Delapan

253 26 4
                                    

-- Jangan menyia-nyiakan yang ada, karena kamu akan merasa sesuatu yang hilang nanti nya. --

Happy Reading

"Woah... Gila, i like it---"

"Teh Lilis tau gak, saya makan bakwan teteh jadi kepengen bawa teteh kepelaminan deh..."

"Anjrit! kalah lagi"

"Woah, gila. Si Viky nge-grebek Angel Lelga, rame banget. Liat dah seru banget"

"Euh, si Nando mah matanya lirik ke sana mulu euy. Gak mau tau apa ya tentang hot gosip kali ini---"

Nando tidak perduli ocehan teman nya itu, tangan nya sedari tadi memegangi pipi yang lebam akibat bertengkar dengan Satria tadi. Tapi rasa sakit itu hilang saat melihat pemandangan didepan nya ada Sandra

Sedari dulu, Nando jarang sekali melirik perempuan. Tapi pertama kali bertemu dengan Sandra membuat rasanya seperti berbeda. Apalagi Nando yang merekam sekaligus menyaksikan Sandra saat dipermalukan. Tadinya Nando ingin menolak, tapi apa daya ia disuruh merekam semuanya tanpa ada yang ketinggalan

Baru kali ini Nando merasa kasihan dengan seorang perempuan. Apalagi kalau melihat perempuan menangis. Seumur hidupnya, melihat air mata bunda yang jatuh saja tidak kuat.

Lelaki itu tidak perduli kalau nyatanya Satria juga melihat kearah Sandra juga. Intinya wajah malu-malu Sandra saat dilihati keduanya membuat Nando jadi deg-deg'an

Nando melihat dari kejauhan kalau Sandra didekati dengan seseorang disana. Mata Nando masih memantau dari sini

"Lo yang namanya Sandra?" tanya seorang perempuan dihadapan Sandra. Suarahnya terdengar sampai ketempat Nando. Membuat teman Nando yang berada disana menjadi diam seketika. Dengan tatapan yang ketus dan sinis melihat Sandra. Mata Sandra melirik perempuan itu dari atas sampai bawah, sepertinya kakak ini adalah senior, bukan mahasiswi baru seperti nya

Sandra mengangguk "Kenapa ya kak?"

"Jauh-jauh dari Nando..." Sandra mengerutkan dahinya

"Dia punya gue." ucap perempuan itu dengan berani

"Ngarep." Perempuan itu langsung tersentak kaget melihat kehadiran Nando ada disini.  Sejak kapan?

"Mau sama lo aja, ogah" tambah Nando ketus

"Kamu kok gitu Nan, kenapa kamu gak pernah ngelirik aku sedikit pun sih..." ucap perempuan itu sedih

"Ngelirik lo itu gak ada bagusnya, Ca" jawab Nando ketus

Perempuan itu mendengus "Mendingan aku daripada Sandra-Sandra ini. Kamu buta ya"

"Enggak lah. Menurut gue, lo sama Sandra itu jauh. Kayak uang seratus ribu sama seratus perak. Dia berharga buat gue, sedangkan lo udah gak ada apa-apa sama gue Ca. Gapenting"

Deg, Sandra terkejut mendengar ucapan lelaki dihadapan nya itu.

Pedas sekali bunggg

Air mata perempuan itu jatuh, "Kamu jahat banget Nan" gumamnya

"Ya, seharusnya orang jahat dibalas dengan sedikit kejahatan. Apalagi mulut lo yang kayak cabai itu, ya gue bales sepedes sambel terasi buatan emak gue."

Nando, masih aja bercanda. Celoteh Sandra kesal dalam hati

"Pergi dari sini." ucap Nando mengusir kehadiran Caca sekaligus tiga kurcaci nya "Yang jauh ya... Soalnya sepet banget gue liat orang yang ngancem-ngancem dan ngaku-ngaku gitu"

Sandra terdiam, berbeda sekali cara berbicara lelaki itu dengan Sandra.

"Kamu gak usah takut sama perempuan itu, apalagi turutin dia. Gak baik" gumam Nando saat Caca sudah menjauh dari mereka

"Omongan lo itu, gak diasah dulu apa? Kasian dia nya. Emang ya cowok gak tau diri" tanya Sandra ketus, Sandra merasa karena diri nya itu kak Caca jadi dipermalukan dengan Nando

"Ya, biarin aja. Emang harus digituin" jawab Nando santai. Tangan kekar Nando langsung menarik Sandra jauh dari sana dan membawa perempuan itu kedalam UKS

"Pipi saya lebam gara-gara pacar kamu itu," Sandra tidak perduli, ia ingin keluar dari sini, tapi tangan Nando terus mencegahnya

"Obatin dulu. Tanggung jawab, kalau gak saya buat pacar kamu itu masuk rumah sakit nih,"

"Dia bukan pacar gue!" jawab Sandra kesal

"Berarti saya bisa dong jadi pacar kamu." Sandra hanya diam dan tidak merespon

"Obatin saya, atau gak kamu jadi pacar saya sekarang."

"Gila!"

"Karena kamu sih,"

"Obatin apa jadi pacar saya? dan setelah itu saya beritahu semua nya agar semuanya tau, terutama Satria..."

Sandra mendegus kesal "Yaudah. Gue obatin" ucapan perempuan itu membuat Nando langsung cengar-cengir dan terduduk dikasur yang telah disediakan di UKS

"Aw," ringis Nando bercanda saat Sandra ingin menyentuh pipi nya dengan sebuah alkohol untuk mengobati lebam Nando

"Paansi. Gue belum megang juga"

"Apasih, kepedean. Saya aw bukan karena itu"

"Ya, ya terserah."

"Tanya dong saya aw kenapa"

"Kurang kerjaan banget"

"Yaudah, saya infoin nanti keseluruh MABA kalau kamu adalah pacar saya sekarang"

PEMAKSA. batin Sandra

"Yaudah, kenapa"

"Saya aw, soalnta saya kaget, kenapa bisa ada bidadari secantik ini sih didepan saya" Sandra mendengus mendengar rayuan gombal lelaki itu

Sandra sudah tau kalau lelaki itu akan bicara seperti itu. Mungkin Nando saat kecilnya bukan diberi nasi, tapi diberi micin. Jadinya seperti ini

"Makasih ya" Sandra mengangguk dan membereskan semuanya

"Baru kali ini saya diobatin sama cewek selain bunda."

"Gak nanya!"

"Saya cuma cerita"

"Seharusnya kamu beruntung"

"Beruntung buat apa?"

"Karena saya suka sama kamu."

"Ya ya ya."

"Seharusnya kamu gak menyia-nyiakan apa yang saya lakukan"

"Berisik banget sih, ngoceh terus?!"

"Karena saya yakin. Kamu bakalan merindukan saya kalau saya gak akan ada lagi---"

Sandra terdiam...

***

Kok makin gak danta ya? wkwk, makasih yang udah vote hehehe

BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang