Hallo gengssss jumpa lagi yess... Sesuai janji emak di part kemaren kalau emak ga perlu nunggu 8 Purnama buat posting part 4.
Sooooooooo jangan lupa jempol lentik nan kecenya teken Bintang n tulis komen yess.. Haturnuhun
Ketjup manjah
Emak-emak berdaster 💋💋-----------------------------------------------------------
Bella yang berdiri tepat dibelakangku sengaja menendang sepatuku, memberiku kode keberadaannya yang kalau-kalau aku lupa karena terlalu fokus dengan Pak Angga.
"Ga usah Pak, saya duduk sama Bella." tolakku halus. Kalau sampe aku duduk sama Pak Angga yang ada aku gugup sepanjang perjalanan. Lagian ngapain juga sih Pak Angga ngajak-ngajak aku segala. Jadi bahan gosip menjelang lulus itu bukan bagian dari rencanaku.
"Bella bisa duduk dibelakang kita, kursinya kebetulan masih kosong juga." balas Pak Angga kalem.
Gilee!! Seniat itukah Pak dosen? Jangan bilang dia sengaja ngerencanain ini!
"Makasih tawarannya Pak tapi saya duduk sama Bella aja." aku meringis mengucapkan penolakanku yang kedua kalinya. Hatiku merasa tidak enak. Tapi lebih tidak enak lagi kalau duduk bersama Pak Angga. Iya toh?
"Ya sudah kalau begitu." suara Pak Angga terdengar lesu.
Aku berusaha tak menghiraukan Pak dosen dan berjalan melewatinya menuju kursi bagian tengah sambil menggandeng tangan Bella. Jaga-jaga kalau Pak Angga mengeluarkan rayuannya kembali. Rayuan? Ya Allah, kenapa kata-kata itu bisa terlintas di otakku ya? Ck!
Fokus Khanza, ojo baper
"Fix Za, Pak Angga naksir sama lo!" bisik Bella ketika kami sudah duduk dengan manis di kursi deretan tengah. Aku pura-pura tidak mendengarnya dengan sibuk mencari camilan yang akan aku makan. "Ihhh, denger ga sih Za?" suara Bella terdengar kesal kali ini dan berhasil membuatku menoleh padanya.
"Apa sih Bel? Ya terus kalau udah fix gue harus gimana? Deketin dia gitu?" aku memutar bola mata malas. Sebenarnya sih aku senang bercampur gugup tapi membahas tentang Pak Angga saat makhluk itu ada ditempat yang sama denganku ditambah lagi banyaknya orang membuatku jengah.
"Ya engga, emangnya lo ga naksir juga sama dia?"
"Kepikiran juga engga Bel, gue cuma lagi fokus sama beasiswa aja." aku menghembuskan nafas lelah.
"Oh iya lo kan mau lanjut ke Ajmar ya, kapan pengumumannya sih Za?" kali ini Bella terdengar sangat penasaran cenderung antusias malah. Tumben banget.
"Belum tau nanti gue mau tanya bagian akademik."
"Gimana les bahasa Ajmar lo?"
"Masih belajar percakapan sehari-hari sih tapi seru loh Bel. Coba kalau lo ambil beasiswa kesana juga." mood ku langsung berubah sedih saat mengingat akan berpisah dari Bella untuk waktu yang lama. Itu juga kalau aku lolos seleksi.
"Tenang aja kalau kita jodoh pasti bisa bareng-bareng." balas Bella santai sambil menaik-naikan kedua alisnya.
"Apaan sih kok jadi jodoh, ngeri banget jodoh sama lo." suara hororku membuat kami tertawa bersama.
Benarkan!! Perjalanan ini pasti akan membuatku tidak nyaman. Ini sudah hari kedua kami berada didalam bus. Badanku sudah pegal-pegal mood awal yang memang kurang antusias semakin menurun. Sekitar satu jam lagi kami akan tiba di penyebrangan Ketapang Gilimanuk. Lumayan buat melepas lelah bisa keluar dari bus dan menghirup udara laut.
Aku berusaha menjaga jarak dengan Pak Angga selama perjalanan. Baik itu saat istirahat makan ataupun saat di penginapan. Sebisa mungkin aku tidak berpapasan dengannya. Entah kenapa aku jadi merasa tidak nyaman kalau tebakan Bella itu benar. Karena waktu kelulusanku yang hanya tinggal satu bulan lagi menjelang wisuda. Aku tidak berencana baper dengan dosenku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story Of Middle East
RomanceHai perkenalkan namaku Khanza Maharani. Keluargaku memanggil dengan nama Rani tetapi teman-temanku biasa memanggil dengan nama Khanza. Terserah mereka mau memanggil dengan nama apa yang penting panggilannya enak didengar. Oh ya ini ceritaku tentang...