11

79 5 1
                                    

Brumm... Brumm....

Suara motor anggota ALEGRA bersaut-sautan di jalan raya. Membentuk sebuah formasi yang memenuhi jalan raya. Tak ada satupun pengendara beroda dua, maupun empat yang berhasil menyalib formasi tersebut.

Pemimpin formasi tersebut tak lain ialah Agatha dan Gufron, dan diikuti oleh seluruh anggota ALEGRA.

Agatha memberi aba aba untuk belok ke kanan setelah lampu merah di tengah tengah jalan raya itu, ia mengangkat tangan kiri ke atas lalu telunjuk nya ia arahkan ke kanan. Seluruh anggota ALEGRA mengerti aba aba yang di beri setelah itu membunyikan klakson menandakan mereka berkata 'Siap'

Tujuan mereka ialah satu, markas baru ALEGRA, rumah ke dua bagi mereka. Ruko yang bertingkat 3 bernuansa hitam putih itu berada di sudut kota, Agatha menemukan itu ketika ia membaca selembar poster yang di berikan teman nya berisi penyewaan sebuah ruko. Tempat yang menurut Agatha nyaman, damai, dan jauh dari kata keramaian jalanan. 

Satu belokan lagi mereka akan tiba, Agatha telah memberikan aba-aba, mengangkat tangan kirinya ke atas dan mengepalkan nya, yang berarti untuk berhenti. Sontak semua anggota ALEGRA berhenti.

Agatha membuka helm full face nya, dan turun dari motor, diikuti anggota ALEGRA. Samua berdecak kagum, ada yang bertepuk tangan, dan bersiul-siul.

"Ini markas kita, rumah kita" Agatha mengeluarkan suara nya yang sedari tadi hanya memandang ke ruko tersebut.

"WANJAYYYYYYY COK, MANTUL!! MANTAP BETUL !!" seru ardhan dengan logat Batak nya yang begitu kental sembari tersenyum haru.

Agatha membalikan badannya menghadap anggota ALEGRA , "Di dalem udah ada perlengkapan yang mungkin kita butuhkan, di lantai pertama itu untuk nyantai, di lantai kedua itu untuk rapat, dan di lantai ketiga itu tempat istirahat, ada kasur juga disana."

"Lo ngelakuin ini sendirian Tha?" Tanya alifia, mewakili pertanyaan beberapa anggota ALEGRA.

"Hm" Jawab Agatha yang menandakan iya.

"TUNGGU APALAGI, YOKLAH MASUK COKKK!!" Seruan Ardhan menimbulkan gelak tawa bagi anggota ALEGRA.

"Ardhan, ardhan, nama Lo ga ada nyambung nyambung nya sama logat Lo." Ucapan Talia diikuti kekehan nya.

"Suka suka ku lah, sewot kali pun kau lapet !" Jawaban ardhan, lagi dan lagi membuat riuh tawa anggota ALEGRA menggelegar. (Lapet adalah salah satu makanan orang sumatera utara yang lumayan populer)

"Taik lo jelek!!" Dengus Talia.

"Sampai kapan Lo semua disitu ?" Tanya Agatha yang sudah membuka pintu markas tersebut, sontak anggota ALEGRA ikut masuk ke dalam.

"Mantapppp anjrit"
"ADA IBU IBU ANJAY"
"HAH IBU IBU??"
"HAHAHAHAHAHAHA"

Lagi dan lagi anggota ALEGRA tertawa karena ke absurd an obrolan bintang dan Dani.

"Eh tapi serius njing ini di mantap jiwa. Gue bakalan lebih betah disini daripada di rumah kayaknya" ujar Guntur.

"Yang mau liat diatas, silahkan. Ada yang mau gue omongin bentar ke Gufron." ucap Agatha.

"INGAT THA, KATA NENEK JANGAN GELAP GELAPAN, NANTI ADA SETANNYA!!" Teriak Monica yang sudah lari keatas tangga, Agatha hanya mendengus malas menanggapinya.

Di lantai bawah hanya tersisa Gufron dan Agatha, gufron menunggu Agatha untuk berbicara padanya.

"Fron." Ucap Agatha serius.

"Lo kenapa ?" Tanya Gufron.

"Gue tau Lo bisa di percaya, untuk itu Lo di pilih jadi ketua sama anak cowok. Gue minta tolong sama Lo, jaga nama baik ALEGRA. Jang—"

 AGATHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang