18. Masih - END

343 20 2
                                    


Warning pemusnahan akan dimulai dalam 10 detik. Mengunci semua pintu keluar.

.

.

Hanya sampai disitu aku tidak ingin mengingat lagi. Jatuh cinta dan kehilangan dalam waktu singkat. Dan itu sepertinya sudah cukup untuku mengingat aku hanyalah bagian dari produk.

"Honey?" itu ibuku, wanita tangguh yang paling kubutuhkan saat ini.

"Mom?" Aku menyambut pelukannya

"Menangislah sebanyak yang kau mau. Ibu disini."

"Aku bertemu Wesker." Aku mengadu.

"I know honey." Ibu melepas pelukannya mengusapkan airmataku.

"I can't..."

.

.

.

"Kau memang bagian dari produk mereka tapi kau lahir dari rahimku. Dan akulah yang paling tahu tentang dirimu lebih dari oranglain dan bahkan lebih dari dirimu sendiri." Kata-kata ibu sangat membatuku menenangkan perasaanku.

"Mom." lirihku tulus, ibu mencium dahiku lalu pergi keluar kamarku.

Perbedaannya adalah Ada Wong diciptakan sedang aku dilahirkan kemudian di beri tambahan DNA buatan dan memiliki masa kecil yang nyata.

Aku adalah 1 dari beberapa produk percobaan yang berhasil dari ribuan kegagalan.

Beberapa? Ya.. beberapa.. aku belum tahu pasti tapi aku yakin ada orang-orang sepertiku yang sedang memperjuangkan diri mereka.

==

==

==

Aku terbangun diranjang besarku dengan sangat malas. Aku belum berdiri dari kursi ruang makan saat Nicolai menghampiriku memperlihatkan gaun putih tulang sebatas lututku berlengan pendek dan ada pita kecil di pinggang, ditangan kirinya juga ada nampan berisi sepatu wedges dengan warna senada.

Aku menghela nafas menerima baju itu, jika Nicolai sudah seperti itu, artinya sang ibu akan mengajaknya kesuatu tempat/aara yang dia sendiri juga kadang tak suka atau lebih parah lagi tak menanyakan akan kemana mereka pergi.

.

.

.

Aku tak menemukan ibuku dimana pun, juga tidak ada sopir yang biasa membawa kami.

"Lady Lien??"

"Where's Mom??" tanyaku pada Nicolai diambang pintu ruang billiard tempat biasa ibu menunggu.

"Ten o'clock"

"What??" aku mengernyit heran. Jam 10? Apa acaranya dimulai jam 10? atau ibu akan pulang pukul 10? Atau aku harus sampai . Aku masih penasaran tapi Nicolai membuat isyarat tangan agar aku pergi ke ruang depan. Aku kembali melangkah dengan malas dan gontai, suasana disini begitu tenang. Sangat kontras dengan .. ah sudahlah.

.

.

.

.

"Aku tak keberatan kencan bersama wanita dengan bekas suntikan di lehernya."

Aku melebarkan mataku tak percaya dengan apa yang kulihat. Mimpi?

"Oh God. Billy!!" aku berlari menerjang tubuh besarnya yang kekar, menangis di bahunya.

"Miss me?" tanyanya melonggarkan pelukannya dan mengusap airmataku.

Lien's Adventure Time - RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang