Empat

1.9K 393 116
                                    

Yunho mengusap wajahnya kasar, ia tidak percaya pria yang diam-diam selalu berhasil mengalihkan perhatiannya dan kini berjarak tak jauh darinya ini mengatakan 'Eomma' pada dirinya sendiri, mungkinkah Jaejoong sudah mempunyai anak? Bagaimana bisa? Apakah dia merupakan salah satu pria 'Spesial'?

Ia tidak ingin gegabah dan mengambil kesimpulan sendiri saat ini. Bisa saja Jaejoong mengadopsi anak ataupun kemungkinan lainnya, namun yang ingin ia hindari dari kenyataan yaitu bahwa Jaejoong adalah seorang yang sudah menikah. Ia penasaran dan juga ingin menanyai Jaejoong saat ini, tapi ia sadar bahwa ia saat ini sedang mengikuti Jaejoong diam-diam. Bisa gegabah jika ia langsung bertindak menanyai Jaejoong saat ini juga.

Semakin lama ia mendengar Jaejoong berbicara seolah memang dialah 'Eomma' yang dari tadi disebutkan membuatnya merasa kekecewaan. Apakah ia datang terlambat untuk mendapati hati Jaejoong disaat ia merasa harus memiliki pria cantik itu, ataukah ia harus mundur teratur mengingat Jaejoong tampak tak memberinya kesempatan untuk ia masuk mendapatkan hatinya.

Ia pun bangkit berdiri dan berjalan menuju mobilnya, menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang dan segera kembali ke hotel. Memangku dagunya dengan sebelah lengannya, Yunho mencoba berpikir keras. Terlalu banyak misteri yang ingin diketahuinya dari kehidupan Jaejoong. Hubungan dimasa lalu Jaejoong dengan adik iparnya yang masih menjadi rahasia, belum lagi anak bernama Jiyool yang diakui Jaejoong sebagai anaknya.

Jiyool? Nama itu terasa tidak asing baginya, tapi dimana dan kapan ia pernah mengatakan nama itu?

***

Jaejoong tersenyum gemas pada layar ponselnya yang menampilkan wajah mungil anak semata wayangnya. Ya anak yang ia lahirkan tahun lalu ketika ia masih setia menunggu belahan jiwanya datang menemuinya, namun lama tak menemuinya justru sekalinya datang membawa kabar yang cukup mengejutkan untuknya.

Masa itu adalah masa keterpurukan yang membutuhkan waktu pemulian untuknya cukup lama, sekaligus masa dimana ia harus kehilangan hal-hal yang paling ia percayai selama masa penantiannya dahulu.

Jika bukan karna kekuatan dari Mrs. Kim, mungkin saja anak manis berpipi gembul yang kini harus terpisah jarak dengannya ini takkan pernah ia lahirkan ke dunia ini. Jujur saja tahun lalu hari-harinya bagaikan suram, bunuh diri selalu menjadi jalan keluar dari setiap masalah yang ia temui saat itu.

"Anakmu ini tidak tahu apa-apa mengenai permasalahanmu. Ijinkan dia lahir didunia seperti aku melahirkanmu hingga membuatmu sudah beranjak dewasa seperti saat ini. Dia tidak tahu apa salahnya hingga kau ingin membunuhnya sebelum dia lahir. Kau pasti bisa nak menjalani hari-harimu sebagai single parents, eomma akan membantumu nak."

Tapi ia mengurungkan niatan itu tatkala kata-kata Mrs. Kim yang menyadarkan dirinya bahwa langkah yang ia ambil untuk bunuh diri ataupun menggugurkan kandungannya adalah cara yang salah dan justru akan membuatnya menyesal.

Nyatanya keputusannya yang sudah ia ambil sudah tepat saat itu, setidaknya ia kini berbahagia dengan keluarga kecilnya. Menjadikannya memerankan dua peran orang tua dalam satu waktu sekaligus, sebagai seorang ibu dan juga ayah untuk buah hatinya.

"Jiyool-ah ... Anak eomma yang cantik. Tunggu eomma pulang ne. Eomma akan membawakan banyak hadiah untuk anak eomma yang cantik. Eomma saranghae." ujar Jaejoong tersenyum lebar, ia pun pamit dan mengakhiri panggilan singkat dengan Mrs. Kim dengan hati yang senang.

Namun ada setitik kerinduan menyergap hatinya setiap kali ia melihat wjaha anaknya. Kerinduan pada pria yang dinantinya selama ini, walau ia tahu hal itu mustahil untuk pria itu kembali padanya. Waktu sudah berlalu lama sejak kejadian itu, hatinya yang terluka dibiarkannya mengering begitu saja oleh waktu. Tak bisa dipungkirinya, ia merindukan sosok ayah dari anaknya.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang