•••••••
Pagi kembali menyingsing, Katherine mengerjapkan matanya lalu menoleh kekiri. Kosong, Damian sudah tak ada di sampingnya lagi. Dengan malas Katherine bangun, bersandar di kepala ranjang.
Katherine menoleh kearah jendela yang masih tertutup korden. Tumben sekali Jessy tak membuka kordennya, pikir Katherine. Dia lalu menurunkan kakinya dari ranjang dan syukurlah, kakinya sudah bisa digerakan meskipun masih terasa sedikit nyeri. Ketherine beranjak, berjalan perlahan kearah jendela berniat untuk membuka korden yang menutupi.
Kret..
Terlihatlah sekumpulan benda putih menempel di pepohonan. Katherine baru sadar bahwa kamar yang ia tempati berada di lantai 2. Katherine tersenyum lebar memandangi salju di luar sana.
Rasanya Katherine ingin segera keluar dan menginjakan kakinya di atas salju. Musim dingin adalah musim favorit nya karena dia menyukai salju dan tentu saja lapangan es untuk bermain skating.
Dengan semangat Katherine berbalik dan berjalan kearah pintu, membukanya berniat turun.
Kreet..
Langkah Katherine terhenti saat baru melewati pintu. Pandangannya tertuju pada orang-orang yang berkumpul di depan sana yang juga menatapnya.
Oh astaga?. Katherine mengangkat tangannya seraya tersenyum canggung. "Selamat pagi."
Tak ada yang menyahut tapi mereka menundukan kepalanya untuk menanggapinya.
"Anda mau kemana Nona?." Jessy yang terlebih dulu bersuara.
Katherine memiringkan sedikit kepalanya karena mendengar panggilan dari Jessy.
"Anda masih harus istirahat Nona." Jessy kembari melanjutkan.
"Bicaramu kenapa jadi formal sekali Jess?." Katherine bertanya dengan bingung.
Jessy menunduk "Maaf sebelumnya Nona, saya tidak tahu kalau anda.."
"Jessy." Pria yang berdiri di sampingnya memanggil membuat Jessy tak lagi meneriskan ucapannya.
Katherine yang melihatnya tak mengerti. Ia pandangi satu persatu orang yang ada di sana. Sebagian ia sudah mengenalnya namun sebagian lagi tidak.
Jessy dengan takut-takut mendekati Katherine lalu kembali mempertanyakan niat Katherine yang keluar kamar sepagi ini.
"Anda ingin kemana Nona?. Saya temani."
"Keluar. Ingin melihat salju." Jawabnya seadanya. Tak lagi mempertanyakan soal nada bicara dan panggilan Jessy padanya lagi.
Akhirnya Jessy membantu Katherine berjalan. Menuruni anak tangga munuju lantai dasar. Katherine memperhatikan ruangan itu. Dapur, meja makan, perapian, dan sofa panjang beserta meja kecil di depannya. Jessy membuka pintu dan..
Wuss..
Angin dingin masuk menabrak tubuh Katherine. Tubuh Katherine merinding di buatnya namun senyumannya tak berhenti bertengger di bibirnya.
"Tunggu sebentar Nona, saya ambilkan mantel."
Katherine tak menjawab, dia masih fokus pada pemandangan di depannya. Meskipun salju belum menutupi seluruh area, sudah cukup untuk membuat Katherine puas.
Tak sabar, Katherine berjalan sedikit kesusahan. Menuruni beberapa tangga lalu duduk di tangga terakhir. Memainkan salju salju itu di tangannya seperti anak kecil.
"Kenapa kau keluar Kathe?. Di luar dingin."
Katherine menoleh saat merasakan sesuatu menempel di pundaknya kemudian tersenyum mendapati Damian di sana. Pria itu merentangkan jubah mantelnya untuk menutupi tubuh Katherine yang meringkuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER WORLD : The Human Wife And The Red Diamond
Fantasy( Fantasy - Romance ) Judul awal = AGELESS : The human wife and the legend of the red diamond • ( Update 1 minggu sekali ) • • Dan suatu hari Katherine Laurence tidak sengaja terjatuh saat mendapti seekor pegasus terbang tidak jauh darinya membuatny...