Part 22 - Tak Kusangka

2.4K 86 0
                                    

"Tak pernah berharap bahwa ini akan terjadi ." -Aiza

~~~

Setelah pulang dari Malang, tepatnya dari makam papah, aku sudah tau jawaban apa yang nanti akan kuberikan. Aku yakin ini keputusan yang benar dan semoga mamah ikut bahagia dengan keputusanku ini.

*satu hari sebelum kepulangan ke Bandung.

"Mah kita belum pesen tiket pesawat loh."

"Oh iya, coba tolong pesankan Za."

"Oke bentar mah, Aiza coba ya" Balasku sambil mencoba memesan tiketnya lewat aplikasi travelieur.

"Gimana ada ngga Za?" tanya mamah.

"Yah, kuota Aiza abis mah" Kataku dengan raut wajah sedih.

"Coba pake hp mamah aja nih" Balas mamah sambil memberikan hp nya.

Beberapa menit kemudian

"Alhamdulillah, udah bisa mah. Aiza save di album mamah ya." Kataku tapi sepertinya mamah tidak mendengar. Saat aku mengecek tiketnya sudah tersimpan di album atau belum, aku melihat ada folder rahasia. Aku buka namun ternyata menggunakan kata sandi. Aku coba pake tanggal lahir mamah salah, pake tanggal lahir aku salah juga. Akhirnya, aku cobain angka satu-satu. Dan ternyata gaada yang bener juga.

"Udah disimpen Za tiketnya?" Tanya mamah, tapi aku tidak menjawabnya. 

"Udah mah" Kataku sambil terus mencoba kata sandi yang benar. Dan ternyata kata sandinya tanggal meninggal papah. "Bisa" Gumamku dalam hati.

Mataku melebar melihat isi foto-foto yang ada di folder itu. Selama 17 tahun lamanya, aku baru tau penyebab sebenernya papahku meninggal. Setelah aku baca screenshoot chat mamah sama Tante Linda, aku gatau kenapa mamah nutupin ini semua dari aku.

*Di kantor Aiza

"Bu Aiza meeting ketiga untuk proyek bulan depan mau kapan ya?" Tanya Bella tapi aku tidak menjawabnya.

"Keur sedih meren (Lagi sedih kayaknya)" menjawab pertanyaan Bella tadi. "Neng Aiza....spada..." Sambung Asep memanggilku.

"Aiza." Ucap Bella tepat dihadapan Aiza yang membuat dia tersadar dari lamunannya.
"Kamu kenapa? Lanjut Bella.

"Kayaknya aku harus pulang duluan deh." kataku langsung berdiri sambil meraih tas milikku untuk bergegas pulang.

"Aiza...mau kemana?" teriak Bella.

"eh si neng teh kunaon (eh Aiza kenapa)" ucap Asep kepada Bella.

"Mana gua tau" kata Bella.

"Edan neng Bella gaya euy ayeuna mah, nyariosna ngangge gua lu (Mantap neng Bella gaya ya sekarang, ngomongnya pake gua lu)." ledek Asep sembari tertawa.

*di rumah Aiza

"Assalamualaikum mah." Ucapku sambil berjalan cepat menghampiri mamah yang sedang duduk membaca majalah di sofa ruang tamu.

"Waalaikumsalam, loh tumben jam segini udah pulang, ada apa?" Jawab mamah yang langsung menyimpan majalahnya.

"Mah, Aiza udah tau jawaban buat......."

*suara dering hp Aiza

"Tuh jawab dulu pesannya"

"Dari Fakhri mah"

"Apa katanya? ".

"Fakhri mau ngobrol lagi sama mamah"

"Yaudah suruh kerumah aja."

"Mamah sebenernya pura-pura gatau atau gimana sih? Aiza sampe bingung harus nanya apa dulu."

"Pelan-pelan Za, ada apa sebenernya?"

"Fakhri yang udah ngelamar Aiza itu anaknya Tante Linda kan?

"Kalau iya emangnya ada yang salah dari itu? "

"Terus kenapa mamah pura-pura gapernah ketemu sama Fakhri depan tante Linda? Kenapa ga langsung bilang aja kemarin ke tante Linda kalau anaknya udah ngelamar Aiza."

"Mamah gamau buru-buru Za, biar nanti tante Linda sendiri aja dari Fakhri langsung."

"Yaudah, bukan hal penting itu yang mau Aiza omongin. Tapi ini, sebenernya papah meninggal bukan karena teroris itu kan?"

"Aiza kok bahas masalah papah lagi?"

"Aiza tau, sebenernya papah itu meninggal karena ditembak sama suaminya Tante Linda ya kan mah?"

"Itu ga sengaja Aiza, kejadian papah itu namanya kecelakaan di medan perang dan semuanya udah takdir Allah. Gaada hubungannya sama Fakhri"

"Ada mah" kataku langsung menjawab mamah "Aiza gabisa menikah sama Fakhri. "

"Apa masalahnya sampe kamu bilang kaya gitu? Fakhri anaknya soleh, baik, dan udah mapan. Mamah juga udah percaya sama dia"

"Tapi Aiza gabisa kalau ternyata kenyataannya kaya gini mah, Aiza pasti terus teringat kejadian papah kalau liat Fakhri."

"Itu kejadian udah lama 17 tahun yang lalu Aiza, dan mamah juga udah ikhlas."

"Aiza juga udah ikhlas mah, tapi...."

"Nah, yang ada tapi nya itu berarti Aiza belum bisa ikhlas."

*suara ketukan pintu

"Pasti itu Fakhri, dia mau ngobrolnya sama mamah kan? Yaudah Aiza mau dikamar aja." kataku langsung menuju ke kamar.

"Eh Aiza...." Kata mamah menahanku.

"Assalamualaikum" Ucap Fakhri dari luar.

"Iya wa'alaikumsalam, masuk Fakhri",kata mamah sambil membukakan pintu.

Aku melihat dari dalam kamar. Sepertinya mamah dan Fakhri berbincang hal serius, tapi aku tidak yakin apa tepatnya yang sedang mereka bicarakan.

~~~

To be continue...

Surgaku KarenamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang