I'm sure that meeting you once again would be good.
I haven't forgotten anything.
Even now, just like then, you're still
there, right?"Aku benci musim panas..."
Soraru mendesah malas. Sejujurnya, musim panas tidak seburuk itu. Mungkin karena beberapa faktor membuatnya merasa tidak nyaman, seperti suara bising kumbang yang mengganggu telinga atau suhu yang membakar kulit secara anomali dari musim lainnya. Entahlah, tidak ada yang tahu apa yang membuat Soraru kurang suka dengan musim dimana berenang dan memakan semangka menjadi tren---bahkan oleh Soraru sendiri. Dia merasa... tidak nyaman. Yup.
Ngomong-ngomong, ini sudah satu jam lamanya ia memandangi langit biru bersih di atas sana dengan kosong. Entah kenapa sorotannya seperti rindu, dan dia seakan melupakan sesuatu yang sangat amat penting. Ayolah, nostalgia dengan bumbu hiperbolis ini cuma akan membuatnya puitis. Lagipula ia tidak bisa bertahan dengan hal yang belum tentu pasti.
"Apa yang kau lakukan disini, Soraru?" Ah, itu adalah salah satu sahabatnya yang menyebalkan, Suzumu, "Kau tahu, aku sudah mencarimu dimana-mana hingga ribuan kali, tapi ternyata kau cuma disini sibuk bengong."
"Tak apa, hanya aku merasa telah melupakan sesuatu yang penting." Jujur Soraru.
"Nah kan, lagi-lagi kau memikirkan yang aneh-aneh!"
Helaan napas, Soraru melirik gusar, "Ini bukan sesuatu yang aneh-aneh, ini menyangkut mimpiku. Mimpiku, Suzumu."
Sadar perdebatan mereka tidak akan ada ujungnya, Suzumu merelakan tangannya ke arah Soraru--sekedar membantu sang pemuda sok emo itu berdiri. Harusnya ia ingat, sahabatnya ini tidak pernah melewatkan hal kecil sekalipun, apalagi jika hal itu menyangkut dirinya.
"Ayolah sobat, Amatsuki bisa marah jika meja makan tidak lengkap, lagipula... mimpi hanya bunga tidur kan? Jika memang ada sesuatu, pasti pelan-pelan akan terungkap dengan sendirinya." final Suzumu. Selanjutnya Soraru tidak mengatakan apapun lagi dan meraih tangan Suzumu untuk bangkit.
Soal mimpi yang ia maksud, akhir-akhir ini ia memimpikan musim panas---musim yang ia konfirmasi sebagai musim yang ia benci, namun berbeda dengan musim panas yang ia rasakan di dunia nyata, musim panas di mimpinya sangat hangat dan nyaman---mungkin faktor karena itu merupakan mimpi. Bukan hanya musim panas juga yang membuatnya memusingkan mimpi itu, namun sosok dengan pucuk putih yang setiap kali muncul, wajahnya selalu kabur dan berbeda dengan yang lainnya. Entah karena pengaruh sihir---dan soraru yakin seratus persen karena ini---atau karena otaknya enggan mengingat sosok itu, ada juga kan kasus dimana karena terlalu trauma, membuat otak seseorang bekerja mandiri untuk menghapus memori buruk dari orang itu?
Apa pun itu, tapi dirinya dan orang itu tampak sangat menikmati hari demi hari.
Namun di akhir mimpinya, entah kenapa terdapat perpotongan memori---mirip potongan film horor---yang menampilkan sosok tersebut menatap dirinya sendu, meskipun wajahnya tersensor sempurna, tetapi ia yakin sosok itu murung dan seakan mau menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
SoraMafu Oneshoot
Hayran Kurgu[Fanfiksi] Berisi beberapa cerita pendek dan cerita bersambung---bisa berupa cerita baru atau cerita-cerita saya sebelumnya yang sudah saya terjemahkan