Sesuai rencana, Devan membawa Kina ke tempat di mana ia akhir-akhir ini menghabiskan waktunya. Tempatnya tidak jauh dari sekolah mereka. Hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit dengan berjalan kaki. Letak tempat itu yang agak menjorok ke dalam dan berada di salah satu ujung lorong-lorong yang ada di areal pertokoan membuat Kina tidak mengetahui tempat itu sebelumnya.
Kina dan Devan sudah berdiri di depan sebuah bangunan tua. Ada puluhan manula yang tak berkeluarga lagi tinggal di sana.
"Ini tempat yang aku maksud," ujar Devan
"Panti jompo? Jadi, selama ini kamu buat lagu dan nyanyi untuk mereka?" tanya Kina tak percaya. Devan hanya menjawab dengan anggukan.
"Aku terharu banget waktu seseorang bawa aku ke sini dan waktu aku mulai nyanyi, aku lihat binaran bahagia di mata mereka yang belum pernah aku lihat sebelum ini. Aku jadi ingat sama nenekku. Aku bayangin betapa kesepiannya hidup mereka di sini. Terus aku putusin untuk berbuat sesuatu supaya mereka terhibur dan binaran itu tetep ada di mata mereka. Itu buat hati aku jadi terasa lebih ringan." Devan terus saja berceloteh, sementara Kina yang berdiri di sebelahnya hanya bisa mematung.
"Devan!" panggil seorang kakek ke arah Devan, membuyarkan lamunan Kina. Ia melihat ada seorang kakek yang seluruh rambutnya sudah memutih melambaikan tangan ke arah mereka.
"Kakek Surya!," gumam Devan sambil menghambur ke arahnya.
Kina belum pernah melihat wajah Devan yang seriang itu. Saat itu hatinya merasa yakin kalau inilah jalan yang sudah dipilih oleh temannya dan jalan yang dipilih Devan inilah yang akan membuatnya bahagia. Hal itu membuat Kina tak berniat sedikit pun untuk menginterupsi keputusan sepihak Devan menolak proyek lagu dengan perusahaan rekaman.
"Kamu gak dateng sama Galang?" tanya kakek yang dipanggil kakek Surya oleh Devan.
"Galang?" gumam Kina lirih.
"Enggak, Kek. Aku dateng sama temenku yang lain," jawab Devan lalu menoleh ke arah Kina dan memanggilnya.
Masih dengan wajah yang keheranan Kina mendekati mereka. Ia sama sekali tidak fokus pada apa yang kedua orang itu bicarakan. Pikirannya hanya terfokus pada pertanyaan yang menari-nari di benaknya.
Apa hubungan Galang dengan semua ini?
🍭🍬🍭
"Kakek Surya itu dibuang sama keluarganya. Kasihan dia. Anak yang udah dirawatnya dari kecil malah membuangnya ke panti jompo," cerita Devan saat mereka pergi meninggalkan panti jompo itu.Hati Kina terenyuh, tetapi fokus pikirannya masih pada kenyataan kalau Galang ada hubungan dengan semua itu. Ia pun memberanikan diri menanyakan hal itu pada Devan.
"Apa Galang, orang yang bawa kamu ke panti ini?"
Devan menghentikan langkahnya sejenak, membuat Kina menoleh ke arahnya dengan penasaran. "Kamu gak akan bilang sama dia kalau aku cerita tentang hal ini, kan?" tanya Devan dengan wajah cemas. Kina langsung merasa ada yang tidak beres di antara mereka. "Galang larang aku untuk cerita ke siapapun."
"Kamu bisa percaya aku." Kina tersenyum, berusaha meyakinkan Devan.
"Waktu aku lagi patah hati dan ngerasa nyesel udah nolak proyek itu, Galang ngajak aku ke tempat ini. Dia bilang kalau lagu-lagu yang kubuat masih bisa diterima orang lain tanpa melalui perusahaan rekaman. Lambat laun itu malah jadi bikin aku tambah semangat. Lagian, bukannya aku selama ini enggak pernah mempermasalahkan apakah laguku bisa terkenal atau enggak. Masih ada kamu sama Arvin yang menjadi pembaca setia lirik-lirik yang aku buat. Itu udah cukup buatku." Devan mengakhiri ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy Crush
Fiksi RemajaGalang Adyatma dan Akina Caramelia telah menjadi musuh besar sejak pertama kali mereka duduk di bangku SMA. Semuanya berubah ketika muncul murid baru pindahan dari Jepang bernama Kenzie. Kedekatan Akina dan Kenzie yang sama-sama memiliki darah camp...