~Distance #10~

604 27 5
                                    

Setelah pulang sekolah Saera dikejutkan dengan kedatangan seorang lelaki yang sudah tidak asing lagi, berdiri didepan kelasnya. Memandang Saera yang tengah heran melihat kearahnya. Cowok itu tersenyum sekilas, Saera semakin bingung campur takut.

Teman-teman ceweknya ada yang menggoda cowok itu, tapi sayang hanya dapat senyum kecut darinya.

"Sey, gue duluan ya" kata Ratu seraya menepuk pundak Saera dan Saera yang baru tersadar dari lamunannya hanya mengangguk. Setuju.

Saera berjalan lurus melewati cowok itu, kali aja dia kesini bukan ingin bertemu dengannya, tapi ada urusan lain dengan temannya, mungkin.

Tapi disaat Saera ingin melewatinya, tangannya ditahan oleh cowok itu dan Saera berhenti mendadak.

"Kok gue dilewatin?" tanya cowok itu dengan tatapan yang membuat Saera ingin enyah dari bumi saking saltingnya.

"Hehehe... Kirain elo bukan mau ketemu sama gue" sahut Saera dengan rada gugup.

"Ya udah yuk pulang"

"Eh.

"Ada apaan lagi?!" tanya cowok itu sedikit menaikkan nada bicaranya.

Saera agak terkejut dengan itu, dan lebih berhati-hati lagi sekarang.

"Emang Kak Satga ada latihan lagi?" cowok itu mengangguk dan Saera menghembuskan nafas pasrah.

"Oh iya" kata Ardit, si cowok yang berada didepan kelasnya secara tiba-tiba itu.

Saera melihat kearah Ardit yang sedang merogoh saku celananya, mengambil sesuatu.

Benda yang membuat Saera membulatkan matanya, sempurna.

"Itu kan hape gue, kenapa bisa ada di elo?" tanya Saera keheranan.

"Iya, sebenarnya Satga sih yang ambil hape lo diatas meja kantin, waktu istirahat kedua. Terus dia titip ke gue"

Saera mengangguk antusias, "makasih kak, udah jagain hape gue"

Ardit mengangguk, "ya udah yuk Sey, kita pulang".

Saera menyetujui ajakan Ardit, dia berjalan beriringan dengan cowok itu. Dalam keheningan menuruni anak tangga.

Dan seketika...

"Mampus gue!" pekik Ardit seraya menepuk keningnya.

"Kenapa kak?" tanya Saera masih dilanda rasa bingung.

"Gue harus kekantor guru sekarang, masih ada urusan yang harus gue kelarin. Elo mau tunggu gue atau pulang duluan?"

Saera terdiam untuk beberapa saat, dan---

"Gue tunggu elo aja deh kak, gak lama kan?" Ardit mengangguk.

"Kalo gitu gue di tunggu di Aula dekat parkiran ya kak" kata Saera dan diangguki oleh Ardit.

"Gue tinggal ya Sey. Maaf kalo harus nunggu" ucap Ardit tulus kepada Saera.

"Gak papa kok" sahut Saera dengan seulas senyum.

✏✏✏

Sudah hampir satu jam tapi Ardit belom kelihatan juga. Dan pada akhirnya, Saera melihat seseorang yang ditunggunya, berlari kearahnya dengan wajah yang tak terbaca.

Setelah sampai, Ardit malah duduk disebelah Saera sedangkan Saera malah berdiri tegak.

"Ayo kak" ajak Saera dengan wajah lelah.

"Emm... Kasih gue waktu buat istirahat yaa" pinta Ardit, Saera diam.

Lama-lama Saera kembali duduk, disebelah Ardit.

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang