Part 18 - Tentang Awal Cerita Kita

2.1K 87 2
                                    

"Memberanikan diri hanya salah satu cara yang bisa kulakukan saat ini." -Fakhri

~~~

*3 bulan kemudian

Fakhri POV

Hari ini, kebetulan aku ada jadwal undangan yaitu acara pernikahan temen SMP ku. Seperti biasa aku datang sendiri seperti undangan-undangan sebelumnya. Acara nya dimulai pukul 13.00 dan gedung nya lumayan jauh dari rumah. Jalan yang bakal dilewatin nanti, itu kawasan yang sering macet apalagi jam-jam segitu. Dan sepertinya aku bakal berangkat 2 jam sebelumnya.

"Rajin pisan ya sigana teh urang ka nikahan batur, ai sorangan na iraha nikah?" (Rajin banget ya aku ke pernikahan orang, kalau aku sendiri kapan nikah?) Tanyaku kepada diri sendiri sambil diam berpikir.

*Drrtt..drrtt...drrtt...

Hp ku bergetar, ternyata itu telefon dari sahabatku dari SMP yang sekarang tinggal di Jakarta.
Aku pun langsung menjawab telefon nya.

"Ada apa Steve ?" Tanyaku

"Gua baru mau otw nih ke Bandung, nanti lo tunggu gua di depan gedung dulu."

"Iya bro siap" jawabku.

Setelah menutup telefon itu, beberapa jam setelahnya aku berangkat menuju gedung pernikahan tersebut. Dan ternyata Steven sudah tiba lebih dulu.

"Ri mantap nih sekarang lo manajer ya" kata temanku sambil berpelukan (ala laki-laki gitu sambil tepuk punggung)

"Iya nih Alhamdulillah, lo juga Steve gimana perusahaan lo aman?"

"Aman Ri, oh iya ini kenalin tunangan gua"

"Wi mantap bro, ga ngundang ngundang gua nih."

"Tenang aja nanti resepsi di Jakarta lo disiapin hotel sama gua".

"Hotel bintang 8 ya."

"Siap Ri, lo gimana? Sendiri aja nih kesini?" Tanya temanku jail.

"Iya nih gua sendiri aja bro, belum nyampe jodoh gua."

"Ah lu mah bisa aja, yang ada samperin sama lo jangan diem aja. Udah ayo masuk."

"Ayo ayo."

Kami pun masuk dan bertemu teman-teman yang lain. Lalu, mengantri untuk bersalaman dan berfoto dengan pengantin. Saat aku melangkahkan kaki ku diatas pelaminan doa ku hanya satu.

"Jika memang jodohku sudah dekat, pertemukanlah Ya Allah. Aamiin." Ucapku dalam hati dan berharap segera dikabulkan.

Selesai bersalaman, aku berkumpul bersama yang lainnya. Berbincang mengenai pekerjaan, cinta, mantan, dan flashback tentang masa masa SMP dulu. Saat sedang asik berbincang, Steven memanggil dari arah pelaminan.

"Ri sini" panggil Steven sambil mengangkat tangannya supaya terlihat.

"Ada apa steve?" Tanyaku sambil berjalan menghampiri Steve.

"Udah lo diem sini bentar lagi lempar bunga tuh, nanti lo tangkep biar cepet nyusul."

"Ngga ngga, udah lo aja. Lo juga belum nyusul Steve" Jawabku sambil tertawa.

"Loh kalau gua udah ada calon nya Ri, lah elu?" Jawab Steven yang membuatku tetap tertawa.

"Gua ga percaya yang begininan. Jodoh itu dari Allah bukan dari bunga, udah udah." Ucapku dengan nada serius.

"Nyoba kan gaada salahnya Ri."

Sebenarnya, aku tidak percaya tentang mitos itu. Entah mitos atau tradisi, hanya sepertinya setiap aku datang ke pernikahan acara lempar bunga ini selalu ada. Tapi ternyata aku penasaran apa itu memang benar?

MC : "Ayo para jomblo merapat ke depan, sekarang bakal ada acara yang paling dinanti sama kalian semua. Apalagi kalau bukan lempar bunga."

Beberapa menit setelah tamu berkumpul di depan untuk mendapatkan bunga itu acara dimulai.

MC :"Siap-siap semua 1...2.....3"

Dan bunga terlempar ke arah kiri sedangkan aku di kanan. Aku sih ngga terlalu berharap jadi meskipun ngga dapet juga biasa aja.

MC :"Siapa nih yang dapet bunganya, boleh sini ke sebelah saya."

Ternyata seorang wanita yang mendapatkannya.

"Pak Fakhri ya?" Ucap seorang wanita dibelakangku.

"Iya betul" kataku sambil memutar arah badan.

"Saya Bella pak dari Sketcher Event Organizer."

"Oh iya saya ingat, tamu undangan juga bu disini?"

"Ngga pak, kebetulan kita disini jadi partner dari Wedding Organizer nya."

"Oh begitu, sama Bu Aiza juga bu?" Tanyaku.

"Iya pak, itu yang lagi ngobrol sama MC."

Aku langsung melihat ke arah MC, dan ternyata wanita yang dapat bucket bunga itu Bu Aiza. Kalau aku ngga percaya mitos itu, kenapa aku harus merasa takut jika Bu Aiza akan menikah dalam waktu dekat?

"Mari pak mau saya antar ke Bu Aiza?" Tanya Bella kepadaku.

"Oh iya nanti saya nyusul kesana." Jawabku.

Setelah Bu Aiza turun dari stage, aku menghampirinya.

"Sore bu, alhamdulillah bentar lagi nyusul ke pelaminan nih" Candaku usil kepada Bu Aiza.

"Eh Pak Fakhri, Aamiin pak." Jawabnya sembari tersenyum tipis. Entah kenapa suasananya sedikit tegang. Mungkin aku yang terlalu kaku.

"Yang ngelamar juga belum ada pak." Saut Bella yang sepertinya mencairkan suasana.

Kami pun tertawa bersama mendengar perkataan Bella.
Disaat bersamaan aku berpikir apa artinya Bu Aiza sudah tidak ada hubungan dengan tunangannya?

~~~

See you in the next part 😉

Surgaku KarenamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang