❜❜I wanna find a way to bring myself back home, but things just get so crazy.❜❜
Sudah hampir tengah malam. Acara resepsi pun sudah selesai dari satu jam yang lalu. Setelah acara Pyebaek, Jennie dan Taehyung kemudian langsung bersiap untuk menuju ke kediaman baru mereka di kawasan elit Pyeongchang-dong.
Mereka pun menaiki mobil berjenis Rolls Royce Ghost berwarna hitam yang sudah menanti mereka di lobby depan hotel.
Selama perjalanan, tak ada satu pun yang berniat untuk memulai pembicaraan. Hening. Taehyung sibuk dengan ponselnya, sedangkan Jennie sibuk dengan pikirannya. Begitu pun dengan sang supir yang fokus menatap jalanan.
Kemudian setelah beberapa menit barulah Taehyung berkutik.
"Mau kau pandangi sampai berapa lama pun, itu tak akan merubah apa pun." sindir Taehyung.
Jennie hanya mendelik lalu kembali menatap pemandangan malam di luar kaca mobil "Bukan urusanmu."
Taehyung melipat kedua tangannya kemudian menutup matanya sambil bersandar pada kursi "Ku dengar kau tidak ingin mengambil perusahaan ayahmu dan memilih menikah. Aku rasa harusnya kau bahagia sekarang ini."
Lelaki itu memang bodoh atau apa? Sudah jelas bahwa dia lah penyebab Jennie merasa kesal seperti ini. Kalau saja orang yang menikah dengan nya itu bukan dia, Jennie pasti sudah bahagia. Mungkin.
"Benar, tapi bukan dengan mu." jawab Jennie ketus.
"Harus nya kau berterimakasih padaku. Kalau bukan karena ku, mungkin sekarang kau sudah di kirim ke Austin."
Jennie mendecak "Itu jauh lebih baik bagiku."
Taehyung masih terpejam namun bibirnya menyeringai "Benarkah?"
Jennie menelan ludahnya kasar, merasa tersudut. "Tentu saja, disana jauh lebih baik dari pada aku harus menikah dengan orang aneh dan narsis sepertimu." sungut Jennie.
"Aku tidak yakin."
Jennie mengernyit "Apa maksudmu?"
"Bukankah saat itu kau mengetahuinya bahwa orang yang akan di jodohkan dengan mu adalah aku? Mengapa saat itu kau tidak menolaknya saja?"
Benar, saat itu mengapa Jennie tidak menolaknya? Pertanyaan Taehyung benar-benar membuat nya terhenyak.
Jelas bahwa kedua pilihannya tidak ada yang menguntungkan Jennie. Entah Tehyung, atau tempat kelam itu. Jennie tidak tahu mana yang lebih membuatnya hancur.
Jennie tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia lalu menunduk.
"Kau tidak pandai berbohong Kim Jennie. Kau takut. Bukan begitu?" tanya nya
Benar, dia memang takut. Itulah kenyataan nya. Austin, tempat itu. Tempat yang penuh kenangan indah sekaligus menyakitkan baginya. Tempat yang selalu menjadi mimpi buruknya selama ini.
Karena kejadian itu, kejadian beberapa tahun silam yang terus saja menghantuinya.
Dan beberapa saat kemudian cairan bening turun dari pelupuk matanya, lalu melesat diantara garis pipi nya yang gempal. Ia tidak menahannya lagi. Perasaan itu, selalu menghantuinya. Dan kini, dia harus mengingatnya lagi.
"Kau benar aku memang takut." ucap nya tersendat.
Ah sial. Dia sudah lama mengubur ingatan buruk itu, dan selama itu pula lah penderitaannya terbendung. Terlupakan, namun nyatanya tidak. Kali ini semuanya ambruk, menyisakan puing-puing kesedihan tentang masa lalunya yang kelam.
Jennie menggigit bibirnya menahan tangis, hingga tercipta deritan-deritan kecil.
Taehyung terbangun. Rintihan kecil itu, entah apa yang membuatnya ingin membuka mata. Ia lalu menatap Jennie, menelisik. Lalu sesaat kemudian dia bangkit "Itu sudah cukup untukku."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Weird Husband
FanfictionKarena perjodohan konyol orang tuanya, terpaksa Kim Jennie harus menikahi orang terculun di sekolah nya dulu, Kim Taehyung.