Elisa terdiam heran didepan kelasnya pagi itu, pasalnya kelas itu kosong tak berpenghuni.
"Mereka semua memangnya kemana, sih?" Ia menggaruk pipinya bingung.
Salahnya juga sih datang terlambat ke kelasnya, itu akibat ia mengalami insomnia ringan dan tertidur ketika dini hari. Itu sebabnya terdapat hitam samar dibawah kelopak matanya."Kau tahu dimana siswa yang lain?" Sebuah suara mengintrupsi Elisa dari lamunannya. Gadis yang rambutnya hari itu diikat setengahnya saja, menoleh.
"Oh, kau siswa baru itu. Kau juga datang terlambat ya?" Elisa berjalan mendekat, "aku juga tidak mengerti, sebelumnya tidak ada pemberitahuan kalau hari ini sedang kelas diluar."
Kevin atau yang tidak lain Davian itu memperhatikan gadis didepannya sebentar, "bukan hanya kelas ini yang kosong, kelas yang lain juga begitu."
Kening Elisa mengerut, "benarkah? Kalau begitu ayo kita cari yang lain." Ia mulai berjalan yang diikuti Davian ke arah taman, berharap menemukan seseorang untuk mencari tahu apa yang terjadi.
"Kalian terlihat akrab juga ya, ternyata."
Devian dan Elisa menoleh bersamaan ke arah datangnya suara, Julie berdiri disana sambil berkacak pinggang dengan tatapan mengejek.
"Julie, kau dari mana? Dan kemana semua orang? Kenapa hari ini sepi sekali?" Runtutan pertanyaan itu membuat Julie menggeleng dan menepuk pelan puncak kepala Elisa.
"Bertanyalah satu-satu, kau membuatku bingung harus menjawab yang mana dulu."
Elisa terkekeh malu."kenapa hari ini sepi sekali, memang orang-orang kemana sih?" Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar.Julie memandang Elisa dan Davian maklum, "kalian murid baru belum tahu ya? Hari ini adalah ujian kenaikan level bagi kelas emas divisi Knight, dan sepertinya acaranya sudah dimulai."
"Oh begitu, memang dimana mereka melakukan ujiannya?"
"Ikut aku, hei kau ... " Davian menoleh pada Julie dan mengangkat kening kanannya tinggi. "Mau ikut kami menonton pertandingan atau tidak?"
Davian mengangguk dan segera ikut berjalan ketika kedua gadis didepannya berjalan ke arah belakang akademi.
Mereka terus berjalan menyusuri jalan setapak yang berbatu. Disamping jalan setapak berjejer pohon-pohon maple yang gundul tak berdaun. Setelah melewati kantor administrasi akademi, mereka terus berbelok ke kanan ke sebuah hutan yang berada di belakang akademi."Apa yang kita lakukan disini?" Elisa bertanya sembari mengikuti Julie. Dia tidak pernah ke area ini, karena itu dia bingung Julie mengajaknya kesini.
Julie tersenyum padanya. "Tenang saja. Aula tanding berada di hutan tepat dibelakang akademi. Sebentar lagi kita sampai."
Tidak lama kemudian mereka akhirnya tiba di bangunan yang menurut Elisa seperti Colloseum di Italia. Hanya saja bangunan ini terbuat dari kayu dan ukurannya pun tidak terlalu besar namun masih mampu menampung seluruh murid akademi.
Ketika mereka memasuki bangunan tersebut, terdengar sorakan menggema dari dalam bangunan. Elisa terperangah memperhatikan keadaan didalam sana. Ditengah bangunan merupakan lapangan yang lumayan luas dengan dua orang yang saling bertarung.Julie mengajaknya naik kebangku penonton yang ada dibagian tengah. Disana sudah duduk Sarah dengan raut tegangnya menonton pertandingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD PRINCE (Revisi)
RomanceElisa terseret ke dunia penuh sihir dan menjalani takdir sebagai puteri mahkota pengganti. Selain itu ia di hadapkan pada pilihan memenuhi takdirnya atau membuangnya. Nyatanya tidak segampang itu, permusuhan antara dua kerajaan membuatnya ikut ke p...