Bab 3

1.3K 219 16
                                        

hyunjin sedang sibuk melakukan pesta bersama dengan teman-teman segenknya. Setelah membuat mental seorang anak bernama lee felix jatuh ,mereka tampaknya cukup senang.

"Kau liat wajahnya tadi ?!" tanya seorang pria yang memiliki aura gelap

"Tentu saja changbin  hahahhahaha" seru hyunjin

"Kelinci lemah... Hah"jawab chan sembari meminum  minumannya.

Mark dan jaehyun mengiyakan hal itu

"Kau gila dude mencium pria berkacamata itu" kini mark angkat bicara

Cowok kanada cukup kaget dengan tindakkan yang dilakukan oleh chan, yang mencium seungmin secara  tiba-tiba.

"Lumayan. Bibir anak itu cukup manis " ucapnya santai

Hyunjin hanya bisa tertawa lepas mendengar celotehan teman-temannya.  Melihat felix seperti tadi sepertinya sangat menyenangkan baginya.

Hyunjin tidak memikirkan apa yang dia lakukan sangat berdampak buruk terhadap  felix, yang ia tahu hanya keberhasilannya membuat mental satu anak lagi kembali jatuh.

Masa bodoh jika felix depresi karena ulahnya, toh apa pedulinya.

***

  Felix gemetar ketakutan, setelah insiden yang diterimanya bersama seungmin  tadi, kenangan lamanya seakan kembali terputar dibenaknya, seperti sebuah film.

"Hiks... A.. Aku bukan orang a..aneh"

Felix melangkahkan kakinya gusar menuju laci kecil, membukanya dengan  buru-buru. Memgambil botol putih kecil, lalu menumpahkan isinya ke tangannya, lalu meminumnya memikulnya cepat.

Felix kembali harus meminum obat penenangnya, agar ia bisa menenangkan dirinya.

Setelah itu, kembalik meringuk  di sudut kamarnya ,badannya masih bergertar dan memeluk kedua lututnya.

Sampai pada akhirnya  ia mendengar suara pintu sedang diketuk, oleh seseorang.

"Felix, kau didalam? " itu suara milik seungmin

Felix tidak menjawab, dia masih memeluk kedua lututnya.

"Felix?"

Tanpa menunggu jawaban dari dalam, seungmin  langsung menekan kode kamar apartemen felix. Lalu, segela masuk mencari keberadaan  sahabatnya.

Setelah mendapati felix, ia memeluk sahabatnya itu, suara tangisan felix akhirnya pecah.  Seungmin hanya bisa menenangkannya dengan mengelus punggung  sahabatnya itu.

"Sudah jangan menangis"

Tangisannya mulai redah,felix mulai bisa mengontrol dirinya kembali.

"Mau keluar?  Ke tempat biasa agar kau sedikit baikkan"

Tawar seungmin, yang hanya mendapat  anggukkan dari felix.

Setelah itu felix pergi untuk bersiap-siap, sebelum memutuskan pergi ke cafe tempatnya ia dan seungmin  mengerjakan tugas.

***


Felix dan seungmin memasuki ruangan cafe , seungmin memutuskan untuk memesan 2 americano dan 2 potong red velvet  cake  untuk dimakannya bersama felix.

Seungmin memandangin temannya  yanh masih sibuk melihat pemandangan di luar cafe, felix sepertinya tidak berniat untuk memulai percakapan.

"Hei, sudah jangan dipikirkan perlakuan manusia hwang itu"

Mendengar seungmin mengatakan itu, felix segera mengalihkan pandangannya langsung ke sahabatnya itu, yang sedang sibuk tersenyum kearahnya.

"Aku hanya... "

"Dia memang begitu, Renjun juga pernah diperlakukan seperti itu"

Ucap seungmin lalu memotong  cakenya ,memakannya pelan.

"Renjun? "

"Ya,murid yang pindah karena mengalami gangguan mental karena ulah hyunjin dan teman-temannya"

Saat felix akan bertanya lagi, pandangannya langsung beralih ke arah 2 orang pengunjung yang baru saja masuk ke dalam cafe tersebut.

"Hwang... Hyunjin " ucap felix  pelan

Seungmin mendengar  perkataanya, lantas mengikuti arah pandangan mata felix.

Mendapati hyunjin dan bangchan ah maksudnya chan, orang yang menciumnya secara paksa, wajah seungmin berubah merah, menahan amarahnya.

Ingin sekali seungmin memberi balasan atas perilaku kedua pemuda kurang ajar itu, namun itu tidak mungkin. Terlalu beresiko, bisa-bisa kejadian sore tadi kembali terulang.

"Kau serius?  Akan mengencani jeongin?  "

"Tentu saja Chris, hanya untuk mainanku saja"

Bangchan, memang sering dipanggil chris  oleh hyunjin . karena, menurut hyunjin itu terdengar lebih keren.

"Kenapa kau tidak menjadikan murid baru itu sebagai mainanmu saja"

Tanya chan,membuat hyunjin berpikir sejenak.  Sekedar info mereka duduk tidak terlalu jauh dari tempat felix dan seungmin, hanya saja mereka tidak menyadari kehadiran kedua korbanya tadi.

"Orang seperti itu?hahaha apa dia bisa memuaskanmu? "

"You're totally crazy  dude, aku pikir mainan untuk menyingkirkan status jomblomu"

"Tentu bukan, aku menjadikannya sebagai mainan  di atas ranjangku saja"

Ucapnya lalu menyesap minumannya, sembari menyalakan rokoknya lalu menghisapnya.

Tak berselang lama, sosok yang cukup dikenalinya lewat di sampingnya.
Itu felix, hyunjin sempat terpana melihat penampilan felix saat ini.

Pasalnya dia termasuk cupu jika disekolah, dan kenapa saat diluar sekolah dia malah terlihat sangat  manis.

"Woy sadar"

Suara bangchan berhasil menyadarkan hyunjin yang tadi sempat melamun karena melihat felix .

"Sepertinya mereka cocok"

Hyunjin menatap bangchan, dengan menaikkan kedua alisnya mencoba mengerti maksud bangchan.

"2 jalang, kau satu dan aku satu"

"Hahahahha, jadi kau mau menjadikan temannya sebagai jalangmu?"

"Kau tidak lihat wajah polosnya tadi?bayangkan saja jika kau menjadikannya sebagai baby boy"

Hyunjin hanya terkekeh mendengar ucapan bangchan, ada benarnya bisa dicoba.

"Mendengarkan suaranya mendesah dan memanggilmu daddy ,hahahaha shit membayangkannya saja ..."

"Membuat milikmu bangun? Persetan  dengan otakmu"

Kemudia mereka kembali melanjutkan kegiatan meminik  kopi mereka.



***

MAAAF... Ngebuat chan ama hyunjin jadi bangsat, eh tapi emang bangsat sih mereka berdua

Kannn bangsattt emanggg  😂😂😂😂btw makasih banget buat votenya. Terharu banget  gua astaga kirain nih gk ada yg bakalan baca cerita gaje ini... 😂Makasih banyak....ほんとう に ありがとう ございました!!!💞💞💞💞💞💞💞💞💞ヽ(´▽`)/

Save Me From The Black WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang