Mengikhlas Yang Lepas

Menjadi Kita.

Aku tak pernah menyangka kau akan menerima segala kekurangan dan menyempurnakan semua ketidak sempurnaanku. Dengan senang hati, kau izinkan aku masuk kedalam labirin tempat kau menyimpan segala rasa. Aku senang berkeliaran disana meskipun akhirnya aku tak tahu jalan pulang. Tak apa, yang terpenting aku bersamamu. Kita berbagi cerita, menuai manisnya kata demi kata, menyembuhkan luka lama yang kita rasa. Aku menyembuhkanmu, dan kau menyembuhkanku.

Bukan lagi kau dan aku. Tapi kita. Yang selalu ada kala salah satu dari kita membutuhkan bahu untuk bersandar, yang selalu bersedia menghapus air yang jatuh dari kelopak mata, yang senantiasa berbagi bahagia. Kita adalah dua insan yang disatukan akibat takdir yang menjelma menjadi kebetulan. Kita bukan kebetulan, tapi takdir. Semesta dan waktu sudah menyiapkan ini untuk kita. Yang aku pertanyakan, apakah kita akan tetap menjadi kita? atau berujung pada pengasingan seperti kisah lama? aku harap tidak. Meskipun kau dan aku baru saja menjadi kita, aku tak ingin kita lenyap dan saling melupakan. Jika kau ingin pergi, silahkan. Aku selalu percaya bahwa sejauh apapun kau pergi, aku selalu kau bawa.  Tetaplah menjadi seperti ini. Menghias hari, mengisi waktu, menabung rindu. Dan jika saatnya tiba, kita pecahkan celengan lalu kita nikmati rasa rindu yang terkumpul.

"Akan ada saatnya kau menemukan sesuatu yang kau cari. Entah itu sejauh langit yang menjulang tinggi, atau sedekat detak jatung disamping hati dan mengalir dalam nadi. Yang harus kau lakukan, hanyalah menyadari keberadaannya".