Yunho melenguh sambil membuka matanya perlahan, cahaya lampu yang ia lihat pertama kali terasa menyilaukan pandangannya. Ia menoleh dan cukup terkejut mendapati Jaejoong tertidur duduk disamping ranjang yang ia tiduri. Ia pun melihat sekeliling dan menyadari bahwa ia berada diruangan salah satu rumah sakit tanpa ia tahu apa penyebab ia dilarikan ke tempat ini.
Tersenyum lemah, ia melihat tangannya masih digenggam oleh Jaejoong—hal yang sangat ia inginkan sejak ia menyadari adanya rasa cinta dihatinya untuk pria cantik itu. Ia pun mengelus lembut surai Jaejoong dengan senyuman penuh harapan.
"Bagaimana mungkin aku pergi begitu saja meninggalkanmu jika kau saja peduli padaku saat ini. Gomawo Jae sudah menemaniku disini," gumam Yunho dalam hatinya.
Jaejoong melenguh terbangun sambil mengucek-ngucekkan matanya, menyadari ada seseorang yang menyentuh kepalanya. Ia pun terdiam terkejut dengan bola matanya yang membulat penuh menyadari Yunho sudah sadar dari tidurnya.
"K—KKau—sejak kapan Yun sudah bangun? K—Kkenapa—tidak membangunkanku?" tanya Jaejoong malu sambil merapihkan rambutnya.
Yunho pelan-pelan beranjak bangun dan tersenyum lemah menatap Jaejoong, "Entah sejak kapan aku pun tidak tahu, yang pasti aku senang karna aku lebih dulu bangun dan bisa melihat wajahmu yang tertidur dari dekat".
Jaejoong menatap horor melihat senyuman Yunho, ia pun segera bercermin dengan ponselnya, mengecek tampilan wajahnya apakah ada hal yang memalukan tanpa ia sadari saat ia tertidur tadi. Dilain sisi Yunho hanya tersenyum, ia mengatakan hal tadi hanya bermaksud menggoda pria cantik itu walaupun pada kenyataannya ia memang mengatakan yang sesungguhnya, setidaknya hari ini ia bisa melihat kembali tingkah Jaejoong seperti semula.
Menaruh ponsel didalam saku celananya, Jaejoong merapihkan selimut Yunho dan menuangkan segelas air ke dalam gelas Yunho, "Dasar bodoh, apa yang kau lakukan diluar sana dengan pakaian tipismu itu. Karna kau sudah sadar aku pamit pergi ya Yun, kau bisa hubungi keluargamu untuk mengurus dan menjagamu disini," ujar Jaejoong pelan, ia pun hendak berlalu pergi keluar kamar, namun Yunho seketika langsung menghentikan langkah kakinya.
"Tunggu. Kau belum menjawab pernyataan cintaku Jae, apa aku tidak mempunyai tempat dihatimu untuk bisa bersamamu?"
Jaejoong tidak berbalik badan, ia hanya menunduk bingung dan ragu bagaimana ia menjawab pertanyaan Yunho.
"Aku rasa ini bukan saatnya Yun kau membahas hal seperti ini, lebih baik kau pikirkan dulu kesehatanmu. Lagi pula aku tidak ada niatan untuk bermain cinta dengan siapapun termasuk denganmu".
"Apa aku yang seperti ini kau pikir sedang bermain-main? Apa aku tidak terlihat serius untuk mendapatkan hatimu Jae? Bagaimana caraku membuatmu yakin bahwa aku bersungguh-sungguh dengan ucapanku?" tanya Yunho lirih, ia ingin sekali saja Jaejoong percaya pada perasaan cintanya ini.
Jaejoong memejamkan matanya, tangannya terkepal kuat menahan sesuatu yang sudah ia pendam dan berusaha tidak ia katakan pada Yunho selama ini. Ia tidak tahu apakah hal yang nantinya akan ia katakan ini akan membuat Yunho menjauh darinya atau malah sebaliknya, yang pasti ia merasa cepat atau lambat jika memang Yunho sungguh mencintainya maka pria kaya itu akan tahu bahwa ia hanyalah lelaki yang tidak pantas mendapatkan cintanya karna ia sudah memiliki anak dari iparnya sendiri.
"Kau sudah tahu kan alasan apa yang membuatku tidak mudah percaya pada orang lain, termasuk denganmu?" Yunho menelan salivanya dan hanya memandang punggung kurus yang terlihat rapuh itu tak jauh darinya saat ini. Ia tahu pasti hal yang berkaitan dengan Siwonlah yang membuat Jaejoong menjadi seperti itu.
Jaejoong segera berbalik badan, air mata perlahan mulai membasahi wajahnya, "Kau mau tahu lebih lengkapnya kenapa aku mengatakan kau seharusnya tidak mencintaiku, aku ditinggalkan Siwon saat aku tengah mengandung anaknya, saat-saat dimana aku membutuhkannya berada disisiku. Lalu dia menghilang dan tidak meninggalkan kabar satu pun padaku, hingga akhirnya aku mendapati kabar dari temanku bahwa dia menikah dengan adikmu. Lalu dia hadir dan mengatakan janji-janji palsunya padaku disaat keterpurukan tengah datang dalam hidupku. Aku hampir gila, stress bahkan aku ingin bunuh diri dan membunuh anakku saat itu, kau tidak akan bisa membayangkan bagaimana hari-hari yang menyiksaku saat itu. Karna itulah aku tidak percaya bahkan aku lupa bagaimana rasanya mencintai,' cerocos Jaejoong sambil terisak tangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
FanfictionYunJae / Yaoi / Boy x Boy / Lil bit Hurt / Romance Begitu kecewanya Jaejoong terhadap seseorang, sampai-sampai ia sulit mengingatnya kembali. Tiap kali sosoknya muncul dalam ingatan, semua hal yang menyakitkan itu ikut mencabik-cabik hatinya juga. ...