Tin...tin...
Sebuah mobil mewah berhenti tepat di depanmu. Saat kamu menyebrangi jalanan yang ramai ini, tiba-tiba sedan putih menghampirimu dan hampir saja menghempas dirimu.
Kamu menghela nafas lega, setidaknya tidak terjadi apa-apa denganmu.
"nona, kau ba-" kata pria itu terputus saat melihatmu.
"ah, aku baik-" kamu mendongak dan betapa terkejutnya ketika kamu mendapati orang yang kau rindukan tepat di depanmu
"ah y/n lama tak berjumpa" sapa pria itu.
"ha, iya lama tak bertemu cha eunwoo" hatimu sedikit teriris ketika menyebut namanya.
"ah, baiklah y/n aku akan pergi dulu, ada urusan penting," pamit eunwoo sambil menjabat tanganmu.
Eunwoo tampak berubah. Tatapannya saat menatapmu tidak sehangat dahulu lagi. Saat kalian menjalin hubungan manis itu.
Kamu hanya membalas jabatan tangannya seraya tersenyum.
Semenjak kejadian itu padahal kamu sudah berusaha keras untuk melupakan cha eunwoo. Tapi didalam hatimu berkata lain. Kamu masih sangat mencintai eunwoo. Andai saja tak ada jaehyun, mungkin kamu hidup damai bersama eunwoo sekarang?
Beberapa hari lalu kamu bertemu cha eunwoo, kamu merasa sangat senang. Kamu sangat senang ketika mengetahui eunwoo baik-baik saja dan tampak bahagia.
Kamu rasa eunwoo sudah banyak berubah, atau mungkin dia lupa padamu? Lupa padamu bukanlah larangan. Kamu rasa eunwoo berhak melupakanmu
Lihat betapa kejamnya kamu ketika meninggalkan eunwoo pergi begitu saja. Mungkin saat baru kamu tinggal eunwoo juga terpuruk. Eunwoo pasti sangat sakit hati saat itu.
Rasanya kamu ingin sekali mengutuk dirimu sendiri, bagaimana kamu bisa mengharap dari seorang yang sudah kamu lukai?
Jujur dirimu masih mengharap eunwoo kembali. Kamu masih sangat dan sangat mencintai eunwoo. Tapi mustahil jika eunwoo masih mencintaimu.
Tidak mungkin lah eunwoo menunggumu selama 5 tahun. Eunwoo juga punya hati. Tidak mungkin jika dia sanggup menunggumu selama itu. Lagipula tidak ada kepastian darimu bahwa kau akan kembali pada eunwoo
***
Ting tong...
"iya sebentar" ucapmu dari dalam rumah. Kamu berjalan menuju pintu dengan langkah gontai dan mata sembab.
"apakah benar ini rumah saudari y/n?" tanya kurir itu
"ah, iya saya sendiri, ada apa ya jika saya boleh tau?" tanyamu sopan kepada kurir tersebut
"ada kiriman untuk anda" jawab kurir tersebut "silahkan tanda tangan disini"
"oh, baiklah" jawabmu singkat.
*
Ketika kamu membuka map tersebut, air matamu mulai menetes secara perlahan. Kamu terisak kecil. Dadamu sakit. Hatimu sakit. Jantungmu terasa teriris pisau.
Matamu memerah sempurna, air matamu mengalir tak terbendung.
Dalam hati kamu merutuki dirimu sendiri, betapa cengengnya kamu.
Didalam map itu terdapat sebuah undangan bertuliskan cha eunwoo dan jung chaeyeon
Sekarang kamu mulai membaca tulisan tangan eunwoo yang sudah ditulis di kertas putih.
Terimakasih atas waktumu 5 tahun lalu
Terimakasih telah mengubah diriku
Terimakasih telah mendampingiku waktu itu
Terimakasih telah memberiku kenangan itu
Jujur kamu adalah cinta pertamaku
Jika aku bisa memutar waktu, aku tak akan secepat itu mengungkap perasaanku padamu.apa yang merasuki dirimu sehingga membuatmu benci padaku?
Y/n apakah aku tidak berhak jadi kekasihmu?
Mungkin masih ada pria lebih dariku di luar sana.
Tapi aku sangat mencintaimu. Waktu itu.Sekarang kamu hanya menyisakan luka di dadaku saja. Luka yang hilang dalam 2 tahun lamanya.
Aku sudah memulai hidup baru. Aku punya 1 permintaan. Ini sangat mudah. Turutilah saja untuk kelancaran hidup kita berdua. Tolong lupakan masa lalu. Mulailah hidupmu yang baru.
Dan datanglah ke pernikahanku lusa. Aku tak dapat mengirim undangan ini langsung, karena jujur aku masih sangat sibuk.
~cha eunwoo
Tangisanmu pecah begitu saja. Kamu mulai menjambaki rambutmu frustasi. Kamu membanting semua benda yang ada dalam jangkauan mu. Kamu tak bisa memendam rasa penyesalan itu.
***
Hari pernikahan eunwoo pun datang
Kamu pergi ke pernikahan itu dengan mata sembab. Setelah bertemu dengan eunwoo kamu menjabat tangannya dan pengantin wanitanya.Tanganmu meremat samping rok mu ketika melihat eunwoo mengecup bibir istrinya di depan para hadirin. Mati-matian kamu menahan air matamu.
Eunwoo tampak tersenyum hangat menatap mata istrinya, begitupun sebaliknya. Kamu meneteskan airmatamu yang segera kamu usap.
Kemudian kamu memutuskan menemui pengantinnya.
"eunwoo, maafkan lah kesalahanku yang dulu-dulu. Kau benar, lupakan saja masa lalu kita. Anggap kita tidak pernah bertemu. Soal perasaan kita, cabut itu. Aku tak mau perasaan itu menjadi sebuah arti penasaran. Semoga kalian bahagia. Oh aku pamit, aku akan pergi. Terimakasih." ucap kamu sambil menahan air matamu yang akan menetes.
"y/n memang sebaiknya begitu, selamat tinggal. Dan berbahagialah dengan hidupmu yang baru." kata eunwoo pelan tetapi kamu masih bisa mendengarnya.
Hatimu kacau, tapi setidaknya kamu telah menyampaikan kata-kata yang selama ini ingin kau sampaikan bukan?
*
Di tengah jalan raya yang ramai itu kamu berteriak.
"cha eunwoo, maaf tetapi aku tidak bisa melupakanmu" kamu berteriak sambil meneteskan air mata.
Betapa bodohnya kamu. Kamu masih mengharapkan seseorang yang telah kau lukai hatinya. Tapi bukankan kalian tau, hatimu lebih sakit dari hati eunwoo. Kamu tidak bisa melupakannya. Karena kamu benar-benar mencintainya.
Selang beberapa detik dirimu tertabrak oleh mobil. Tubuhmu terhempas ke atas. Tapi kamu malah tersenyum. Saat matamu lambat laun tertutup kamu membatin
" setidaknya aku telah menyampaikan salam perpisahan kepada eunwoo "
"memang dunia itu kejam"
"kenapa dunia memperkenalkanku dengan orang-orang baik jika nantinya akan direnggut lagi?"
"aku tidak mengharapkan lebih. Aku hanya mengharapkan hidup bahagia bersamanya."
"tidak. Tidak begitu karena eunwoo harus hidup bahagia dengan istrinya."
"jangan renggut kebahagiaan eunwoo lagi."
"aku rela mati jika itu membuat eunwoo hidup bahagia."
"aku hanya memiliki satu harapan sekarang, aku berharap kita akan bertemu pada kehidupan berikutnya."
"tidak! Aku menarik kata-kataku jika di kehidupan selanjutnya kau tetap akan berpisah lagi dariku."
"sampai jumpa nanti cha eunwoo. Jangan biarkan luka di dadamu membekas terlalu lama."
"biarkan namaku hilang dari pikiranmu. Buang aku jauh-jauh dari pikiranmu."
"agar kita bisa tenang jika bertemu lagi nanti."
"tuhan, tolong jaga dia"
Suara orang-orang berteriak terkejut sambil terus memperhatikan dirimu yang sekarat di jalanan itu. Tidak untuk saat ini. Biarkan dirimu terbawa ke alam sana.
Dan setelah itu semuanya gelap. Kamu tak bisa merasakan apa-apa lagi
SELESAI