8

65 7 0
                                    

"Kita udah putus Ziro!!!!" Caci Agatha kepada Ziro.

"Kamu yang bilang putus aku kan belom bilang iya atau setuju" Ziro menatap nya dengan tatapan lembut dan tenang.

"Bodoamat, terserah apa kata lo. Gue udah nganggep kita putus."

❣❣❣

Setelah bertemu dengan mantannya yang membuat dirinya badmood, Agatha pergi dari taman menuju warteg Abah.

"Pagi Abah ku sayang!!!" Teriak Agatha sambil menggebrak meja dengan kuat.

"Astagfirullah ndok, kamu bikin Abah jantungan." Abah mengelus-elus dadanya dengan ekspresi yang lucu.

"Hehe, maaf bah, aku kesenengan sih abis nya, kangen banget sama Abah yang ganteng banget" ucap Agatha sembari duduk di kursi lalu meletakkan tas sekolah nya ke sudut meja.

"Sok sok an Kangen kamu ndok, setiap hari ga pernah absen buat kesini" cibir Abah.

"Abah jadi ngusir aku nih? Iya nih? Fine nih kita ya ? Putus nih kita? Abah jangan nyesel ya, jangan minta balikan sama aku." Agatha menahan tawa karena ia geli sendiri terhadap ucapan nya. Dia sengaja menggoda Abah karena melihat ekspresi Abah sungguh menyenangkan hati nya yang tengah badmood. Tawa Agatha meledak karena Abah melotot kepadanya.

"Wong edan. Kamu bolos lagi?" Tanya Abah dengan nada serius yang membuat Agatha yang tertawa langsung terdiam.  Ia hanya bisa tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Hmm anu bah, manusia kan butuh makan dan manusia punya pikiran, jadi di saat manusia lapar karena membutuhkan makanan di pagi hari manusia kemudian berfikir karena punya fikiran untuk makan, jadi karena Agatha laper ya Agatha makan, untuk makan, Agatha harus mencari makanan, dan terlintas dalam pikiran Agatha untuk ke restoran mewah ini bah, karena kalo kita laper terus di paksain masuk sekolah jadinya ga konsen, kalo ga konsen ntar semua pelajaran ga masuk ke otak, masuk kuping kiri keluar lewat pori pori hidung. Nah kalo udah ga konsen ntar di marahin guru, disuruh panggil orang tua, terus ntar agatha dimarahin, ga dapet uang jajan, ga di bolehin main main lagi bah, emang Abah tega liat Agatha disiksa ?" Setelah Agatha mengucapkan pidato panjang nya itu, Agatha dibuat melongo karena Abah tidak mendengarkannya, Abah menutup kuping nya menggunakan earphone.

"ABAH!!!!! DENGERIN AKU GA SIH BAH? AKU NGOMONG PANJANG LOH TADI. ABAH GA DENGERIN SAMA SEKALI?" Teriak Agatha dengan nada merajuk dan muka di tekuk.

"Kamu udah selesai ngomong nya ndok?" Tanya Abah dengan polos.

"..."

"Kalo kamu diam berarti udah"

"..."

"Kamu mau tau ga pendapat Abah?"

"..."

"Ndok kamu jangan diam aja dong, ntar Abah takut kamu kenapa kenapa" Agatha mendapatkan raut wajah cemas di wajah Abah.

Gua jahilin lu bah, enak aja gua ngomong ga di ladenin, batin Agatha.

"Ndok kamu jangan lihat Abah begitu dong" Abah mengelus lengan Agatha dengan tatapan takut serta cemas. Agatha menatap Abah seolah sedang kerasukan.

"Hihihihihi" Agatha mengikuti suara ketawa Mbak Kunti, dan badan yang sengaja ia lenggak lenggok kan.

"Astagfirullah, keluar kamu sayton, keluar dari tubuh anak saya, keluar kamu" Abah menekan kepala agatha dengan mata terpejam dan mengucapkan seperti dukun yang sedang mengobati pasien nya.

"Kalo Abah ingin saya keluar dari tubuh anak ini, maka berilah dia makanan yang paling lezat" agatha mengucapkannya dengan nada berat dan mata yang melotot.

 AGATHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang