6. Antara Rasyid dan Isyarat Hatinya

404 14 0
                                    

Kini hari yang dinantikan oleh mika telah tiba. Hari dimana ia akan meninggalkan rumah dan sekolahnya, yakni kemah PMR yang dilakukan untuk menyambut seluruh anggota baru termasuk dirinya.

Tidak banyak siswa-siswi yang minat akan ekskul PMR. Begitupun dengan murid kelas satu yang jumlahnya mungkin bisa dihitung menggunakan jari. Juga sebenarnya Mika tak berminat untuk masuk dikarenakan teman sekelasnya tak ada yang ikut. Hanya saja yang mengajaknya langsung adalah sang pujaannya, maka tak ada temannya yang ikut, itu bukan lagi masalah.

Semua siswa siswi yang ikut masuk dengan tertib ke dalam bis dan mulai mencari tempat duduk yang nyaman untuk mereka. Begitupun Mika yang kini tengah duduk di kursi baris ke tiga dari depan tepatnya disebelah jendela. Setiap kali akan berpergian menaiki mobil ataupun bis dan semacamnya ia akan memilih duduk di tempat yang bersebelahan dengan jendela karena menurutnya posisi itu sangat nyaman.

"Gue duduk disini. kursinya udah full semua" tak ada angin tak ada hujan entah mimpi apa Mika semalam hingga Rasyid tiba-tiba datang duduk di sebelahnya sekarang.

"Eh iya" ucap Mika berusaha tak peduli.

Kini bis yang mereka naiki telah berlalu meninggalkan sekolah menuju lokasi perkemahan yang letaknya agak jauh. Kira-kira butuh waktu tiga jam untuk sampai disana.

Selama perjalanan, untuk menghilangkan rasa bosan ada yang menghabiskan waktunya dengan mendengarkan musik. Ada yang asik bermain game. Ada yang ngemil, juga ada yang tidur. Sedangkan Mika dia malah asik melihat ke luar jendela.

"Kak Radith ada nitipin sesuatu buat gue?" tanya Rasyid melepaskan earphone miliknya lantas melihat ke arah Mika menunggu jawaban dari pertanyaannya namun tak ada respon dari gadis di sebelah kirinya itu.

"Ada atau nggak?" tanya Rasyid sekali lagi namun tetap tak ada respon dari Mika. Ia pun menepuk bahu kanan gadis yang tengah membelakanginya itu.

"Eh?" Kaget Mika.

"Kak Radith ada nitip sesuatu?" Tanya Rasyid mengulang pertanyaannya. Sadar akan tingkah Mika yang tak seperti biasanya, membuat hatinya berbisik ada yang aneh.

"Eh iya ada" jawab mika lalu mulai menggeleda isi tasnya. Dicarinya sebuah botol hitam mungil yang dititipkan kakaknya tadi untuk Rasyid. Entah apa isinya, ia tak mengetahui.

"I-ini kak" ujar Mika sedikit gugup menyodorkan botol mungil itu. Sebenernya sedari tadi ia sedang berusaha mati-matian untuk menghiraukan nafsunya yang ingin bertegur sapa dengan pria disebelahnya.

"Makasih" tutur Rasyid lantas memasukan botol mungil itu ke dalam tasnya.

Sebenarnya Mika sangat penasaran dengan apa yang ada di dalam botol itu. Tapi kata kakaknya ia tak perlu tahu dan bertanya langsung pada Rasyid. Hal itu malah membuatnya semakin penasaran. Tapi apa boleh buat ia sudah berjanji pada sang kakak dan tak boleh melanggarnya.

***

Hamparan rumput hijau luas terpampang nyata di depan mata. Kini mereka telah sampai di lokasi kemah. Satu persatu dari mereka mulai turun. Begitu pun dengan Mika yang ikut turun kala pria di sebelahnya telah beranjak.

Setelah obrolan singkat mengenai titip menitip, tak ada lagi kata yang terlontar dari dua insan itu. Hanya diam yang terdengar dari keduanya. Karena mereka sibuk beradu dengan pikiran masing-masing.

"Oke semuanya, kalian bisa membangun tenda sekarang bersama teman seregu" jelas bu Desy guru pembimbing ekskul PMR setelah membacakan daftar nama regu.

"Mika kan?" tanya seorang gadis dengan balutan kerudung berwarna coklat

"Eh iya"

"kenalin aku Rifa dan dia Nadin" Ujar gadis cantik itu memperkenalkan dirinya juga temannya dengan sangat ramah.

Tetangga Idaman Hingga Jannah Where stories live. Discover now