Katanya dengan jarak, akan mengikis ingatan masa lalu indah yang pernah kita jalani. Tapi apa?? Aku malah semakin mengingatmu dalam hati.
_________________________
__________________"Belajar yang rajin ya ade ku" ucap Satga kepada Saera saat mereka sudah sampai diparkiran sekolah, dan sudah memarkirkan motor Scoopy Hitam milik Satga disana.
"Sok manis!" celetuk Saera dengan nada judesnya.
"Dih!! Serba salah gua mah sama lu. Dikasarin marah-marah, dimanisin gak berubah! Aneh lu!!" omel Satga tak sedikitpun merasa kesal.
Setelah itu Satga mengacak rambut Saera dengan geram dan meninggalkan Saera yang sudah memaki-maki Kakaknya. Ade gak tau diri emang wkwk.
Dan sedetiknya Saera ikut berjalan menyusul Kakaknya. Namun, saat ingin memasuki koridor sekolah tiba-tiba ada yang menabraknya dari depan, sampai dirinya terpental kedepan bersama Cowok yang menabraknya tadi.
Saera mendengus kesal, kenapa hari ini bikin emosi sih!, omelnya dalam hati.
Baru saja Saera ingin memaki-maki Cowok yang menabraknya, namun diurungkan. Saat melihat wajah cowok itu yang sudah familiar dimata Saera.
"Sadam..
Gumam Saera tak sadar.
Cowok itu bangkit, memungut Bola Volly yang dibawanya, yang tadi sempat gelinding akibat insiden satu menit yang lalu.
"Maaf ya gue buru-buru, elo gak papa kan?" kata Cowok itu yang belum Saera ketahui namanya.
Saera mematung, dan tak bergerak sama sekali.
Karena khawatir, akhirnya cowok itu menepuk pundak Saera untuk menyadarkan cewek dihadapannya itu.
"Eh?"
"Elo gak papa kan?" tanya Cowok itu lagi. Untuk memastikan.
"Iya gak papa kok" sahut Saera merasa gugup.
Entah lah, kenapa Saera jadi gugup seperti ini.
"Elo Sadam?" tanya Saera tanpa sadar, dengan pandangan berharap cowok itu mengatakan 'iya'. Namun cowok dihadapannya menggeleng kuat dan tersenyum kikuk.
"Gue Devan anak kelas 12 IPA 2, oh iya. Kalo elo butuh apa-apa elo kekelas gue aja. Soalnya gue gak ada waktu buat bawa lo ke UKS" sahut Cowok itu yang bernama Devan dengan panjang lebar.
"Iya gue gak papa kok"
"Oke deh, gue duluan yaa.." pamitnya dan berjalan menjauh dari tempat Saera berpijak.
Sedangkan Saera hanya terdiam. Mematung seraya memandang langkah seseorang yang sudah semakin menjauh.
Ada perasaan rindu kembali merasuk hatinya. Juga kecewa saat menerima fakta jika cowok yang ditemuinya tadi, bukanlah dia. Dia pangeran yang masih Saera jaga dihatinya. Walau Saera tak tahu apa Saera masih ada dihatinya.Sedetiknya, Saera menepis jauh-jauh ingatan tentang Sadam dipikirannya. Ia harus melangkah jauh dan berhenti untuk mengingat sosok lelaki yang masih hadir dalam ingatannya. Saera berjalan cepat menuju kelasnya yang berada dipojok koridor dekat perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
Teen FictionCinta, Jarak dan Waktu. Bukan cerita LDR yang saling menunggu satu sama lain. Tapi cerita dimana hanya ada satu orang yang menunggu seseorang yang entah bagaimana kabarnya disana. Jarak? Gak ada yang lebih menyakitkan lagi selain kata itu. Jarak. Da...