Bell pulang sekolah sudah berdering 15 menit yang lalu, tapi Saera belum meninggalkan sekolahnya.
Setiap hari Saera memang harus menunggu Abangnya—Satga yang beda jam pulang dengannya. Kalau naik angkot, Saera malas karena harus jalan lagi menuju rumahnya yang lumayan jauh dari gerbang kompleks. Bisa-bisa betis Saera akan menjadi semakin besar.
Saera menutup matanya, dan menutup telinganya dengan earphone yang memutar lagu favorite nya—Fake Love dari boyband idolanya—BTS.
Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya, dan Saera membuka matanya, melihat seseorang wanita dengan seragam sama sepertinya. Wajahnya juga tak asing lagi dipenglihatan Saera. Saera seperti pernah melihatnya.
"Kamu Saera ya?" tanya cewek itu seraya duduk disamping Saera yang otomatis Saera bergeser, memberi ruang untuk cewek ini.
"Kenalin aku Risha, aku pernah kerumah kamu" cewek itu mengulurkan tangannya dan segera dijabat oleh Saera.
Saera mengingat-ingat sejenak dan menemukan jawabannya.
"Ouh... Risha pacarnya Abang gue ya?" tanya Saera memastikan.
Cewek yang bernama Risha Kusuma Anggri, itu menundukkan wajahnya. Malu.
Dan Saera membenarkan letak duduknya agar bisa melihat jelas wajah Risha.
"Elo belum pulang?" tanya Saera santai.
Deris itu anak kelas 11 IPS 1, murid terpintar disekolahnya setelah Ardit. Sebenarnya ia masih kelas 10 bareng sama Saera tapi waktu SMP dulu Risha diloncatkan langsung kekelas 10 disaat teman-temannya masih kelas 9 SMP. Tapi herannya cewek itu sangat tergila-gila dengan Satga yang notabenenya adalah murid yang IQ nya masih rata-rata dibanding Ardit atau Risha.
"Terus ada perlu apa sama gue?" kata Saera to the poin. Mendengar itu Risha mendongak dan menatap Saera dengan malu.
"Boleh gak aku minta tolong sama kamu?" tanyanya dengan ragu.
Saera mengangguk, "selama gue bisa!" sahutnya cepat.
"Tolong bilang ke kak Satga, aku gak mau kita putus"
Saera membelalak matanya, menatap manik mata Risha dengan tatapan bertanya.
"Putus??" ucap Saera memastikan.
Risha memgangguk pelan, ada raut kesedihan disana.
"Kenapa? Siapa yang mutusin? Bukannya hubungan lo baik-baik aja?" tanya Saera bertubi-tubi.
"Makanya itu, aku ngerasa gak lakuin kesalahan apapun ke Kak Satga. Tapi tiba-tiba dia bilang putus dan pas aku tanya kenapa, dia gak jawab. Dia cuma pergi gitu aja tanpa sepatah katapun" jelas Risha.
"Aku buruh alasan dan kepastian dari dia Sey" lanjutnya dengan raut sendu.
Kok Saera panas ya?
Iyalah, Abangnya gila atau bego sih?! Cewek sesempurna Risha disia-siakan? Mau cari yang gimana lagi coba?.
"Sialan banget tuh si Satga! Tenang aja Kak. Gue bakal bantuin lo cari tau alesan Abang gue mutusin lo. Dan bujuk abang gue supaya dia mau balikan lagi sama lo!"
Risha berbinar, dan memegang kedua bahu Saera dengan senyum yang merekah.
"Kamu serius?" tanya Risha dengan raut bahagia.
Saera mengangguk, sebenarnya dia ingin bilang 'jangan serius-serius entar baper!' tapi ia tau tempat. Tak mungkin bilang kata-kata receh seperti itu didepan orang terpintar disekolah. Pasti gak akan ngerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
Teen FictionCinta, Jarak dan Waktu. Bukan cerita LDR yang saling menunggu satu sama lain. Tapi cerita dimana hanya ada satu orang yang menunggu seseorang yang entah bagaimana kabarnya disana. Jarak? Gak ada yang lebih menyakitkan lagi selain kata itu. Jarak. Da...