Manusia Normal.

2.5K 44 2
                                    

Kala itu, bumi baru membuka mata. Pancaran sinar mentari yang masuk melalui celah jendela, memaksa untuk aku segera menamatkan mimpi dan melangkah menjalani kehidupan nyata.
Sebelum kau datang, hidupku hanyalah sebuah rutinitas yang tak pernah berhenti. Bangun pagi, menuntut ilmu, makan, dan tidur. Kalaupun ada kegiatan, hanya bermain musik dan menulis. Hari-hariku hanyalah abu-abu yang tak bermakna namun akan menjadi warna dikemudian hari. Menyebalkan, tapi selalu terselip kebahagiaan yang tak terduga. Tak ada luka, tak ada tangis. Bagiku, itu hanya buang-buang waktu dan tenaga. Hidup terlalu singkat jika aku hanya menghabiskan hidupku dengan sesuatu yang tak kunjung reda. Contohnya, menangisi dia yang pergi.

Aku adalah manusia normal. Yang disibukan dengan pelajaran, serta kegiatan yang menurutku menyenangkan. Membuat kenangan yang mengesankan, menulis kejadian yang aku rasakan, aku alami, dan aku hadapi. Simple, mudah. Tak perlu sibuk mencari gadget, mengabari tiap waktu, meminta izin kala aku akan melakukan sesuatu. Ahh bodoh sekali kalian yang menghabiskan hari dengan kegiatan seperti itu. Kalau aku, lebih memilih menjadi normal. Daripada terlihat bahagia padahal sejatinya menanggung beban yang hadir akibat kekangan yang diciptakan pasangan. Semua orang memiliki mimpi yang harus dinyatakan. Daripada terus menerus mengabari tanpa balasan, mending  mengejar impian. Percaya atau tidak, suatu hari hasilnya akan dirasakan.

"Hidup itu singkat. Sayang jika kau hanya menghabiskan hidup dengan melakukan kegiatan yang tidak kau suka".

Mengikhlas Yang LepasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang