Thank you, I’m sorry, I love you even if I give you my everything, it’s not enough.
***
GerySore itu seusai dari kantor, jam 5 sore. Gue menyempatkan waktu untuk pergi ke sebuah toko makanan dan memberi beberapa potong kue kesukaan Caca.
Hingga akhirnya gue sampai di rumah Caca pada jam 6 sore.
Gue belum sempat menekan bel rumahnya, namun saat gue keluar dari Mobil, gue langsung mendapati Caca yang sedang berdiri di teras rumahnya memandangi gue.
Gue menghampiri nya.
"Kok jam 6? Bukannya jam 5 juga udah selesai ya? Sibuk banget apa?" Tanyanya tanpa jeda.
Hingga akhirnya gue mengangkat kantong plastik yang berisi kue kesukaannya.
"Nih, tadi aku beli ini dulu buat kamu." Kata gue sembari menyodorkan kantong plastik itu.
Dia menundukan kepalanya kearah kantong plastik, "ini apa?" Tanyanya polos.
Jelas-jelas itu ada logonya..
"Red velvet cheesecake dari toko langganan kamu. Makanya kesininya lama. Kan jauh." Jelas gue sembari tersenyum.
"Kok tau sih aku lagi pengen ini?"
"Feeling aku kan kuat sama kamu." Jawab gue asal sembari sedikit menggodanya.
"Apaan sih,"
"Gak akan dipersilahkan masuk nih akunya?" Gumam gue basa-basi.
Dia memutar bola matanya malas, "gak. Males." Jawabnya langsung masuk kedalam rumah.
Kenapasih, Ca? Gemes tau..
Gue yang tadi gak dipersilahkan masuk kedalam rumah Caca, langsung saja masuk tanpa memperdulikan diizin kan atau tidak.
Bukan masuk kedalam rumah sih, lebih tepatnya ke kamar Caca.
Gue duduk di sebuah sofa kecil terdiam beberapa saat hanya memandangi beberapa bingkai foto dari kejauhan.
Hingga tak lama setelah itu, Caca masuk kedalam kamar dengan wajah kagetnya.
"Loh, kok kamu disini? Aku kirain pulang gara-gara gak aku izinin masuk?"
"Kan kamu gak izinin aku nya masuk kerumah. Berarti, ke kamar boleh." Jawab gue dengan wajah meledek.
"Kata siapa? Kamar aku kan bagian dari rumah juga!"
"Yaudah, yaudah.. aku pulang.." ucap gue yang mulai bangkit dari duduk gue.
Namun didetik berikutnya Caca tiba-tiba menahan tangan gue, "jangan." Pintanya sambil menatap gue. "Kan aku mau jelasin semuanya.." lanjutnya.
Dia menarik gue untuk duduk disebelahnya. Kita gak ada yang saling bicara saat itu, hanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Entahlah. Lebih tepatnya Caca yang sesekali memandang gue dengan tangannya yang sibuk memainkan tangan gue.
"Gery.." satu kata pertama terucap dari bibirnya.
"Kenapa?"
"Gery aku mau ngomong.."
"Yaudah ngomong aja."
"Masa aku ngomong, mata kamu kemana-mana. Gak liat aku?"
Gue menoleh kearahnya perlahan, "kenapa sayang?" ucap gue membuat dia menunduk, —malu.
"Ih, jangan bilang sayang malu.."
"Yaudah maunya dibilang apa? Baby? Honey? Cinta? Manis?" Tanya gue random yang membuat dia menutup mukanya dengan kedua tangannya sendiri.