Chapter 6A

223 27 24
                                    

Pertengahan waktu menuju siang hari, udara di Taebaek cenderung dingin daripada sejuk. Lantaran posisi kota Taebaek yang berada di dataran tertinggi, dibandingkan kota-kota lainnya. Ho Seok pergi ke luar, setelah Nam Joon memberikan kartu akses apartemennya.Ia masih menginginkan Mapo Tofu, kendati udara dingin menggigit permukaan kulitnya.

Berjalan mengelilingi beberapa blok, hingga kepayahan karena bingung tak hafal jalan.Kemudian Ho Seok berhasil mendapati sebuah kedai kecil yang terlihat familier. Gantungan bertuliskan 'open' terlihat menggantung di pintu kedai. Ho Seok sejenak merogoh saku celananya, memastikan dompet dan smart phone miliknya benar-benar berada di sana, lantas melangkah masuk.

"Selamat datang." Sosok di balik pintu itu terkejut. "Oh? Ho Seok-ssi?"

Sosok yang menyambutnya itu adalah Nyonya Cha,membuat beberapa orang disana menoleh kearah Hoseok. Pemuda itu hanya tersenyum, sebelum mendudukkan dirinya di salah satu kursi.

"Selamat pagi, Nyonya Cha. Bagaimana kabarmu?" sapa Ho Seok dengan senyum yang masih menggantung di wajahnya.

"Seharusnya aku yang mengatakan itu, aku khawatir sejak terakhir kali kau kemari dan pingsan seperti kemarin. Apa kau sudah sehat?"

HoSeok mengangguk sebelum menjawab. "Aku sudah lebih baik, aku tidak menyangka kalau Nyonya masih membuka kedai. Justru aku yang khawatir Nyonya akan bersedih."

"Aku memang bersedih Hoseok-ssi, tak ada yang bisa menggantikan Hyo Na di dunia ini. Tapi aku juga tidak bisa larut dalam kesedihan ini. Hyo Na, pasti punya alasan kenapa dia melakukan ... bunuh diri."

Ho Seok mengernyitkan dahinya. "Hyo Na meninggal karena bunuh diri?" Ia memastikan, jika telinganya tidak berkhianat.

Nyonya Cha mengangguk kecil. "Seokjin-ssi yang mengatakannya padaku, Hyo Na bunuh diri."

"Seokjin-ssi?"

"Kepala kepolisian Taebaek." Ho Seok semakin bingung, sebelum akhirnya ia kembali mengarahkan tatapan ke arah Nyonya Cha. Ia terdiam, lantas menggeleng pelan menepis segala prasangka buruk di kepalanya.

"Nyonya Cha, aku mau pesan mapo tofu, nasi, dan kimchi."

"Baiklah. Aku akan membuatnya spesial untukmu, Hoseok-ssi."

"Ah, Nyonya Cha. Jika tidak keberatan, bolehkah kita bicara sedikit tentang Hyo Na?"

"Tentu." Nyonya Cha mengangguk dan pergi meninggalkan Ho Seok yang masih terdiam di mejanya.

Ia melihat ke sekeliling kedai, kemudian tiba-tiba seseorang berseragam polisi lewat. Tanpa sengaja tatapan mereka bertemu, Ho Seok dengan jelas melihat bagaimana wajah lelaki berseragam itu. Pemandangan ini membawa memori pada hari pertamanya di Taebaek. Kala itu, ia sedang berbincang dengan Nam Joon sampai akhirnya seseorang yang berwajah tampan menginterupsi kegiatan mereka. Nam Joon pun mengenalkan orang itu sebagai atasannya. Potongan memori itu seketika buyar bersamaan dengan suara benturan mangkuk yang Nyonya Cha letakkan di atas meja.

"Ini pesananmu," kata Nyonya Cha, "ada apa? Wajahmu terlihat serius?"

Ho Seok buru-buru menampilkan senyumnya. "Nyonya Cha." Ia menunggu perempuan itu duduk terlebih dulu sebelum melanjutkan. "Kepala Polisi Taebaek yang bernama Seokjin itu sudah menjabat berapa lama?"

"Hm, sekitar empat tahun." Ho Seok terlihat mengangguk-angguk paham. "Dia orang yang terkenal di Taebaek. Dia sering datang ke sini dan beberapa kali aku melihatnya berbincang dengan Hyo Na. Katanya, Hyo Na adalah adik tingkatnya yang hebat. Dia juga sempat membeli beberapa lukisan Hyo Na. Ada apa kau bertanya itu, Ho Seok-ssi?"

AUTUMN DAYS [BTS FANFICTION: JHOPE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang