PROLOG❤

3K 67 4
                                    

Suasana dipagi hari ini terasa segar, dengan biasan mentari yang sudah mulai naik. Namun sepasang mata yang masih terlelap tak sedikitpun merasa terusik dengan cahaya yang masuk kedalam kamarnya dari celah gorden hijau miliknya. Dan suara nyaring dari jam bakernya pun tak dihiraukan oleh pemiliknya.

Ya.. Seperti itulah, seorang cewek yang bernama lengkap Saera Radiana itu. Tipe cewek mageran, cuek, jutek dan malas. Namun dibalik sifat buruknya terlihat wajah cantiknya. Dengan bulu mata lentik dan mata yang indah. Hidung yang mancung dan bibir yang tidak terlalu tipis dan juga tidak terlalu tebal. Tinggi sekitar 168 cm. Dan agak tomboi. Tapi gak cuek juga sama dandan.

Bisa dibilang Saera ini tipe cewek yang susah ditebak.

Brukk brukk!!!

Seorang cowok yang memakai seragam putih abu-abu sudah rapih didepan pintu kamar yang bertuliskan "this is Saera Room" diukir dengan tinta cair bertabur gliter warna-warni.

Cowok yang suka dipanggil Saera dengan sebutan Kakak terus menggedor-gedor pintu kamar adik perempuannya itu yang entah terbuat dari apa bisa malas seperti itu.

"Woii!!! Bangke bangun lu!! Jadi cewek males banget sih!!" teriak cowok bertubuh tinggi dengan rambutnya yang sudah disisir rapih.

Jika ada temannya yang memamerkan jambul justru Satga malah menyisir rapih rambutnya yang lurus dan halus itu. Mungkin rambut Saera saja kalah halusnya dengan cowok bernama lengkap Satga Radiana Saputra.

"Bangkeee!!! Kalo gak bangun terpaksa gue dobrak nih pintu!" ancam Satga masih setia dengan teriakannya.

Seketika cewek didalam sana membelalakkan matanya. Mulai mengangkat tubuhnya untuk duduk terlebih dahulu.

"Woii bangke? Gue dobrak beneran ini mah!" sahut Satga lagi dengan geram.

Namun Saera hanya bergeming ditempatnya tanpa berniat berjalan untuk membuka pintu kamarnya.

"Gue itung sampe tiga ya. Satu!! Dua...

Saera mulai tersadar, ternyata Kakak terlaknatnya beneran akan melakukannya.

Disaat hitungan hampir mendekati angka tiga, Saera bangun dan segera membuka pintunya lebar-lebar.

Satga memasang wajah datarnya, mungkin malas dengan sifat adiknya yang setiap hari selalu malas bangun pagi. Seperti tak punya tujuan hidup dan tak punya semangat hidup.

"Cepet mandi, gue tunggu didepan. Kalo elo masih gak mau mandi juga. Gue mandiin lo bareng kambingnya bang Pe'i" ucap Satga ada nada gurau disana.

Saera menatap Satga dengan tajam, dan Satga terkekeh geli melihat ekspresi wajah adiknya si pemalas ini.

Setelah itu ia berlari menuruni anak tangga rumahnya.

✏✏✏

Disekolah SMA Khatulistiwa. Ditempat ini Saera dan Satga menimba ilmu. Saera kelas 10 IPA 8 sedangkan Sarga kelas 12 IPA 2. Gak usah ditanyalah kenapa Saera kalah jauh banget sama Kakaknya. Jawabannya cuma satu, Karena dia MALES!.

Males balajar maksudnya.

Sebenarnya dulu Saera pernah rajin kesekolah, bahkan hari minggu juga dia dateng ke sekolah.

Eh, enggak deng canda.

Dia bisa rajin begitu karena ada penyemangatnya. Yaitu seseorang yang selama 3 tahun Saera tunggu dan rindu. Eakk!!

Namun seseorang itu lama-lama menghilang tanpa kabar. Terakhir menghubungi hanya lewat via chat itupun di Facebook, karena jujur Saera yang sudah mengenal 6 tahun di SD, belum mempunyai nomornya dan juga gak berani minta langsung keorangnya.

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang