tak berkutik.
"Nah, selagi Samuel tak menyadari sekarang kau suapi aku Cheonsa, Aaa~" melihat tingkah suaminya itu, Jeonghan hanya tersenyum kecil lalu menyuapkan sendok pada suami nya itu.
Acara suap menyuap itu akhirnya selesai. Seungcheol berpamitan untuk pergi ke kantor, tak lupa untuk mencium kening dan bibir lembut Jeonghan. Melihat Samuel yang terlelap lucu dengan gemas Seungcheol pun ikut mencium pipi tembam Samuel.
"Aku pergi dulu, maaf karena membuat kalian takut. Aku hanya terkejut karena dia melemparku dengan biskuit."
"Aku tau. Sudahlah, lagi pula dia hanya anak kecil. Maafkan aku juga hm,?" Jeonghan menatap suaminya dengan tulus, mengatakan dengan penuh kehati harian agar sang suami tak salah paham.
{I}
Jam menunjukkan pukul empat sore, seluruh pekerjaan Jeonghanpun telah usai dengan adanya bibi Im dan beberapa pelayannya. Samuel sedang bermain ditaman belakang ditemani oleh Yein, karena dengan begitu Jeonghan lebih leluasa untuk menata barang-barang Samuel yang akan dibawa pulang.
Ting tong
"Biar aku saja, bibi." Sargah Jeonghan yang melihat bibi Im akan beranjak.
"Baiklah, aku akan menyelesaikan ini. Hati-hati, kau bisa melukainya." Ucap bibi Im penuh ke khawatiran.
Mendengar ucapan bibi Im layaknya seorang ibu, Jeonghan hanya tersenyum kecil mengangguk. Sedikit mengelus perutnya yang nampak sedikit membuncit itu ia melangkah menuju pintu utama.
"Biar aku saja Seoyoong, kau temani saja Samuel bersama Yein." Tegur Jeonghan dengan suara lembutnya.
Setelah membuka pintu. Ia cukup terkejut karena pekikan suara sahabatnya Seungkwan dan melompat dalam pelukannya.
"Hyuuuunggg.. Apa kabar,? Bagaimana keadaanmu,? Ah, sepertinya kau baik baik saja. Kau terlihat berisi dari terakhir ku lihat. Hehee.." ujar Seungkwan.
"Ahh, benarkah,?" Jeonghan terkejut atas penuturan sahabat bakpaonya ini. Padahal mereka hanya tidak bertemu selama 3 hari lamanya, apakah ia terlalu kentara jika sedang hamil,?
"Ahh, sudahlah jangan difikirkan. Kau harus diet agar tubuh mu kembali seperti semula hyung.."
"Yang harusnya diet itu, kau putri bakapao. Lihatlah pipi tembam itu, rasanya aku gemas ingin memakannya." Ejek Vernon.
"Yakk,!! Jadi, kau tidak bersyukur mempunyai istri sepertiku,? Kau malu, jika aku bersama mu,? Baiklah, jika mau mu itu, hushh.. pergi dan tinggalkan kami bertiga." Ucap Seungkwan tersungut sungut.
Jeonghan terperengah mendengar perkataan Seungkwan. Dahi yang berkerut menandakan jika ia terlihat kebingungan saat ini.
"Apa maksudnya kami bertiga,?" Tanya Jeonghan.
"Seungkwan sedang hamil anak kedua kami hyung." Jelas Vernon.
"Dan ini semua karenamu, kau taukan jika Samuel masii terlalu kecil untuk diduakan.."
"Ahhh, sudah Seungkwan, kau ini terlalu banyak bicara, ayoo sebaiknya kita bicara didalam saja." Ucap Jeonghan, ia menghentikan ucapan sahabat bakpaonya itu karena jujur saja, kakinya merasa pegal jika berdiri terlalu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Listen In Secret _ {JeongCheol}
Teen FictionSosok seorang Choi (yoon) Jeonghan yang ingin berusaha hidup bersama sang Suami, entah itu harus merelakan dirinya tersakiti ataupun bahagia dengan caranya sendiri. Selamat membaca..👬