Prolog

503 29 14
                                    

Kenapa saat kita berfikir dan meminta untuk tidak kembali, kenapa malah sebaliknya yang terjadi? - Sandra

Happy Reading!

***

"Hey kamu!"

Suara teriakan itu menbuat Sandra terkejut dan terhenti seketika. Usahanya untuk tidak ketawan saat terlambat OSPEK gagal dan sepertinya sebentar lagi ia akan di hukum. Tangan dan kaki Sandra menjadi gemetar dan tidak tahu harus apa, ia cuma bisa tersenyum terpaksa dan menerima keadaan

"Kenapa terlambat?" tanya seorang senior perempuan berkuncir kuda dengan tatapan galak dan sinis terhadap Sandra

"Macet," jawab Sandra

"Aturan kalau macet. Datengnya cepetan dikit dong, gak tau ini hari apa?" celotehnya lagi

"Hari senin. Tau kok, gue gak buta hari" jawab Sandra pelan

Senior itu hanya tertawa sambil mengganguk-angguk paham "Gak tau kalau hari ini adalah hari pertama OSPEK ? mau gak mau ya, lo harus terima hukuman" ucapnya santai

"Len, sini-sini. Akhirnya ada umpan juga buat dihukum" teriaknya kencang menbuat semua senior yang berada disana langsung menghampiri Sandra. Perempuan itu terdiam bingung disana dan terima apa adanya yang akan mereka lakukan, walaupun sedikit kesal dan malas untuk melakukan nya

Salah satu dari mereka bertiga menatap Sandra, dan langsung membisikan sesuatu ditelinga seorang senior yang bernama Lena.

"Lo harus lari dari sini, terus kesana, terus kesana, kesana lagi, terus terakhir disini. Selama lima putaran. Gimana, enteng kan?" ucap Lena

Sandra melongo dan menghela nafasnya "Gila! Dikira ga luas kali ya?" Ocehnya sendiri dalam hati

"Gak ada hukuman lain kak?" tanya Sandra menanyakan satu pilihan yang lebih enteng lagi untuknya

Ketiga senior itu langsung berdiskusi dan berbisik-bisik apa hukuman yang pantas Sandra dapatkan. Ketiganya tertawa kecil saat mendiskusikan nya

"Seriusan nih emang bisa?" tanya Rahma

Lena terdiam sebentar dan langsung menepukan tangan "Sat, sini!" panggilnya kencang kearah laki-laki yang sedang sibuk berbicara dengan MABA diarah kanan. Mata Sandra membelak saat melihat lelaki itu berjalan mendekat kearahnya, Sandra langsung memalingkan wajah dan berusaha agar lelaki itu tidak melihat bahkan mengenalinya

"Dia ini terlambat Sat, dikasih hukuman bilangnya gak ada hukuman lain. Enaknya diapain nih?" ucap Lena lagi

"Jadi kita udah mutusin. Gimana kalau kita kasih tantangan dia, nembak lo. Lo kan jomblo nya akut banget, kayaknya harus ada seseorang yang mendampingin lo deh" jawab Sarah

"Bagus kan biar hidup lo gak ngenes-ngenes banget deh" sambung Lena

Lelaki itu langsung menoleh kearah Sandra yang memalingkan wajahnya. Seperti mengenal Sandra dan pernah bertemu sebelumnya.

"Kalau ngomong sama orang tuh, liat muka nya dong. Lo pikir kita ngomong sama angin?" celoteh Sarah kesal

Tangan lelaki itu segera membalikkan pipi Sandra yang sedari tadi tidak melihat kearahnya, sedikit terkejut melihat Sandra dan menjadi salah tingkah sedikit. Mata mereka berdua kembali bertemu dan saling bertatap sebentar

"Cepet lakuin sekarang!" pinta Lena dengan nada tinggi

Sarah mengambil microphone dan mengumpulkan semua MABA sekaligus senior di lapangan tempat ia berdiri

"Sini dong guys, mau ada mahasiswi yang ngejalanin hukuman. Masa gak ada yang mau tau sih?!" ujar Sarah membuat semuanya langsung berkumpul dan penasaran

Sandra hanya menunduk malu. Jantungnya menjadi deg-deg'an karena ia bertemu lelaki itu lagi, seseorang yang pernah ada dimasa lalu nya.

Dihari ini, sampai seterusnya. Sepertinya Sandra akan selalu bertemu dengan lelaki itu. Lelaki yang sekarang kehadiran nya tidak pernah Sandra harapkan, tapi nyatanya takdir mengingin kan mereka bertemu dan kembali dengan cara yang berbeda.

Lelaki itu

dia

Satria.

***

Satria PoV'S

Satria sedang asik berbicara dengan Aziz, dan Galih yang merupakan senior OSPEK tahun ini. Mata Satria menatap lekat kearah perempuan yang sedang di introgasi dengan Sarah, Lena dan Rahma. Lelaki itu seperti merasakan de javu seperti pernah mengenal dan bertemu sebelumnya. Mungkin dia hanya seseorang yang mirip dengan perempuan di masa putih abu-abunya

"Sat, sini!" panggil Lena kencang kearahnya

Satria langsung melangkahkan kakinya. Dari kejauhan, ia menyadari kalau perempuan itu tiba-tiba saja memalingkan wajahnya. Aneh.

"Dia ini terlambat Sat, dikasih hukuman bilangnya gak ada hukuman lain. Enaknya diapain nih?" ucap Lena lagi

"Jadi kita udah mutusin. Gimana kalau kita kasih tantangan dia, nembak lo. Lo kan jomblo nya akut banget, kayaknya harus ada seseorang yang mendampingin lo deh" ucap Sarah

"Bagus kan biar lo gak ngenes-ngenes banget deh" sambung Rahma

Rasa penasaran sangat menghantui fikiran Satria kali ini. Tangan nya langsung memegang pipi nya dan membalikkan agar perempuan itu tidak membelakangi nya. Kaki nya seketika lemas saat melihat siapa perempuan itu, bahkan detak jantungnya yang normal berubah menjadi cepat layaknya sedang lari marathon.

Mata mereka berdua bertemu seakan mengatakan hal yang sama.

"Kenapa harus bertemu lagi?" batin Satria

Sarah sedang mengumpulkan semuanya untuk ketempat dimana mereka semua berdiri. Satria terus menatap kearah Sandra yang terlihat sangat gugup dan tidak tau harus apa.

"Gu-gue, lari aja lima putaran" ucap Sandra terbata-bata

Lari?

"Lo suruh lari kemana tadi Len?" tanya Satria

"Gak jauh-jauh ko. Dari sini sampai sanaaaaa terus balik kesini. Lakuin cuma lima putaran" jawab Lena dengan gigi pepsodent nya

Satria langsung menatap mata Sandra "Jangan suruh lakuin itu. Lakuin yang lain" bela Satria tiba-tiba

"Oh, jadi lo beneran mau di tembak?" sambar Sarah

"Cepat lakuin." pinta Satria kepada Sandra. Mata Satria tidak ada hentinya menatap Sandra yang sedang tertunduk malu didepan nya

"TEMBAK. TEMBAK, AYO DONG DITEMBAK" seru semuanya ikut meramaikan hukuman Sandra. Perempuan itu hanya terdiam, semua tubuhnya gemetar dan deg-deg'an

"Cepat bicara, Sandra. Gue mau dengar kata itu dari mulut lo sendiri" gumam Satria tiba-tiba, membuat semuanya terdiam dan menoleh kearah Satria itu bingung.

"Sandra? lo kenal sama perempuan ini?" tanya Lena yang ternyata menyadari ucapan Satria tadi

"Kenal. Sangat kenal, bahkan sampai sekarang dia gak pernah hilang sedikit pun dari fikiran gue." jawab Satria yang terus-terusan menatap Sandra

Semuanya ikut terkejut karena perilaku Satria, drama apa ini?

Satria memegang tangan kanan Sandra "Apa perasaan itu. Masih ada?" tanya nya

***

Pengen buat aja gitu ini ceritanya. Wkwk, jangan lupa votement nya thanks!

Seru ga? greget ga?

BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang