Tiga Belas

202 28 2
                                    

"Aku sudah putuskan, mungkin lebih baik saat ini kita berpisah."

Bagai tersambar petir, Yoona membulatkan matanya terkejut mendengar perkataan Siwon yang tidak pernah ia bayangkan akan ditujukan pada dirinya sebelumnya. Walaupun ia tahu hati Siwon bukan untuknya, tapi ia sedikit masih berharap bahwa cintanya kelak akan membuat Siwon melihat kesungguhannya.

"A—apa—apa maksudmu? Kumohon katakan semua ini hanya bercanda saja oppa?"

Siwon tidak bisa menahan lebih lama lagi keinginannya untuk bersama dengan Jaejoong, apalagi pria cantik itu kini sudah tepat berada didepan matanya bersama dengan anaknya. Melihat Jaejoong yang berbaring di tempat tidur rumah sakit akibat perbuatan Boa saja sudah membuatnya kehilangan akal sehatnya.

Sungguh Siwon akan menerima apapun yang Yoona akan lakukan padanya, asalkan ia bisa kembali bersama Jaejoong, ia akan mengorbankan itu semua.

"Maafkan aku. Maaf. Aku sudah sekuat tenaga menahan ini semua, tapi melihat orang yang berada disamping Jaejoong saat ini bukanlah aku, aku — aku sangat cemburu. Aku juga marah."

Sebening kristal mulai berjatuhan membasahi wajah Yoona. Ia mulai terisak kecil sembari menggigit bibirnya yang mulai bergetar. Ia ingin berusaha mencegah keinginan Siwon, tapi ia sadar penyebab pupusnya asmara Siwon dengan Jaejoong juga karna dirinya.

"Tidak bisakah kau untuk melupakannya demi anak yang sedang aku kandung?" tanya Yoona lirih, ia masih berusaha mencari secercah harapan agar hubungannya dengan Siwon tidak berakhir.

 Bohong jika ia bisa merelakan begitu saja Siwon pergi dari hidupnya, tapi kenyataan terlalu cukup kuat menampar dirinya.

Siwon menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ia enggan berbohong lagi dengan perasaaannya. Ia tidak mau kesempatan ia untuk membawa kembali Jaejoong padanya hilang begitu saja.

"Maaf. Aku sungguh-sungguh meminta maaf padamu Yoona, tapi anak Jaejoong adalah anakku juga. Kumohon," pinta Siwon pelan.

Meremas bantal yang ia pegang, Yoona hanya bisa menangis dalam diamnya. Kenyataan ini terlalu berat untuk dipikulnya. Apa salahnya ia sampai mengalami ini semua ditengah kehamilannya? Ia tidak tahu harus menyalahkan siapa dalam situasi ini.

Otaknya tidak bisa berpikir, dunianya terasa terhenti seketika. Ia menangis dalam diamnya dan Siwon tak bergeming untuk menenangkannya, seolah keputusan itu sudah bulat dan matang dipikirkan suaminya itu.

Menahan Siwon untuk masih menjadi miliknya pun percuma, karna ada waktu dimana kita harus pergi, mengikhlaskan dan berhenti memaksa untuk tetap bertahan.

"Ba—baiklah—ji—jika—itu—keinginan—oppa—aku—aku—akan menurutinya," jawab Yoona sambil menundukkan wajahnya, ia tidak sanggup menganggkat wajahnya saat ini menatap wajah Siwon.

"Maafkan aku," ucap Siwon lirih sambil berlalu pergi meninggalkan Yoona dikamarnya sendirian.

Walau Siwon tahu bahwa ia jahat pada Yoona saat ini, tapi ia ingin sekali menebus kesalahannya dulu dengan memberikan yang terbaik yang dulu belum pernah ia berikan pada Jaejoong dan anaknya.

Pintu kamar tertutup, tangis Yoona pun semakin pecah. Ia hanya bisa menangis meraung meratapi jalan hidupnya, mencoba menegarkan diri untuk bisa melewati ini semua.

'Pergilah, aku percaya, melepaskanmu adalah cara yang tepat oppa.'

***

Hari sudah malam, suara deritan pintu ruangan membuat Yunho segera menoleh setelah ia merapihkan selimut yang menyelimuti tubuh Jaejoong yang baru saja tertidur. Ia pun menaikkan sebelah alisnya terkejut melihat sosok Siwon yang baru saja tiba diruangan inap Jaejoong saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang