9. Play With Death Dogs

198 27 9
                                    

Boleh mengumpat??

_________

Aku menelan ludah kasar, tanganku reflek menodongkan senjata, tapi biar bagaimanapun mereka zombie anjing yang cepat, lincah, menyebalkan dan tak bisa diajak bicara damai. Untungnya aku tidak lupa cara bernafas dan lari . . .

Aku lari kemana saja dan selalu menoleh kebelakang. Segera melompat ke atas rak saat berbelok membuat mereka hilang arah sesaat.

Sekarang aku punya 20 peluru untuk 7 anjing nakal. Aku turun dari rak perlahan, suara mereka sudah tak terdengar. Aku berpikir untuk kembali ke truk saja, 1 anjing lebih baik dari pada . . .

Aish!!! DOR DOR DOR

Mereka mengetahui keberadaanku, aku menembak 5 dari mereka tak peduli dengan sisanya, aku berbalik berlari hanya mau kembali ke truk.

.

Aku tak bisa menemukan pintu gudang yang aku masuki tadi tapi aku menemukan jendela setinggi 6 kaki (1,8m)

"Tinggiku hanya 4,95 kaki." Aku bicara sendiri sambil terus berlari, menggunakan box kayu dibawah jendela untuk melompat menghantam kaca dan jatuh terguling.

ARGH!! 

Bahu kananku. 

Aku secepatnya mengambil pistol dengan tangan kiri menembak 1 anjing yang baru saja melewati jendela ke arahku. Darah kentalnya muncrat padaku. 

Peluru terakhir. 

Aku berdiri tertatih berjalan dengan sangat sulit berharap bisa sembunyi di truk secepatnya. Tapi masa iya satupun dari mereka tak mendengar suara tembakan beruntun yang kulakukan ditempat sunyi ini? 

Aduh! Apalagi sekarang, kakiku kena gores kaca, luka memanjang dipahaku merobek celana panjang yang ku pakai.

.

Aku tersentak keras, ada satu anjing lagi yang berlari padaku, benar-benar waktu yang pas untuk mengumpat. Bisakah dia mengejarku nanti saja, kaki dan bahuku sedang kurang baik. Aku berusaha berjalan dan berpikir cepat, SPBU ini kenapa rasanya jadi luas sekali.

Aku berbalik mendapati anjing itu sudah sangat dekat. 

"Sini makan aku anjing jelek!!!!"

Aku berhadapan langsung dan menghindar tepat saat dia melompat menerkamku, sekarang dia menerkam besi yang mencuat dari pilar roboh.

Aku terengah-engah tak karuan, sekarang mari hadapi yang lebih lebih lebih buruk lagi.

=

=

"So awesome." Puji Leon dan Angela padaku di seberang pilar. Aku hanya melihat mereka sedetik dan tak peduli dia berjalan kearah ku yang sedang duduk bersimpuh kelelahan.

"Are you all right?" tanya Leon?

"Oh tentu. Aku tak terluka sama sekali." Balasku datar, masih mengatur nafas aku mendorong pelan dada Leon menjauh, kemudian berjalan menjauhi mereka dengan airmata mengalir tanpa bisa kutahan dan tak kuketahui alasannya.

=

=

Sampai dalam truk aku langsung naik memperbaiki bahuku yang geser dan secepatnya menghentikan pendarahan dikakiku dengan peralatan ala kadarnya. Dengan kemampuan medis tingkat dasar yang kumiliki, tak butuh waktu lama menghentikan pendarahan. Aku merobek celanaku memakainya untuk membalut lukaku. Sekarang aku hanya memakai mantel abu-abu cerah ala Inggris pendeknya sejengkal dari lutut.

Lien's Adventure Time - RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang