Ini yang part 2 trailer nya. Bisa di liat dulu biar kalian ngerti nanti sama ceritanya kebayang gitu tempat-tempatnya heheh.
Selamat menikmati ::)
———— I M I G H T ————
Meskipun membahagiakan mu, aku tak cukup hebat. Tapi, juangku setiap saat. And you are still for being my most important part of my life.
***
Gery
Ketika semua yang gue takuti itu bisa saja menjadi kenyataan, gue akan mencoba sekuat tenaga untuk mencegahnya.
Seperti saat ini, gue mengambil jaket yang tadi gue buang dengan asal dan menyambar kunci motor gue dengan cepat menjalankan motor gue menuju rumah Caca.
Saat gue sampai di rumahnya, gue melihat mobil yang berpapasan tadi setelah gue mengantarkan Caca beberapa jam yang lalu. Tepatnya saat gue balik dengan keadaan mood hancur.
Gue menekan bel rumahnya beberapa kali, namun gak ada respon. Hingga di tekanan ke-4 ada seseorang yang membukakan pintu.
"Eh, mas Gery!" Saut Bibi, —pembantu rumah tangga.
"Caca ada, Bi?" Tanya gue se tenang mungkin.
"Oh, mba Kanza nya tadi keluar sama temennya mas."
"Temennya?"
"Iya, temennya. Tinggi nya hampir sama seperti mas Gery."
Gue mengerutkan kening gue.
"Kayaknya mereka ke taman di komplek depan, Mas."
Gue mengangguk ringan seraya pergi meninggalkan Bibi. "Makasih ya, Bi."
Gue membawa motor gue ke taman yang di maksud Bibi.
Oh, dan Bingo!
Apa yang gue lihat?
Gue lihat betapa bahagianya Caca disana. Dengan seorang cowok yang kata Bibi tingginya hampir sama dengan gue. Yang kata Bibi, dia adalah temannya Caca.
Entahlah, gue rasa Bibi bohong.
Karena ini lebih kelihan seperti...... cowok yang deketin cewek, mungkin?
Mata gue gak bisa lepas dari Caca yang terus mengejar bola yang si cowok itu dribble dan bahkan sekarang cowok itu menggendong Caca dengan entengnya lalu mereka tertawa. Sangat bahagia.
Sementara gue duduk diatas motor gue dengan detak jantung yang sangat tidak beraturan, mata memanas, pikiran campur aduk bahkan rasanya dada gue penuh dan sesak.
Mungkin kalo jantung gue bisa ngomong, dia akan mencaci maki gue seperti 'pengecut lo, itu cewek lo dan lo malah diem aja'. Tapi memang benar gue pengecut.
Hingga akhirnya kini mata gue beradu dengan si pemilik manik indah yang selalu gue rindukan, -Caca. Dia natap gue dengan sedikit mengerutkan keningnya.
Hingga di detik kemudian, gue melihat Caca seolah ingin berdiri dan mengejar gue namun tidak karena tangannya tertahan oleh si cowok yang sekarang berhasil bikin dia tertawa bahagia melebihi apa yang gue lakukan biasanya.