Yang Tumbuh Diam-Diam.

1.5K 34 1
                                    

Setelah banyak menghabiskan luang waktu untuk memikirkanmu, ada sesuatu yang kembali tumbuh setelah sekian lama mati dalam diriku. Aku selalu dibuat gelisah, tak mampu berpikir jernih, semua berisi tentangmu, seketika mendeskripsikan keidahanmu, membayangkan manis senyuman dalam rautmu.

Aku kembali jatuh cinta. Bagiku, jatuh cinta adalah sebuah rasa yang tak memiliki arti. Jatuh cinta hanya indah diawal, lalu hilang begitu saja seiring dengan perputaran waktu. Disaat aku sedang merasakkan jatuh cinta terhadapmu, aku berusaha mengontrol diri supaya aku tidak terluka kembali. Sialnya, aku tidak bisa. Rasa ini tumbuh diam-diam. Mengisi kosong diantara dingin malam yang mencekam, masuk kedalam pikiran ketika mata akan terpejam, dan saat aku sadar, rasa itu seolah berada di titik paling dalam.
Setiap waktu aku memutar pola pikirku. Akan ku apakan rasa yang tumbuh diam-diam ini. Apakah ku nyatakan? atau, aku diamkan? Kalau aku nyatakan, aku harus bersiap diri. Aku yang seadanya ini, jauh dari kata mungkin untuk menjadi milikmu. Aku selalu bercermin, aku ini apa? Jauh dari kata sempurna. Sedangkan, kalau rasa yang tumbuh diam-diam ini aku pendam, aku akan mati akibat tenggelam oleh rasa yang tak pernah berhenti pasang. Menyebalkan memang. Berada diantara dua kondisi yang jika dipilih salah satu, aku dihadapkan dengan konsekuensi.

Aku berkesimpulan, baiknya, aku pendam dulu tapi, tidak terlalu lama. Jika sudah saatnya, baru aku nyatakan. Karena disaat aku memendam, disitu pula aku menyiapkan diri dari penolakan yang akan terasa menyesakkan.

"Aku terlalu penakut untuk mengungkapkan. Dan kau, tak pernah peka untuk menyadari".

Mengikhlas Yang LepasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang